Kementerian Kebudayaan menggelar Diskusi Publik Draf Penulisan Buku Sejarah Indonesia di Universitas Negeri Padang (UNP), Sumatra Barat. Menteri Kebudayaan, Fadli Zon mengungkapkan kegiatan ini digelar sebagai respons atas keinginan publik berkontribusi, berpartisipasi dalam penguatan historiografi Indonesia. Kegiatan ini juga bertujuan dalam rangka menjaring kritik dan masukan substantif dari pemangku kepentingan.
"Di era keterbukaan dan demokrasi yang dijunjung tinggi ini, Kementerian Kebudayaan berupaya semaksimal mungkin menghadirkan sebuah tulisan sejarah yang merespons kebutuhan strategis dalam konteks memutakhirkan narasi sejarah kebangsaan," ungkap Fadli dalam keterangan tertulis, Kamis (31/7/2025).
Lebih lanjut, Fadli menjelaskan sejarah dapat menjadi alat pemersatu bangsa di tengah ekspansi globalisasi, serta ancaman disintegrasi sosial dan polarisasi politik.
"Karena itulah penulisan sejarah Indonesia ini ditulis oleh para sejarawan yang memang profesional di bidangnya masing-masing. Para sejarawan diberikan kebebasan untuk melakukan studi, riset dan juga berbagai penelitian yang selama ini juga sudah dilakukan sesuai dengan topik dan tema yang dikaji," lanjut Fadli.
Sementara itu, Rektor UNP, Dr. Ir. Krismadinata menyampaikan dukungan sekaligus harapannya agar penulisan sejarah Indonesia ditulis secara menyeluruh dengan memperhatikan peristiwa-peristiwa di daerah.
"Indonesia tidak hanya seputar di Pulau Jawa. Indonesia ini luas, dari Sabang sampai Merauke. Kalau bisa ditambahkan banyak proporsi untuk daerah-daerah seperti di Aceh, Sumatra Utara, Minangkabau, dan sebagainya," ungkapnya.
Di sisi lain, salah satu editor penulisan buku Sejarah Indonesia, Prof. Dr. Susanto Zuhdi menyampaikan peran sejarah dalam membentuk bangsa Indonesia saat ini.
Ia juga menekankan penulisan buku sejarah Indonesia bertujuan memperlihatkan secara menyeluruh perjalanan sejarah bangsa Indonesia dengan ketersambungan antar jilid yang disusun.
"Sejarah bukan hanya politik, tapi juga tentang diaspora, bagaimana Indonesia ini dibentuk dari kaum yang tercecer dalam perjalanan sejarah. Kita ini bangsa yang punya peradaban besar dan sejarah adalah hal yang menentukan wujud kita sekarang ini," papar Prof. Susanto.
Hadirnya diskusi ini pun mendapat sambutan positif dari para peserta. Zaskia, salah satu mahasiswi sejarah Universitas Andalas pun mengingatkan penulisan buku sejarah Indonesia tidak hanya diperuntukkan bagi para sejarawan, tetapi seluruh masyarakat Indonesia.
Sebagai informasi tambahan, diskusi publik dihadiri oleh sekitar 200 peserta yang hadir secara luring di Singgalang Grand Ballroom, Hotel and Convention UNP, di antaranya pimpinan dan perwakilan pemerintah daerah Provinsi Sumatra Barat dan Kota Padang; pimpinan dan perwakilan perguruan tinggi di Sumatra Barat, Riau, dan Jambi.
Hadir pula, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III; perwakilan organisasi profesi; komunitas; media; dan mahasiswa. Selain secara luring, kegiatan ini juga diikuti secara daring melalui zoom meeting, dan kanal Youtube Kementerian Kebudayaan dan Youtube channel Indonesiana TV.
Rangkaian diskusi publik memaparkan perkembangan proses penulisan oleh tiga editor umum penulisan buku Sejarah Indonesia, Prof. Dr. Susanto Zuhdi, M.Hum., Prof. Dr. Singgih Tri Sulistiyono, M.Hum. dan Prof. Dr. Jajat Burhanudin, M.A.
Diskusi dilanjutkan dengan paparan sepuluh jilid utama oleh editor jilid, yakni Prof. Dr. R. Cecep Eka Permana, M.Si., Dr. Ninie Susanti Tejowasono, M.Hum., Prof. Usep Abdul Matin, Ph.D., Dr. Bondan Kanumoyoso, M.Hum., Prof. Dr. Agus Suwignyo, M.A., Prof. Dr. Phil. Gusti Asnan, M.Hum., Prof. Nawiyanto, M.A., Ph.D., Nur Aini Setiawati, Ph.D, Dr. Didik Pradjoko, M.Hum., dan Dr. Amurwani Dwi Lestariningsih, M.Hum.
Sebagai informasi, sebelumnya diskusi juga digelar di Universitas Indonesia, Depok pada Jumat (25/7) dan Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin pada Senin (28/7).
Simak juga Video: Menbud Sebut Progres Penulisan Ulang Sejarah RI Sudah 90%
(prf/ega)