Pilu Balita Diduga Dianiaya Pemilik Daycare di Depok hingga Histeris

Pilu Balita Diduga Dianiaya Pemilik Daycare di Depok hingga Histeris

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 01 Agu 2024 06:54 WIB
Daycare di Harjamukti, Depok terlihat dalam kondisi tutup. Daycare ini menjadi lokasi balita 2 tahun diduga dianiaya.
Foto: Daycare di Harjamukti, Depok terlihat dalam kondisi tutup. Daycare ini menjadi lokasi balita 2 tahun diduga dianiaya. (Devi Puspitasari/detikcom)
Jakarta -

Seorang balita berusia 2 tahun di Depok, Jawa Barat bernasib pilu. Ia dianiaya saat dititipkan di tempat penitipan anak (daycare).

Korban dianiaya hingga trauma dan histeris saat bertemu pelaku. Pelaku tak lain adalah wanita inisial MI yang juga pemilik daycare 'WSI' di Harjamukti, Kota Depok.

Penganiayaan ini terjadi pada awal Juni 2024, namun baru diketahui orang tua sebulan setelahnya. Orang tua sempat curiga anaknya mengalami memar, tetapi tidak menyangka jika anaknya tersebut justru dianiaya oleh pemilik daycare.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Orang tua sendiri mengetahui penganiayaan itu setelah dilapori oleh guru yang disapa aunty pada daycare tersebut. Mereka kaget setelah melihat rekaman CCTV yang memperlihatkan kekerasan yang dilakukan oleh MI.

Simak informasi selengkapnya yang dirangkum detikcom, Kamis (1/8/2024).

ADVERTISEMENT

Korban Ditendang di Perut hingga Jatuh

Orang tua mengungkapkan anaknya ditendang hingga ditusuk oleh terduga pelaku berinisial MI yang juga pemilik daycare. Korban mengalami memar-memar usai kejadian itu.

"Tanggal 10 Juni 2024 itu anak saya mendapatkan kekerasan berupa pemukulan di beberapa bagian tubuh, lalu ditendang perutnya sampai dia jatuh sampai dia tersungkur. Lalu juga ada ditusuk di bagian punggung," kata ibunda korban RD saat membuat pengaduan di KPAI, Jakarta Pusat, Selasa (30/7).

Penganiayaan itu cocok dengan bukti-bukti yang dimilikinya. Korban sempat memar-memar sepulang dari daycare.

"Bukti itu cocok dengan bukti yang saya punya, yaitu foto memar-memar di badan anak saya setelah dia pulang dari daycare," katanya.


Korban Kerap Histerus Ketemu Pelaku

Polisi tengah mengusut dugaan penganiayaan terhadap balita berusia 2 tahun di daycare Cimanggis, Depok. Polisi mengungkap kasus ini terbongkar setelah orang tua korban dilapori oleh guru di daycare.

"Berdasarkan keterangan pelapor bahwa pada hari Rabu, 24 Juli 2024 pelapor dihubungi oleh aunty selaku guru di WSI yang memberitahu pelapor bahwa anaknya histeris ketika melihat Terlapor," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi dalam keterangannya, kepada wartawan, Rabu (31/7/2024).

Singkatnya, rekaman CCTV di tempat penitipan anak itu dibuka. Dari situlah, orang tua mengetahui anaknya mendapatkan penganiayaan dari pelaku.

"Diketahui berdasarkan rekaman CCTV WSI bahwa pada tanggal 10 Juni 2024 Terlapor melakukan pemukulan kepada korban," ungkapnya.

Kasus ini telah dilaporkan ke Polres Metro Depok. Saat ini polisi masih menyelidiki laporan orang tua korban tersebut.

Lihat Video 'Viral Balita Diduga Dianiaya di Daycare Depok, Polisi Turun Tangan':

[Gambas:Video 20detik]


Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....

Sosok Pelaku Penganiaya

Orang tua mengungkap sosok wanita MI yang diduga menganiaya anaknya yang berusia 2 tahun di daycare Depok adalah pemilik daycare itu sendiri. Mirisnya, pelaku juga dikenal sebagai influencer parenting.

Kuasa hukum korban, Leon Maulana Mirza, berharap kasus ini diusut tuntas. Ia juga meminta masyarakat mengawal kasus ini hingga tuntas.

"Karena kita ketahui bersama bahwa terduga merupakan salah satu influencer terkenal, dan bahkan memberikan sosialisasi terkait dengan parenting," kata Leon saat mendampingi RD (orang tua korban) ke KPAI, Selasa (30/7).

Orang tua meminta perlindungan kepada KPAI. Di sisi lain, orang tua juga menempuh jalur hukum atas penganiayaan yang dilakukan oleh MI tersebut.

"Dan juga harapan kami dengan kita membuat pengaduan di KPAI ini, perkara proses yang berjalan, laporan polisi kita di Polres Depok yang berjalan dapat kita kawal secara bersama," katanya.

Leon juga mengungkap bahwa terduga pelaku adalah pemilik daycare WSI yang beralamat di Cimanggis, Depok.

"Pada intinya, kami ingin menjelaskan bahwa korban atau anak dari Ibu RD telah mengalami tindakan penganiayaan fisik maupun psikis yang diduga dilakukan oleh inisial MI, salah satu pemilik atau owner dari daycare yang ada di Depok," katanya.

Kronologi Penganiayaan

RD menceritakan kronologinya, pada Rabu (24/7/2024), dirinya mendapat laporan dari guru di sekolah anak bahwa ada tindak kekerasan yang dialami oleh anaknya. Dia menyebut pelaku merupakan Ketua Yayasan dari daycare tersebut.

"Jadi, untuk kronologinya, sebenarnya kami dapat laporan dari guru di sekolah anak saya. Itu kami baru tahu hari Rabu kemarin tanggal 24 bahwa ada tindak kekerasan yang dialami oleh anak saya. Pelakunya adalah Ketua Yayasan dari Daycare tersebut," kata RD kepada wartawan di KPAI, Jakarta Pusat, Selasa (30/7).

Kemudian, RD mengecek CCTV. Dia menemukan pada Senin (10/7) anaknya mendapat kekerasan beberapa pukulan di tubuh. Korban ditendang hingga terjatuh, tersungkur, bahkan ditusuk di bagian punggung.

"Setelah kami cek, bahwa memang ada bukti CCTV-nya. Tanggal 10 Juni 2024, itu anak saya mendapatkan kekerasan berupa pemukulan di beberapa bagian tubuh, lalu ditendang perutnya sampai dia jatuh sampai dia tersungkur, lalu juga ada ditusuk di bagian punggung," jelasnya.

"Bukti itu cocok dengan bukti yang saya punya, yaitu foto memar-memar di badan anak saya setelah dia pulang dari daycare," tambahnya.

Dia pun lantas meminta konfirmasi dari pihak daycare mengenai hal tersebut saat itu. Namun, pihak daycare menyanggah dan berdalih bahwa korban tidak jatuh, tidak diisengi teman, juga tak terbentur.

"Tetapi, setelah kami tahu, orangtua tahu bahwa anak saya memar di bagian tubuhnya, itu kami konfirmasi ke pihak Daycare dan mereka menyanggah. Mereka bilang katanya anak saya itu enggak ada jatuh, enggak diisengin sama teman-temannya, enggak terbentur apa pun," jelasnya.

RD sempat berpikir positif dengan beranggapan bahwa memar korban karena tengah sakit demam saat itu. Lalu ia pun mengecek kesehatan korban ke dokter.

"Jadi, kami sebagai orang tua positif thinking bahwa itu memang anak saya memar itu karena sakit. Karena memang pada saat itu anak saya sedang demam. Jadi, kami bawa anak saya ke pihak dokter dan dokter melakukan screening sampai ke cek lab dan tes darah," tuturnya.

Hasil pemeriksaan dokter menyatakan korban sehat. Namun, dokter menyimpulkan memar yang dialami korban bukan karena sakit demam, melainkan benturan dan tekanan. Sampai situ, RD masih berpikir positif bahwa tak mungkin anaknya disiksa pihak daycare.

"Hasilnya semuanya bagus. Jadi, dokter menyimpulkan bahwa memar itu bukan dari demamnya. Tapi karena ada benturan atau ada tekanan sehingga badan anak saya memar-memar. Tapi, karena kami orang tua merasa bahwa 'Kayaknya enggak mungkin daycare-nya sampai menyiksa anak saya'. Jadi, kita positif thinking," jelasnya.

Namun, akhirnya pada Rabu (24/7) lalu, guru-guru melaporkan kejadian tersebut dengan adanya bukti CCTV. RD mengaku sudah membuat laporan polisi atas kejadian tersebut.

"Jadi, Alhamdulillah, tanggal 24 kemarin itu, guru-guru melapor. Karena mereka juga baru tahu, ternyata ada bukti itu. Akhirnya kami membuat laporan ke polisi dan Alhamdulillah, kami juga dibantu oleh KPAI juga," ucapnya.

Lihat Video 'Viral Balita Diduga Dianiaya di Daycare Depok, Polisi Turun Tangan':

[Gambas:Video 20detik]

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads