Wacana Stasiun Karet di Jakarta Pusat (Jakpus) akan ditutup dalam melayani penumpang kereta rel listrik (KRL) mencuat. Pengguna KRL, yang biasa disebut anker (anak kereta), pun ramai menyampaikan curahan hati (curhat).
Seorang pengguna KRL, Hamidah (23), mengaku tak setuju jika Stasiun Karet ditutup. Jika Stasiun Karet jadi ditutup, dia mengaku harus berjalan kaki lebih jauh ke kantornya.
"Saya kurang setuju ya, katanya kan mau di BNI City, sedangkan saya kerjanya di dekat Thamrin. Jadi, kalau misalkan di BNI City, kan harus jalannya jauh gitu lho," kata Hamidah saat ditemui di Stasiun Karet, Jumat (3/1/2025).
Hamidah mengatakan, jika turun di Stasiun Karet, dia hanya membutuhkan waktu berjalan kaki ke kantor sekitar 10-15 menit.
Menurutnya, Stasiun Karet masih memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan Stasiun BNI City, salah satunya akses penyeberangan antarperon tanpa melewati jembatan atau terowongan.
"Kalau di Stasiun Karet nggak capek harus turun-naik tangga atau nyeberang di terowongan, kan bisa langsung nyeberang di rel itu," katanya.
Anker lainnya, Feri (34), juga tidak setuju dengan rencana penutupan Stasiun Karet. Dia mengaku lebih mudah dan dekat naik KRL dari Stasiun Karet dibandingkan dari Stasiun BNI City.
"Ya, kurang setuju sih. Soalnya (Stasiun Karet) ini kan deket rumah saya. Kalau pindah ke BNI City, harus jalan lebih jauh," ucap Feri.
(jbr/haf)