Kementerian Transmigrasi menyiapkan program pengiriman tenaga kerja transmigran ke Jepang. Rencana ini menjadi salah satu agenda utama dalam kunjungan kerja Menteri Transmigrasi, M. Iftitah Sulaiman Suryanagara, ke Osaka Expo 2025.
Menurutnya, transmigrasi hari ini tidak hanya soal membuka lahan produktif di dalam negeri, tetapi juga tentang membuka jalan bagi transmigran untuk menembus pasar tenaga kerja global.
"Transmigrasi bukan lagi sebatas pembangunan kawasan. Kita ingin transmigran juga bisa bersaing di panggung dunia. Jepang adalah salah satu pintu besar itu," ujar Iftitah dalam keterangan tertulis, Sabtu (27/9/2025).
Kerja sama ini digagas bersama Asosiasi Penyelenggara Pemagangan Luar Negeri (AP2LN) dengan fokus membuka peluang program magang kerja 2-3 tahun di berbagai sektor di Jepang. Kementerian Transmigrasi juga tengah menjajaki peran sebagai sending organisation resmi agar transmigran memiliki akses yang lebih terjamin, mulai dari perekrutan, pelatihan, hingga perlindungan kerja.
"Magang memang terbatas waktunya, tapi nilainya besar menambah keterampilan, memperluas wawasan, dan menyiapkan mereka kembali ke Tanah Air dan kawasan transmigrasi dengan pengalaman baru. Sementara untuk kerja permanen, pasar Jepang sangat luas dan potensial," jelas Iftitah.
Program ini diharapkan tidak hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga menjadi sarana pemberdayaan dan peningkatan daya saing transmigran Indonesia. Hasil pertemuan di Osaka ditargetkan melahirkan nota kesepahaman konkret antara Kementerian Transmigrasi, AP2LN, dan mitra Jepang mengenai pola rekrutmen, pelatihan, serta jaminan perlindungan tenaga kerja.
Pihaknya pun optimistis langkah ini akan memberi manfaat ganda terhadap kesejahteraan bagi transmigran dan keluarganya, serta kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.
"Jika dulu transmigrasi hanya identik dengan membangun desa, kini transmigran kita juga bisa menjadi duta keterampilan Indonesia di dunia internasional," tutup Iftitah.
(anl/ega)