Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Unisba Bandung, Rektor Beri Penjelasan

Polisi Tembakkan Gas Air Mata di Unisba Bandung, Rektor Beri Penjelasan

Wisma Putra - detikNews
Selasa, 02 Sep 2025 10:17 WIB
Rektor Universitas Islam Bandung (UNISBA) Prof. Ir. A. Harits Nu’man
Rektor Unisba (Wisma Putra/detikJabar)
Jakarta -

Kerusuhan pecah pada Senin, 1 September 2025 malam, di sekitar Tamansari, Bandung, Jawa Barat. Polisi menembakkan gas air mata yang asapnya sampai ke area kampus yaitu Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas).

Kedua kampus itu hanya berjarak 150 meter di Jalan Tamansari. Peristiwa ini memicu kecaman dari LBH Bandung.

"Kampus adalah ruang intelektual, bukan sasaran militeristik! Menyerang kampus berarti menyerang kebebasan akademik, demokrasi, dan hak konstitusional mahasiswa untuk menyuarakan pendapat. Negara harus tahu batas, dan hari ini, batas itu telah dilanggar secara terang-terangan. Kami tidak akan diam. Kekerasan tidak akan membungkam perlawanan," tulis keterangan di Instagram resminya, seperti dilansir detikJabar pada Selasa (2/9/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pagi harinya, Rektor Unisba Prof A Harits Nu'man, yang mengaku bertahan dari kemarin di kampus, memberikan penjelasan. Harits mengatakan kerusuhan itu disebabkan oleh adanya gerombolan massa yang memblokade Jalan Tamansari.

"Saya sampaikan demo berakhir jam 17.00 WIB, korban mulai berdatangan pada kalau tidak salah masuk jam 17.20 itu sudah ada korban, posko itu buka sampai korban itu selesai ditangani. Proses penanganan korban berakhir pada jam 20.30, sampai jam 21.00 WIB masih ada korban yg napasnya sesak dan lemas udah selesai kita bantu, kita tangani, evakuasi, dan selamat, dijemput keluarga," ujar Harist mengawali pernyataannya saat jumpa pers di Unisba, Selasa (2/9/2025).

ADVERTISEMENT

Harits mengatakan posko kesehatan Unisba itu tutup pukul 21.00. Dia mengatakan kerusuhan itu terjadi pukul 21.30 WIB.

"Posko tutup jam 21.00, kejadian semalam, seingat saya mulai jam 21.30 itu secara masif, kenapa demikian, kami coba mencari informasi kenapa kerusuhan bisa terjadi sampai dini hari, ternyata yang tadinya pendemo itu pulang jam 17.00 WIB dari gedung DPRD ke kampusnya masing-masing, di luar dugaan massa yang lainnya bergerombol dari satu titik ke titik lain," katanya.

Dia menjelaskan, massa bergerak mulai Jalan Trunojoyo, Sundajana, kemudian Jalan Taman Radio. Massa, menurut dia, juga memblokade sejumlah jalan.

"Mereka memblokir jalan dari Taman Radio, kemudian Purnawarman, Simpang Harian Banga, kemudian di depan Gedung LPPM sampai di Tamansari atas di ujung, memblokir jalan Tamansari plus di Tamansari bawah depan gedung Unpas, gerombolan itulah yang menjadi pemicu sebetulnya yang dalam tanda petik di medsos menyebutkan aparat polisi menyerang kampus Unisba kalau tidak salah tagline-nya, itu adalah akibat dari yang bergerombol tadi, dan sweeping itu dilakukan oleh aparat kepolisian, itu sepanjang pengamatan saya," jelasnya.

Menurut dia, karena gerombolan itu isu di masyarakat menjadi liar. Dia mengaku tidak tahu siapa saja massa yang disebut gerombolan itu.

"Nah itulah yang menyebabkan kerusuhan tadi malam sehingga informasinya berkembang menjadi liar. Massa itulah yang di-sweeping oleh aparat kepolisian karena ini kan bukan area kampus kita, ini adalah ara publik ya, namanya juga Jalan Tamansari bukan Jalan Unisba, Jalan Harian Banga, bukan Jalan Unisba, itu jalan umum yang diblokir oleh segerombolan tadi, wallahualam siapa yang memblokirnya, tetapi massa ada di situ, dan beredar di sekitar kampus kita," ungkapnya.

Di sisi lain, secara terpisah Kanit Keamanan Kampus Unpas bernama Rosid mengaku mengumpulkan sisa proyektil gas air mata. Dia menyebutkan ada korban pingsan.

"Karena ini jadi titik kumpul, jadi bukan mahasiswa Unpas saja yang start ke Gasibu dari sini. Jadi tujuannya kemarin Gedung DPRD, jadi kumpul di sini bukan mahasiswa Unpas saja, tapi dari berbagai universitas yang dekat di Bandung," ujar Rosid.

"Jadi pimpinan menginstruksikan kepada kami melalui ajudannya silakan dibuka saja untuk kemanusiaan, tapi hanya korban yang bisa masuk ke kampus karena KSR PMI sudah siap dari tanggal 30 Agustus. Tapi kenyataannya kemarin bukan korban saja yang ke sini, karena dipukul mundur, jadi semua larinya ke sini dan pada diam di sini sampai larut malam. Lebih dari 100 orang, yang pingsan 12 orang," imbuhnya.

Baca berita lengkapnya terkait artikel ini di sini, di sini, dan di sini.

Tonton juga video "Polda Jabar Jelaskan Gas Air Mata Nyasar ke Kampus Unisba" di sini:
(zap/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads