Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta menjelaskan fenomena munculnya busa putih di aliran sungai Kali Sunter, Jakarta Utara. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto, menyebut busa tersebut bukan disebabkan limbah berbahaya, melainkan dari detergen rumah tangga dan aktivitas laundry.
"Itu dari limbah rumah tangga dan limbah industri kecil seperti laundry. Detergen-detergen yang dipakai saat mencuci masuk ke aliran sungai. Ketika pintu air dibuka atau ada goncangan, muncullah busa," kata Asep di kawasan Pejanten, Jakarta Selatan, Selasa (26/8/2025).
Sebelumnya, dikutip Antara, Jumat (22/8), hasil pemeriksaan awal menunjukkan kualitas air situ tercemar kandungan organik dan surfaktan (zat aktif). Busa muncul saat pompa di Rumah Pompa Polder Pulomas 1 (Kelapa Gading, Jakarta Utara) dan Pulomas 2 (Kayu Putih, Jakarta Timur) dinyalakan.
Petugas di lokasi menyampaikan kala itu dilakukan pengosongan air Situ untuk mengantisipasi potensi hujan deras. Debit air yang tinggi memicu turbulensi sehingga busa meluap ke Kali Sunter.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta akan melakukan penyemprotan busa menggunakan metode high pressure spraying di lokasi tersebut. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan sumber pencemaran berada di sekitar Situ Ria Rio.
"Identifikasi sumber pencemar di sekitar Situ Ria Rio juga tengah berlangsung," kata Asep.
Pemprov DKI memasang kubus apung di hiliroutletpompa 1 dan 2 pada Rumah Pompa Polder Pulomas 1 dan Pulomas 2 untuk mengatasi penyebaran busa di aliran Kali Sunter, Jakarta Utara. Untuk jangka panjang, tambah dia, pihaknya akan berkoordinasi dengan Jakpro selaku pengelola Situ Ria Rio.
"Pemasangan kubus apung di hiliroutletpompa 1 dan 2 pada jarak sekitar 100 meter. Instalasi ini bertujuan mencegah penyebaran busa lebih luas dan ditargetkan selesai pada 30 Agustus 2025," kata Asep.
Tonton juga Video: Heboh Penampakan Sungai Berbusa di Gowa, Apa Pemicunya?
(bel/idn)