Desakan Investigasi dan Kritik ke TNI Buntut Ledakan Amunisi di Garut

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 14 Mei 2025 07:03 WIB
Halaman ke 1 dari 2
Penampakan amunisi sebelum ledakan di Garut. (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Ledakan amunisi kadaluarsa di Garut, Jawa Barat telah menewaskan 13 orang. Desakan untuk insiden tersebut diinvestigasi secara menyeluruh datang dari berbagai pihak.

Adapun peristiwa terjadi pada Senin (12/5) pukul 09.30 WIB di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Garut, Jawa Barat. 13 orang yang meninggal dunia, 4 orang di antaranya merupakan anggota TNI dan 9 sisanya merupakan warga sipil. Berikut data korban meninggal.

1. Kolonel Cpl Antonius Hermawan;
2. Mayor Cpl Anda Rohanda;
3. Agus bin Kasmin;
4. Ipan bin Obur;
5. Iyus Ibing bin Inon;
6. ⁠Anwar bin Inon;
7. Iyus Rizal bin Saepuloh;
8. ⁠Toto;
9. ⁠Dadang;
10. Rustiawan;
11. ⁠Endang;
12. Kopda Eri Dwi Priambodo;
13. Pratu Aprio Setiawan.

Desakan untuk Investigasi

Desakan agar kasus ini diinvestigasi datang dari berbagai pihak. Salah satunya, Wakil Ketua Komisi I DPR Dave Laksono yang meminta agar dilakukan investigasi mendalam terhadap insiden tersebut.

"Harus dilakukan investigasi yang mendalam. Investigasi yang secara detail dan dilaporkan secara berkala kepada masyarakat sehingga semua orang tahu persis akar duduk persoalan semua mengerti, memahami apa yang terjadi," kata Dave kepada wartawan, Selasa (13/5/2025).

"Dan tindakan atau kebijakan yang diambil TNI AD itu sesuai dengan kebutuhan di lapangan," sambungnya.

Dave menyesalkan adanya kejadian tersebut. Menurutnya, insiden itu merupakan kecelakaan fatal karena menewaskan 13 orang.

"Kejadian yang fatal, bencana yang fatal telah terjadi di Garut pada saat TNI melalukan operasi rutin, yaitu menghancurkan amunisi yang afkir," ujarnya.

SOP Pemusnahan Amunisi Dievaluasi

Sama halnya, Budisatrio Djiwandono, Wakil Ketua Komisi I DPR ini mendorong TNI melakukan investigasi secara transparan. Budisatrio juga meminta adanya evaluasi menyeluruh terkait SOP pemusnahan amunisi.

"Kami memberikan dukungan penuh kepada TNI untuk melakukan investigasi secara transparan. Namun, lebih dari itu, kami menilai perlu ada audit menyeluruh terhadap SOP tata kelola logistik dan pemusnahan amunisi yang sudah kedaluwarsa," kata Budisatrio dalam keterangannya, Selasa (13/5/2025).

Budisatrio mengatakan kejadian ini menjadi alarm dalam menjalankan SOP keselamatan, baik seluruh unsur militer maupun sipil.

"Kejadian ini menjadi pengingat bahwa kedisiplinan dalam menjalankan SOP harus diprioritaskan agar keselamatan seluruh unsur, baik militer maupun sipil, menjadi yang utama dalam setiap kegiatan serupa maupun aktivitas militer lainnya," ujarnya.




(eva/lir)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork