Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengusulkan agar kratom dibudidayakan setelah regulasi disusun. Amran mengatakan kratom akan memiliki nilai ekonomi jika dibudidayakan.
"Saran kami nanti mungkin kalau ini regulasinya sudah diatur mungkin kita budi dayakan ke depan supaya nilai ekonomisnya, kualitasnya, dan seterusnya bisa meningkat karena harga sekarang ini turun drastis karena banyak faktor: kualitasnya, kemudian distribusinya, dan seterusnya," ujar Andi kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (20/6/2024).
Amran menambahkan, pemerintah saat ini sedang mempertimbangkan agar Kratom berada di bawah naungan Kementerian Pertanian dengan membentuk korporasi. Melalui korporasi tersebut, diharapkan kualitas dan kontinuitas produksi kratom dapat terpenuhi sebagai syarat utama untuk meningkatkan ekspor dan kesejahteraan petani.
"Kalau ada koperasi yang mengelola ini kita korporasikan sehingga kualitasnya terjamin, kuantitasnya terjamin, karena itu syarat untuk ekspor. Kalau kualitasnya terjamin, pasti otomatis meningkatkan kesejahteraan petani kita," ungkapnya.
Dalam rapat, Amran mengatakan Presiden Jokowi dan para menteri terkait juga membahas tentang harga kratom yang menurut drastis di pasar ekspor, yakni seharga 2-5 dolar per unit, dari sebelumnya mencapai 30 dolar.
Pemerintah berharap, dengan regulasi yang tepat, budi daya kratom dapat diorganisasi lebih baik melalui korporasi sehingga dapat menghasilkan produk berkualitas dan stabil dalam pasokan.
"Yang terpenting kuantitasnya, dalam hal ini kuantumnya, kemudian kualitasnya sehingga dulu harga 30 dolar, sekarang jatuh sampai 2 dolar, 5 dolar, nah ini jatuh terlalu rendah," ucap Amran.
Amran berharap aturan teknis terkait budi daya kratom dapat segera ditetapkan untuk memfasilitasi proses lebih terstruktur dan produktif. Amran optimistis, dengan harga yang menguntungkan, budi daya kratom dapat menjadi pilihan yang menjanjikan bagi petani di Indonesia.
"Kita tunggu, nanti begitu regulasinya sudah ada, budi dayanya insyaallah mudah, kenapa? Karena harganya baik, harganya bagus, pernah mencapai 30 dolar," tutur Amran.
(eva/dnu)