Tanggal 10 Oktober diperingati sebagai Hari Anti-Hukuman Mati Sedunia (World Day Against the Death Penalty). Peringatan Hari Menentang Hukuman Mati Sedunia ini bermaksud mendukung seruan penghapusan hukuman mati secara universal.
Kampanye Hari Anti-Hukuman Mati Sedunia secara khusus bertujuan untuk mendorong dan memperkuat opini publik internasional dan para pengambil keputusan publik untuk memperjuangkan penghapusan hukuman mati. Kampanye ini didukung oleh berbagai LSM dan pemerintah dunia, termasuk Amnesty International, Uni Eropa, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Baca juga: Apa Perbedaan Hukuman Mati dan Seumur Hidup? |
Sejarah dan Latar Belakang
Mengutip dari situs Days of The Year, Hari Menentang Hukuman Mati Sedunia pertama kali diselenggarakan pada tahun 2003. Pendirinya adalah Koalisi Dunia Menentang Hukuman Mati (World Coalition Against the Death Penalty/WCADP). Para aktivis yang terlibat dalam koalisi ini adalah aliansi LSM, asosiasi pengacara, badan-badan lokal, dan serikat pekerja.
Acara tahunan Hari Anti-Hukuman Mati Sedunia setiap tanggal 10 Oktober ini menyerukan penghentian segera hukuman mati di setiap negara. Kampanye acara ini juga menciptakan kesadaran tentang kondisi dan situasi buruk yang berdampak pada narapidana yang dijatuhi hukuman mati. Hari ini mendorong dan mengkonsolidasikan kesadaran politik dan umum dari gerakan di seluruh dunia untuk menentang hukuman mati.
Tema Peringatan Tahun 2024
Tanggal 10 Oktober 2024 bertepatan pada peringatan Hari Menentang Hukuman Mati Sedunia yang ke-22 tahun. Mengutip dari situs World Coalition Against the Death Penalty, tema yang diusung Koalisi Dunia Menentang Hukuman Mati untuk peringatan Hari Anti-Hukuman Mati Sedunia 2024 adalah "The death penalty protects no one".
Tema ini didedikasikan untuk menentang kesalahpahaman bahwa hukuman mati dapat membuat orang dan masyarakat menjadi lebih aman. Untuk mencapai solusi jangka panjang yang efektif, fokusnya harus memprioritaskan keprihatinan masyarakat, mengatasi akar penyebab kejahatan dan kekerasan, serta menerapkan pendekatan keamanan manusia dalam penyelesaian konflik dan menciptakan masyarakat yang lebih aman.
(wia/imk)