Taktik Kopi Polisi Saat Bekuk Lansia '7 Death Note' yang Acak-acak Police Line

Taktik Kopi Polisi Saat Bekuk Lansia '7 Death Note' yang Acak-acak Police Line

Faizal Amiruddin - detikNews
Selasa, 05 Agu 2025 13:10 WIB
Terduga pelaku pembunuhan veteran di Tasikmalaya saat digelandang polisi.
Terduga pelaku pembunuhan veteran di Tasikmalaya saat digelandang polisi. (Istimewa)
Tasikmalaya -

Penangkapan pria berinisial A (70), pembunuh tetangganya bernama Karna (96) di Tasikmalaya, diwarnai momen tegang. Sebab, pelaku dikenal agresif dan kerap membawa senjata tajam.

Karna (96) ditemukan tewas di Kampung Cilongkeang, Desa Dirgahayu, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Kamis (31/7/2025). Kondisi korban mengenaskan dengan sejumlah luka bacokan di bagian kepala.

Dadang (63), keponakan korban, mengatakan Karna ditemukan oleh seorang pengendara ojek yang melintas di kampung itu sekitar pukul 03.30 WIB. Setelah korban dibawa ke rumah, warga mendapati lumuran darah yang membanjiri tubuh korban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pas di rumah baru ketahuan, ternyata di balik sorban yang dipakai Mang Karna banyak darah, ada banyak luka bacokan," kata Dadang di kamar mayat RSUD dr Soekardjo Tasikmalaya, dilansir detikJabar.

ADVERTISEMENT

Seketika itu warga geger dan sebagian langsung melapor ke polisi. Polisi yang datang langsung melakukan penyelidikan. Tapi warga sudah memiliki kecurigaan bahwa pelaku yang menghabisi Karna adalah pria inisial A, yang merupakan tetangganya.

Warga curiga karena selama ini A yang merupakan lansia berusia 70 tahunan dianggap memiliki gangguan kejiwaan. Dia sering membawa senjata tajam berkeliaran dan meresahkan warga kampung setempat.

"Dari awal juga sudah curiga sama dia, dia memang stres, ke mana-mana selalu bawa golok, kapak, pisau. Warga nggak ada yang berani, dia juga galak," kata Dadang.

Perilaku A yang agresif dan selalu membawa senjata tajam dibenarkan oleh Ecang (57), kerabat korban yang lain.

Meski sudah berusia 70-an tahun, terduga pelaku masih cukup perkasa dengan perawakan tinggi besar. Jadi tak ada warga yang berani, apalagi dia selalu membawa senjata tajam.

Sesaat setelah kejadian pun, menurut Dadang dan Ecang, A sempat datang ke rumah duka. Dia bertanya-tanya ada apa, kemudian dia juga sempat mengacak-acak police line yang dipasang polisi.

"Akhirnya sama polisi diringkus, pelan-pelan diajak mengobrol sambil ngopi, terus diringkus. Sekarang sudah dibawa sama polisi," kata Dadang.

Proses penangkapan ini pun tak mudah, butuh sekitar 10 orang untuk meringkus pria gaek ini. Dia mengamuk beruntung polisi lebih sigap sehingga dia bisa diringkus.

"Tangan dan kakinya diborgol, maklum orang sakit seperti itu, mungkin tenaganya lebih besar. Ada 10 orang yang meringkusnya," kata Dadang.

Baca selengkapnya di sini

(idh/imk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads