Polda Metro Ungkap 4 Wilayah Tertinggi Rawan Kriminalitas: Jaksel-Depok

Polda Metro Ungkap 4 Wilayah Tertinggi Rawan Kriminalitas: Jaksel-Depok

Kurniawan Fadilah - detikNews
Senin, 24 Mar 2025 15:53 WIB
Polda Metro Jaya menggelar Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) Jaya 2025. Hasilnya, ada 382 kasus yang berhasil diungkap dengan 448 tersangka.
Polda Metro Jaya mengungkap ratusan kasus selama Operasi Pekat Jaya 2025. (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Polda Metro Jaya mengungkap empat wilayah dengan tingkat kasus paling tinggi selama Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) Jaya 2025. Lima wilayah ini diambil berdasarkan laporan tindak kriminal yang diterima Polda Metro selama periode Operasi Pekat Jaya, pada 7-21 Maret 2025.

"Untuk tingkat kejadian yang tertinggi yang berhasil diungkap ya, berdasarkan laporan yang masuk itu ada di wilayah Jakarta Selatan, Depok, Jakarta Timur, dan Bekasi, itu rating-nya yang paling tinggi, itu berdasarkan laporan polisi," kata Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra dalam konferensi pers di kantornya, Senin (24/3/2025).

Wira menyebutkan, dari hasil Operasi Pekat Jaya 2025 tersebut, ada 382 kasus yang berhasil diungkap. Dia menjelaskan Operasi Pekat Jaya ini dilakukan seluruh jajaran Reskrim di wilayah hukum Polda Metro Jaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulillah selama kegiatan operasi, mulai tanggal 7 Maret sampai dengan tanggal 21 Maret, Polda Metro Jaya beserta jajaran, satuan reserse kriminal Polres jajaran, berhasil mengungkap sebanyak 382 kasus," ujar Wira.

Wira menyampaikan, ada beberapa jenis kejahatan yang berhasil diungkap dalam Operasi Pekat Jaya 2025. Mulai pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan, pencurian kendaraan, pencurian biasa, hingga aksi premanisme.

ADVERTISEMENT
Polda Metro Jaya menggelar Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) Jaya 2025. Hasilnya, ada 382 kasus yang berhasil diungkap dengan 448 tersangka.Polda Metro Jaya menggelar Operasi Penyakit Masyarakat (Pekat) Jaya 2025. Hasilnya, ada 382 kasus yang berhasil diungkap dengan 448 tersangka. (Agung Pambudhy/detikcom)

"Pertama adalah pencurian dengan pemberatan. Ini adalah perkara yang paling banyak diungkap oleh kita semua selama dalam pelaksanaan operasi dengan total jumlah kasus yang diungkap adalah 128 kasus," terang Wira.

Dia menjelaskan, kejahatan ini juga menyasar kepada perempuan sebagai target dan korban dengan modus operandi. Modus yang dilakukan oleh para pelaku pun cukup beragam.

"Kemudian yang berikutnya adalah kasus pencurian dengan kekerasan ataupun curas ataupun yang sering kita sebut dengan begal. Total kasus yang berhasil diungkap sebanyak 32 kasus," jelas Wira.

Khusus begal, dia mengatakan kasus ini sangat menjadi perhatian. Sebab, kasus ini banyak sekali disertai dengan ancaman hingga melukai korban.

"Kemudian kasus yang berikutnya adalah kasus pencurian kendaraan bermotor. Alhamdulillah kami bisa mengungkap sebanyak 93 kasus," ujar Wira.

"Kemudian yang berikutnya adalah kasus pencurian biasa. Kami bisa mencatat ada 23 kasus yang bisa diungkap," lanjutnya.

Terakhir, kasus yang saat ini sedang marak dan berhasil diungkap adalah aksi premanisme. Dia menyebutkan aksi premanisme ini sering kali menggunakan embel-embel ormas.

"Ini mungkin yang sering baru-baru kita tangani adalah yang kita sering sebut premanisme dengan berkedok ormas. Ini ada kita tangani sebanyak tujuh kasus," imbuhnya.

Simak juga Video 'Kronologi Kasus Pencungkilan Mata di Gunung Putri':

(mea/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads