Sembilan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia terlantar dalam kapal Gas Falcon di perairan Mozambik selama 10 bulan terakhir. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) saat ini telah memonitor kasus tersebut dan berupaya dalam membantu proses sign off para ABK tersebut.
"Kemlu dan KBRI Maputo saat ini sedang menangani kasus 9 awak kapal WNI yang bekerja di LPG tanker Gas Falcon yang berbendera Gabon," kata Direktur Jenderal Perlindungan Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum Indonesia Kemlu, Yudha Nugraha, saat dihubungi, Minggu (17/8/2025).
Yudha mengatakan kasus ini berawal saat KBRI Maputo menerima pengaduan dari awak kapal WNI pada tanggal 15 Januari 2025. Awal kasus adalah gaji awak kapal yang belum dibayarkan selama 3 bulan oleh Gator Shipping selaku pemilik kapal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"KBRI Maputo telah berhasil menyelesaikan permasalahan gaji tersebut pada bulan Februari 2025," ujar Yudha.
Namun, pada bulan April 2025, sembilan awak WNI itu menyampaikan keinginan untuk sign off. Sign off kapal adalah proses pengakhiran masa tugas seorang pelaut di sebuah kapal, yang ditandai dengan penandatanganan pada buku pelaut oleh pihak berwenang, biasanya kapten kapal.
Keinginan itu dipicu karena pembayaran gaji yang kembali terhambat dan suplai logistik yang semakin minim. KBRI Maputo kembali menindaklanjuti hal tersebut kepada pemilik kapal dan juga otoritas Mozambique melalui nota diplomatik.
Baca juga: 5 Berita Terpopuler Internasional Hari Ini |
"Upaya sign off masih terkendala karena permasalahan hukum pemilik kapal yang tidak dapat memenuhi kewajiban hukum di Mozambique. Atas pertimbangan keselamatan jalur pelayaran, Otoritas Mozambique juga mensyaratkan pemilik kapal untuk menyiapkan kru pengganti sebelum 9 kru WNI dapat melakukan sign off," jelas Yudha.
Yudha mengatakan pemerintah Indonesia lewat Kemlu dan Kemenhub saat ini telah berkoordinasi dengan perusahaan penyalur sembilan ABK tersebut untuk segera memproses sign off para WNI tersebut.
"Secara paralel, Kemlu dan Kemenhub telah berkomunikasi dengan PT Ghafieca Samudera Line (Manning Agency) di Indonesia yang memberangkatkan crew tersebut untuk juga mengupayakan kru segera sign off," tutur Yudha.
10 Bulan Terjebak dalam Kapal di Perairan Mozambik
Sembilan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia dikabarkan dalam kondisi terlantar di perairan Mozambik, tepatnya di Beira Anchorage. Para ABK tersebut telah berada di kapal Gas Falcon kurang lebih selama 10 bulan.
"Kami sudah 10 di Beira, Mozambik berlabuh dan kami bekerja selama 8 bulan belum dibayar gaji kami oleh pihak owner atau pemilik kapal dari negara Italia," kata salah satu ABK, Jefrison Nainggolan, saat dihubungi, Sabtu (16/8).
Jefrison mengatakan mulanya para ABK berangkat pada 7 Oktober 2024 dari Jakarta menuju Mozambik. Mereka tiba di Mozambik pada 24 Oktober 2024.
Mereka lalu melakukan bongkar muatan. Namun, dia mengatakan pihak otoritas maritim menaiki kapal dan menahan dokumen serta ijazah para ABK.
"Lalu kami selesai bongkar, kami kembali lagi ke tanker, dan ikut dua orang polisi mengawal, menjaga kami di kapal. Kami mendapatkan informasi bahwa kapal ini sedang ditangkap oleh Pengadilan Mozambik," jelasnya.
Sementara itu, Dubes Mozambik, Kartika Candra Negara, buka suara mengenai kondisi 9 ABK yang terlantar di perairan Mozambik. Candra mengatakan pihaknya telah berupaya membantu para ABK tersebut.
"Sudah kami bantu tangani sejak sekitar Januari. Alhamdulillah secara fisik semua sehat. Tapi semua harus banyak bersabar, karena mereka sudah sejak Oktober berada di atas kapal yang tak bergerak. Sejak Januari mereka juga belum menerima gaji, sehingga keluarga mereka di rumah juga mengalami kesulitan keuangan," jelasnya.
Dia menjelaskan kapal tanker para ABK berada sekitar 4 mil dari Pelabuhan Beira. Dia mengatakan kapal tersebut tidak boleh bergerak lantaran status dan isinya disita oleh Mahkamah Maritim Sofala.
"KBRI Maputo dan Kemlu RI terus berusaha untuk bantu agar semua awak kapal WNI bisa segera didisembarkasi dan kembali kepada keluarga masing-masing di Indonesia," tuturnya.
Tonton juga video "Kapal Angkut 57 Kerbau Tenggelam di Perairan Bentaeng, 3 ABK Hilang" di sini: