Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memanfaatkan forum Majelis Umum PBB untuk menyampaikan pandangannya soal perubahan iklim, migrasi, hingga peran PBB sebagai lembaga internasional.
Dalam pidatonya yang berdurasi hampir satu jam, Trump menyebut gagasan perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia sebagai "penipuan terbesar sepanjang masa". Ia juga mengatakan bahwa energi terbarukan merupakan sebuah "lelucon".
Penolakan Trump terhadap perubahan iklim bertentangan dengan konsensus ilmiah yang diterima banyak pihak bahwa bahan bakar fosil dan perubahan iklim akan memiliki dampak menghancurkan bagi lingkungan dan manusia.
Trump juga menuduh negara-negara lain melanggar aturan soal polusi, meski Amerika Serikat sendiri masih menjadi salah satu pencemar terbesar di dunia.
Bahas migrasi hingga pertanyakan peran PBB
Presiden AS itu kembali mengkritik kebijakan migrasi dengan perbatasan terbuka. "Imigrasi dan biaya tinggi dari energi hijau yang katanya ramah lingkungan sedang menghancurkan sebagian besar dunia bebas dan planet kita. Negara-negara yang menjunjung kebebasan mulai memudar," kata Trump.
"Kita butuh perbatasan yang kuat dan sumber energi tradisional jika ingin menjadi hebat kembali," ujarnya saat menutup pidato yang berlangsung hampir satu jam, jauh melebihi batas waktu 15 menit yang diberikan untuk setiap pembicara.
Trump juga mempertanyakan tujuan keberadaan PBB, dengan mengatakan bahwa lembaga tersebut memiliki "potensi besar" yang belum terwujud.
"Kata-kata saja tidak menyelesaikan perang," katanya, seolah menuduh PBB tidak bertindak, sambil mengklaim telah menyelamatkan jutaan nyawa dengan menghentikan tujuh perang, meski ia tidak menjelaskan perang mana yang dimaksud.
Dalam rangkaian pernyataan yang mencakup kebugaran fisik dirinya dan istrinya, kepemilikan properti, serta desain interior, Trump juga melontarkan candaan soal teleprompter yang sempat macet di tengah pidato.
Iran hingga negara sekutu tak luput dari kritik Trump
Trump mengecam Iran sebagai "sponsor utama terorisme dunia", dan menyalahkan Teheran atas berakhirnya kesepakatan nuklir yang sebenarnya ia tinggalkan di masa jabatan pertamanya.
Ia juga menyerukan agar Hamas membebaskan sandera Israel yang diyakini masih ditahan di Gaza, seraya menambahkan bahwa "perang di Gaza harus dihentikan." Namun, ia mengkritik negara-negara Barat yang baru-baru ini mengakui negara Palestina, dengan menyebut langkah tersebut sebagai "hadiah" untuk Hamas.
Trump juga menuding Cina dan India mendanai perang di Ukraina karena masih menjalin bisnis dengan Rusia, serta mengkritik sekutu Eropa yang masih membeli minyak dan gas dari Rusia.
Ia menyebut "migrasi tak terkendali" sebagai masalah terbesar saat ini, dan menuduh PBB mendanainya, meski tidak memberikan bukti atas klaim tersebut.
Artikel ini diadaptasi dari bahasa Inggris
Diadaptasi oleh Felicia Salvina, Tezar Aditya
Editor: Hani Anggraini
Simak Video 'Trump Sindir Negara yang Akui Palestina di PBB: Hadiah Bagi Hamas':
(ita/ita)