Kamis sore sekira pukul 17.00 WIB, 27 November 2025, Susi Susanti sedang berkumpul dengan dua anaknya di ruang tengah rumahnya saat galodoh (banjir bandang) menerjang kampungnya di Nagari Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembahan, Sumatera Barat. Wanita berusia 43 tahun itu baru saja pulang dari SMP Negeri 3 Selareh Aia.
Susi sehari-hari berjualan di kantin sekolah yang tak jauh dari rumahnya. Ia baru bersiap pergi ke pasar untuk membeli keperluan jualannya.
"Saya baru pulang jam 4 sore waktu itu. Tadinya mau pergi ke pasar buat beli-beli keperluan dagangan," kata Susi saat ditemui detikcom di kantin sekolah, Kamis (4/12/2025).
Hujan deras membuatnya menunda pergi ke pasar. Baru saja beristirahat, ia dikejutkan dengan suara gemuruh yang begitu kencang.
Suara gemuruh itu mengagetkannya. Di tengah hujan yang masih deras, Susi dan kedua anaknya berlari keluar rumah.
"Kami kaget dengar suara gemuruh tuh, tak sempat ambil payung pun," ucapnya.
Seketika gelap, lampu mati. Suasana sunyi, senyap.
"Langsung putus listrik sore itu," katanya.
Di saat bersamaan, Susi mendengar warga berteriak 'galodoh'. Dengan hati yang diliputi kecemasan, Susi dan dua anaknya itu lari sekuat tenaga menuju ke dataran yang lebih tinggi.
"Kami keluar. Lalu kami dengar ramai orang teriak-teriak 'Galodoh....galodoh... galodoh'. Kami lari ke sekolah menyelamatkan diri," imbuhnya.
Peristiwa itu meninggalkan trauma bagi Susi. Suara helikopter yang datang ke lokasi membuatnya teringat akan galodoh.
"Seperti helikopter suaranya. 'Gurudug...gurudug...gurudug...werrr' macam heli lah suaranya. Makanya waktu datang heli tuh kami kaget, kami keluar, kirain galodoh," kisahnya.
Dua hari pascabencana, kampung Susi terisolir. Susi tak bisa ke mana-mana lantaran galodoh telah memutus akses jalan.
Susi baru merasa tenang pada Minggu (30/11) ketika tim dari Polda Riau datang ke lokasi. Susi dihubungi oleh kepala sekolah yang memintanya untuk membuka gerbang.
"Saya ditelepon biasa (telepon via GSM) disuruh buka pintu sekolah, mau adanPolda Riau buat posko. Saya lega karena ada polisi datang, kami merasa tenang karena polisi pasgi bantu kami," tuturnya.
Diketahui, Polda Riau mengirimkan 290 personel BKO untuk membantu proses evakuasi dan penanganan pascabencana di wilayah yang terdampak bencana di Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Tak hanya mengirimkan personel, Polda Riau juga membawa bantuan logistik, water treatment, hingga Starlink untuk memulihkan jaringan internet yang terputus.
Simak juga Video: Jeritan Warga Korban Banjir Bandang Sumatera
(mea/dhn)