Kisah duo 'Exxon' ini berawal ketika seorang ibu datang ke kantor Mobil Cepu Limited (MCL), anak perusahaan ExxonMobil di Blok Cepu. Dia menanyakan rencana pengiriman katering bagi pekerja MCL.
Para pegawai MCL bingung campur kaget, karena selama ini, pihaknya tidak pernah memesan katering. Setelah diusut, mereka memastikan perempuan itu jadi korban penipuan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang tak mau diketahui identitasnya karena malu itu, tak menyerah. Dia menunjukkan surat keterangan berkop. Para petugas MCL geli, karena kop surat tersebut tidak bertuliskan ExxonMobil, tapi EksonMobil.
Sebelum meninggalkan kantor MCL, perempuan itu menceritakan bahwa dia bertemu seseorang di terminal dan meminta memberi makanan sebagai sampel bagi pekerja di Blok Cepu. Karena tertarik, perempuan itu memberinya beberapa kali.
Terakhir, sang penipu meminta uang sekitar Rp 350 juta sebagai jaminan bahwa perempuan itu sanggup menyiapkan katering bagi pekerja Blok Cepu. Tanpa dinalar, perempuan itu rela mengeluarkan uang sebesar itu. Sang penipu memberinya surat keterangan yang berkop EksonMobil tadi.
Karena merasa prihatin, pihak MCL sempat menelusuri kasus tersebut. Ternyata, sampel makanan tidak dikirim ke MCL, tapi ke sebuah panti asuhan.
"Pihak panti asuhan heran kok ada kiriman makanan beberapa kali. Ternyata makanan itu berasal dari penipu," kata Rexy sembari tersenyum.
Semenjak eksplorasi mulai giat dilakukan, penipuan memang marak di kawasan Blok Cepu. Pihak MCL sering didatangi orang untuk menanyakan hal-hal yang sebetulnya bukan bagian kerja MCL. Kabarnya, penipuan sudah menjalar ke daerah-daerah lain atas nama ExxonMobil. (try/djo)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini