Penutupan pintu sisi selatan Stasiun Bekasi, yang rencananya dilakukan pada 28 November, kini ditunda. Sejumlah penumpang KRL meminta agar wacana penutupan pintu selatan itu tak hanya ditunda, tapi dibatalkan.
"Ya kalau bisa sih mendingan dibatalin ya. Kalau menunda kan nanti terlaksana juga ya," kata pengguna KRL bernama Rahman (41) kepada wartawan di Stasiun Bekasi, Kamis (27/11/2025).
Dia menilai Pemkot Bekasi seharusnya melakukan kajian matang sebelum menutup akses stasiun. Rahman menyebutkan rencana penutupan bisa berdampak ke sejumlah warga yang bekerja sebagai pedagang hingga tukang ojek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harusnya Pemerintah Kota Bekasi ada solusi lah, jangan sepihak gitu kan. Kalau memang menerapkan aturan itu harus dikaji dulu lebih matang ya kan," jelasnya.
Rahman menyarankan agar langkah yang dilakukan demi mengurai macet adalah menertibkan angkot ngetem. Dia meminta Pemkot Bekasi bijak mengambil keputusan.
"Kalau kita sih, nih di depan kan ada pangkalan ojek, atau angkot yang ngetem sembarangan. Harusnya itu sih yang ditertibkan tanpa mengorbankan hak yang lain kan. Karena kan emang warga Bekasi ini menggunakan transportasi kereta api ini," terangnya.
Pendapat serupa disampaikan Asmawi (35), pengemudi ojol yang sering mengantar penumpang ke Stasiun Bekasi. Menurut dia, lebih baik penutupan akses Jalan Juanda dibatalkan agar tidak menyulitkan ojol.
"Ya kalau bisa mah dibatalin aja. Ada dampaknya juga buat ojol. Sekarang kan misalnya kita dapet orderan jemput ke sana (Jalan Perjuangan). Sedangkan sana kan terlalu padet jadinya kan macet. Dan itu juga kan jalurnya kecil di sana," jelas Asmawi.
Asmawi berharap pemerintah dapat membuat kebijakan lain untuk menertibkan pengguna jalan.
"Intinya kan macet di sini karena jalur sini kan ibaratnya, bahasanya, jalur utama disebutnya. Sedangkan di sini ada bajaj, ada angkot, pada ngetem juga di depan stasiun. Jadinya kan pada macet," tuturnya.
Warga lainnya, Risna (21), mengaku tak masalah jika pemerintah mengkaji ulang soal penutupan akses di Stasiun Bekasi. Namun dia menegaskan perlunya mendengar suara masyarakat.
"Dikaji dulu aja nggak apa-apa. Dicari jalan solusi yang lain. Tapi pemerintah harus denger banget pendapat dan keluhan dari masyarakat. Karena ibaratnya pemerintah mungkin cuman lihat 'ah macet nih', tapi nggak kalau masyarakat ternyata memang butuh pintu keluar masuk dari arah Juanda. Jadi coba dikaji lagi dicari solusi lain selain penutupan pintu Juanda ini," usulnya.
Risna berharap pemerintah dapat mengatasi masalah kemacetan dari akar. Dia juga menyarankan pembangunan jembatan penyeberangan untuk mengurangi angka kemacetan.
"Mungkin kalau emang bisa, bikin deh tuh JPO khusus buat penyeberangan yang langsung nyambung sama lantai atas stasiun di arah pintu keluar Juanda. Jadi nggak ada lagi orang lalu lalang nyeberang," ucapnya.
Lihat juga Video: Momen Kereta Disetop gegara Banyak Pemotor Terobos Palang Rel di Jaktim











































