Operasi Zebra 2025 telah memasuki hari ketujuh (H7). Korlantas Polri mencatat total 548.324 perkara penindakan pelanggaran lalu lintas, yang menunjukkan stabilitas pelaksanaan operasi selama sepekan penuh.
Kakorlantas Polri Irjen Agus Suryonugroho menegaskan bahwa penegakan hukum harus perjalan profesional. Sesuai dengan arahan Kapolri Jenderal Listvo Sigit Prabowo, tujuan utama dari Operasi Zebra 2025 ini adalah menciptakan keselamatan jalan menjelang libur Natal dan tahun baru, dengan fokus utama pada edukasi, pengawasan, dan penegakan hukum berbasis data.
"Penegakan hukum harus tetap konsisten, transparan, dan menjaga etika pelayanan publik," kata Irjen Agus Suryonugroho kepada wartawan, Senin (24/11/2025).
Skala penindakan H7 ini didominasi oleh teknologi dan pendekatan humanis. Penindakan berbasis digital melalui ETLE statis mencatat 50.624 perkara, dan ETLE mobile menyumbang 45.203 perkara. Sementara itu, teguran menjadi komponen terbesar dengan angka 444.578 perkara, menunjukkan interaksi langsung petugas melalui edukasi di tempat.
Di sisi lain, kegiatan pembinaan masyarakat (preemtif) dan pencegahan (preventif) terus diperkuat, menunjukkan operasi berjalan seimbang. Total kegiatan Binluh (pembinaan dan penyuluhan) H7 mencapai 131.719 kegiatan. Skala edukasi visual diperluas dengan penyebaran dan pemasangan media keselamatan mencapai 1.266.938 kegiatan, terdiri atas 645.439 leaflet dan 570.653 stiker.
Irjen Agus menekankan bahwa pembinaan yang masif akan membentuk budaya keselamatan. Dia meminta frekuensi kegiatan preemtif dijaga karena masyarakat membutuhkan pengulangan pesan keselamatan agar tercipta kesadaran yang stabil dan berkelanjutan.
Adapun giat preventif mencapai 1.186.008 kegiatan. Turjawali menjadi aktivitas terbesar dengan total 744.259 kegiatan. Kegiatan ini didukung 27.729 ramp check terhadap pengemudi bus dan truk.
"Pencegahan yang konsisten akan mengurangi potensi risiko sebelum pelanggaran terjadi," ujarnya.
Langkah penindakan, lanjut Irjen Agus, juga berfokus pada kegiatan yang mengancam keselamatan umum, seperti balap liar. Kegiatan penertiban balap liar pada H7 mencapai 691 kegiatan, menunjukkan tingginya intensitas pengawasan malam hari.
Selanjutnya, kegiatan perlindungan pejalan kaki mencapai 1.866 kegiatan. Personel ditempatkan langsung pada lokasi dengan arus pejalan kaki tinggi, seperti sekolah, pasar, terminal, dan pusat kota, menunjukkan perhatian khusus terhadap kelompok rentan.
"Penanganan balap liar dan keselamatan pejalan kaki harus dilaksanakan dengan pengawasan yang disiplin dan pola patroli yang tepat," kata mantan Wakapolda Jateng ini.
Irjen Agus juga meminta agar keselamatan pejalan kaki menjadi prioritas harian karena kelompok ini memiliki kerentanan yang tinggi.
Irjen Agus menyampaikan bahwa hari ketujuh adalah titik penting untuk melihat pola operasi secara utuh. Setiap capaian menjadi fondasi penyempurnaan operasi pada tahap selanjutnya.
Irjen Agus mengajak masyarakat untuk terus mendukung Operasi Zebra 2025 dengan mematuhi aturan dan menjaga keselamatan dalam aktivitas berkendara. Dia juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh jajaran yang telah melaksanakan operasi dengan penuh dedikasi.
"Korlantas Polri berkomitmen menjaga profesionalitas dan kualitas pelayanan hingga akhir pelaksanaan Operasi Zebra," ucapnya.
(hri/zap)