Indonesia Dorong Peran Budaya dan Kearifan Lokal di Forum G20 di Durban

Diffa Rezy - detikNews
Kamis, 30 Okt 2025 14:36 WIB
Foto: Dok. Kemenbud
Jakarta -

Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia berpartisipasi aktif dalam rangkaian G20 4th Cultural Working Group Meeting dan G20 Culture Ministers Meeting yang digelar di Zimbali Resort, Durban, Afrika Selatan. Pertemuan yang dihadiri 17 negara anggota G20, delapan negara undangan, dua organisasi regional, serta delapan organisasi internasional ini mengusung tema presidensi Afrika Selatan tahun 2025 yakni 'Solidarity, Equality, and Sustainability'.

Delegasi Indonesia dipimpin langsung oleh Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang turut berkontribusi dalam perumusan dan pengesahan KwaDukuza Ministerial Declaration, dokumen akhir yang menjadi acuan bersama para Menteri Kebudayaan G20 untuk memperkuat peran budaya sebagai pilar pembangunan berkelanjutan dan solidaritas global.

Deklarasi tersebut menegaskan kembali komitmen negara-negara G20 untuk mendorong perlindungan dan restitusi warisan budaya, mengintegrasikan kebijakan kebudayaan dalam strategi sosial-ekonomi nasional, memanfaatkan teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) untuk keberlanjutan budaya, serta memperkuat peran kebudayaan dalam menghadapi perubahan iklim.

Dalam deklarasi itu, para menteri juga sepakat untuk memperkuat kerja sama internasional sebagai upaya menghentikan perdagangan gelap benda budaya dan menghormati hak masyarakat adat serta komunitas lokal. Dokumen ini menyoroti pentingnya tata kelola AI yang adil dan beretika dengan menjamin perlindungan hak cipta serta hak moral dan ekonomi para pencipta.

Fadli menegaskan bahwa perlindungan dan pemajuan kebudayaan bukan hanya urusan masa lalu, melainkan investasi bagi masa depan.

"Indonesia percaya bahwa kebudayaan adalah fondasi bagi solidaritas, kesetaraan, dan keberlanjutan global," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (30/10/2025).

Ia juga menyoroti pentingnya penghentian perdagangan gelap benda budaya melalui kerja sama internasional dan pemanfaatan teknologi digital untuk melacak asal-usul benda budaya. Selain itu, ia menekankan perlunya integrasi kebijakan kebudayaan dengan strategi sosial-ekonomi nasional agar sektor budaya dan ekonomi kreatif dapat menjadi motor pertumbuhan inklusif.

"Transformasi digital dan kecerdasan buatan harus dikelola secara etis dan transparan agar tidak mengancam hak para pencipta," tambahnya.

Fadli juga menilai kebudayaan berperan penting dalam menghadapi perubahan iklim dengan mengakui kearifan lokal dan praktik tradisional sebagai sumber solusi berkelanjutan.

Di sela kegiatan, Fadli mengadakan pertemuan dengan Menteri Olahraga, Seni, dan Kebudayaan Republik Afrika Selatan H.E. Mr. Gayton McKenzie, yang menyampaikan dukungan penuh terhadap rencana pembangunan Rumah Budaya Indonesia di Cape Town. Inisiatif ini menjadi simbol persahabatan antara kedua negara serta penghormatan terhadap warisan ulama asal Sulawesi Selatan, Syekh Yusuf al-Makassari, yang diasingkan ke Cape Town pada abad ke-17.

Kehadiran Rumah Budaya Indonesia diharapkan menjadi jembatan pemahaman lintas budaya dan ruang kolaborasi untuk memperkuat hubungan kedua bangsa.

Melalui partisipasi dalam G20 Kebudayaan 2025, Indonesia kembali menegaskan komitmennya bahwa kebudayaan bukan sekadar warisan masa lalu, melainkan fondasi bagi solidaritas global, inklusi sosial, dan pembangunan berkelanjutan.



Simak Video "Video: Budaya Indonesia Mejeng di Hadapan Warga Tunisia"

(akn/ega)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork