Sorotan Ketua PDIP Usai Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Sorotan Ketua PDIP Usai Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Dwi Rahmawati - detikNews
Senin, 10 Nov 2025 18:51 WIB
Andreas Hugo Pareira
Andreas Hugo Pareira (Dwi/detikcom)
Jakarta -

Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Andreas Hugo Pareira menyoroti gelar pahlawan kepada Presiden ke-2 RI Soeharto. Hugo menyebut pemberian gelar pahlawan harus objektif dalam hal sejarah.

Ketua DPP PDIP ini menekankan proses penetapan pahlawan nasional harus berjalan secara transparan dan inklusif. Proses penentuan itu juga harus berbasis pada kriteria objektif yang diatur dalam undang-undang.

"Masyarakat berhak mengetahui bagaimana sebuah nama diajukan, apa kontribusi yang menjadi dasar pengakuan, dan sejauh mana peran tersebut memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi bangsa dan negara," ujar kata Andreas Hugo Pareira kepada wartawan, Senin (10/11/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan sampai pemberian gelar pahlawan nasional hanya demi kepentingan politik atau kepentingan kelompok tertentu karena akan mencederai rasa keadilan bagi rakyat Indonesia," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Andreas kemudian menyinggung tudingan masa lalu terhadap Soeharto, baik sebelum maupun selama ia menjabat presiden puluhan tahun.

"Pahlawan nasional bukan sekadar gelar kehormatan, tetapi cermin nilai dan arah moral bangsa. Karena itu, setiap keputusan negara dalam memberikan penghargaan ini harus mempertimbangkan semangat persatuan, rekonsiliasi, dan pembelajaran bagi generasi muda," kata Andreas.

"Kita tidak boleh lupa bahwa Soeharto punya jejak sejarah kelam, yang sudah menjadi pengetahuan umum, khususnya dalam hal pelanggaran HAM dan praktik KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) selama ia memimpin negeri ini," sambungnya.

Hugo mengatakan mendukung penghargaan bagi siapa pun yang telah berjasa bagi bangsa dan negara. Namun, ia tak ingin pemberian gelar pahlawan justru memunculkan luka lama.

"Tapi penghormatan harus memperkuat keutuhan sejarah, bukan memunculkan luka lama," katanya.

Andreas Hugo juga menyinggung penolakan yang diajukan sejumlah pihak terkait gelar ke Soeharto itu. Dia menyebut penempatan sejarah haruslah utuh.

"Bangsa Indonesia harus mampu menempatkan sejarahnya secara utuh, menghargai jasa, sekaligus mengakui sisi kelamnya, untuk memastikan masa depan yang lebih matang secara moral dan demokratis," imbuhnya.

Tonton juga Video: Aliansi Pemuda-Mahasiswa Demo Tolak Gelar Pahlawan Nasional Soeharto

(dwr/gbr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads