Penambahan tinggi pagar di Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, memunculkan pro-kontra di kalangan 'anak kereta' alias anker. Ada yang setuju demi keamanan, tapi ada juga yang merasa repot karena akses jadi lebih jauh.
Jessica (25), warga Cibubur mengaku setuju dengan ditinggikannya pagar di Stasiun Cikini. Sebab sebelumnya masih banyak warga yang melompati pagar.
"Kalau dari aku setuju sih, karena pagar nggak boleh dilompati. Selain itu, ini juga mengurangi bahaya buat warga dan nggak mengganggu lalu lintas kalau nyeberang sembarangan," kata Jessica saat ditemui di lokasi, Senin (11/8/2025).
Meski begitu, Jessica berharap akses masuk Stasiun Cikini diperbanyak dan dipermudah. "Banyak orang loncat karena pintu masuknya jauh," tambahnya.
Sementara itu, Lifia (28) warga Cawang, mengaku pagar yang ditinggikan itu bisa membuat warga tertib. Namun, di sisi lain, ia juga berharap pihak KAI dapat membuat akses keluar-masuk lebih dekat.
Sebab menurutnya, banyak orang melompati pagar karena ingin menghemat waktu, bukan semata-mata ingin melanggar aturan.
"Menurutku ada plus-minusnya. Bagus biar tertib, tapi jalannya jadi capek banget. Kalau memang alasan keselamatan, harus ada solusinya. Mungkin pintu masuknya bisa lebih dekat," tutur Lifia.
Sementara itu, Endang (43) warga Grogol, terang-terangan menolak pagar Stasiun Cikini ditinggikan. Ia meminta pagar tersebut untuk dicopot dan dipasangkan lampu penyeberangan di sekitar stasiun.
(bel/jbr)