Badan Narkotika Nasional (BNN) menyebut ada 35 orang yang ditangkap dalam penggerebekan di Kampung Ambon dan Kampung Bahari, Jakarta. Penggerebekan itu dilakukan selama tiga hari.
"Pada kegiatan operasi terpadu di hari pertama, tim gabungan berhasil mengamankan 18 orang," kata Plt Deputi Penindakan Brigjen Budi Wibowo saat konferensi pers di Jakarta, Senin (10/11/2025).
Dalam penggerebekan itu, BNN juga mengamankan sabu seberat 159,17 gram, ganja seberat 38,84 gram, dan ekstasi sebanyak 52 butir. Ada juga barang bukti lainnya berupa empat timbangan digital, 16 bong atau alat isap, satu sepeda motor, dan uang tunai Rp 7,6 juta.
"Dari 18 orang yang diamankan berdasarkan hasil tes urine, terbukti 15 orang positif menggunakan narkotika. Setelah dilakukan pendalaman oleh penyidik dan TAT (Tim Asesmen Terpadu), maka ditetapkan untuk dinaikkan ke proses penyidikan dan tiga orang ditetapkan sebagai tersangka," jelasnya.
Pada hari kedua, BNN melakukan penggerebekan di Kampung Ambon, Jakarta Barat (Jakbar). Ada delapan orang ditangkap dalam penggerebekan itu.
"Petugas mengamankan narkotika jenis sabu seberat 649,38 gram, ganja seberat 5 gram, dan ekstasi sebanyak 6 butir. Barang bukti non-narkotika yaitu senjata airsoft gun sebanyak dua pucuk, sajam delapan buah, uang tunai sejumlah Rp 73,8 juta, perhiasan, dan 55 handphone," jelasnya.
Kedelapan orang yang ditangkap itu kemudian menjalani tes urine. Hasilnya, enam positif menggunakan narkoba dan diwajibkan untuk rehabilitasi.
"Kemudian pada tanggal 7 November 2025 (hari ketiga), petugas gabungan kembali melakukan operasi gabungan penegakan hukum tepatnya di Kampung Bahari, Jakarta Utara," bebernya.
BNN kemudian mengamankan sembilan orang pada penggerebekan hari ketiga. Barang bukti narkoba yang diamankan antara lain sabu seberat 89.159,42 gram (89 kg), ganja seberat 91,53 gram, dan ekstasi seberat 159 butir.
"Operasi penegakan hukum di kawasan Rawan narkoba tidak hanya dilakukan oleh petugas BNN pusat. Operasi yang sama juga dilakukan oleh petugas BNN di wilayah dengan dukungan penuh dari pemerintah," ujarnya.
(rdh/haf)