Polisi Ungkap Keterangan Saka Tatal di 2016 Cenderung Berbohong

Polisi Ungkap Keterangan Saka Tatal di 2016 Cenderung Berbohong

Kurniawan Fadilah - detikNews
Rabu, 19 Jun 2024 22:07 WIB
Jakarta -

Polri mengungkap keterangan Saka Tatal (23), salah satu terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon, saat penyidikan pada 2016 cenderung bermuatan kebohongan.

Dasar dari penilaian Saka Tatal cenderung berbohong adalah kerap memberi keterangan yang berubah-ubah.

"Jadi keterangan dari Bapas (Balai Pemasyarakatan), bahwa Saka Tatal cenderung berbohong. Ketika memberikan keterangan berubah-ubah, ini dari keterangan Bapas. Iya (2016), jadi pemeriksaan awal," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Sandi Nugroho di Mabes Polri, Rabu (19/6/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk diketahui, sejak kasus pembunuhan Vina menjadi sorotan publik, Saka Tatal membuat pengakuan yang berbeda dengan fakta yang terungkap di persidangan di Pengadilan Cirebon. Saka Tatal adalah satu-satunya dari 8 terpidana kasus pembunuhan Vina dan Eky yang telah bebas bersyarat setelah 3 tahun 8 bulan dibina Lapas Anak Sukamiskin Bandung.

Saka Tatal dinyatakan terlibat dalam pembunuhan Vina dan Eky saat berstatus di bawah umur sehingga Saka Tatal diproses dengan sistem peradilan anak.

ADVERTISEMENT

Dilihat detikcom melalui putusan Pengadilan Negeri Cirebon, Minggu (19/5), hakim memaparkan perbuatan Saka Tatal dengan teman-temannya meresahkan masyarakat dan membuat kedua korban meninggal dunia.

"Perbuatan Anak Saka Tatal Bin Bagja dan teman-temannya telah membuat Anak korban Muhammad Rizky dan Anak korban Vina meninggal dunia," demikian dikutip dari putusan hakim Pengadilan Negeri Cirebon dalam pertimbangan hakim yang memberatkan terdakwa.

Hakim juga menyebutkan perbuatan anak Saka Tatal dan teman-temannya sangat sadis, kejam, dan di luar perikemanusiaan. Selain itu, perbuatan Anak Saka Tatal bin Bagja dan teman-temannya tidak mencerminkan kenalan remaja pada umumnya, tetapi sudah menjurus kepada perbuatan yang sangat membahayakan keselamatan masyarakat.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Hakim juga menyatakan keberadaan anak Saka Tatal dan teman-temannya kelompok geng motor membuat keresahan, kecemasan, dan ketakutan di masyarakat Cirebon.

"Perbuatan Anak Saka Tatal dan teman-temannya telah membuat keluarga para korban kehilangan orang yang sangat dicintai dan disayangi," katanya.

"Anak Saka Tatal Bin Bagja berbelit-belit di persidangan sehingga menghambat proses pemeriksaan perkara," kata hakim.

Putusan itu juga memaparkan kronologi berdasarkan dakwaan jaksa. Disebutkan kejadian pada 27 Agustus 2016, sekitar pukul 22.00 WIB di lahan kosong belakang bangunan showroom mobil seberang SMP Negeri 11.

Saka Tatal dijemput oleh Eka Sandi di rumahnya dengan menggunakan motor menuju depan SMP 11 Cirebon. Mereka lalu bertemu dengan kawanan geng motor Moonracker yang sedang menongkrong sambil minum minuman keras.

Kemudian, salah satu teman Saka Tata bernama Andi mengaku memiliki permasalahan dengan geng motor XTC sehingga Andi meminta bantuan kepada geng motor Monraker. Tak lama kemudian, anak korban Muhamad Rizky Rudiana lewat berboncengan motor dengan anak korban Vina dari arah utara Jl Perjuangan menuju arah Sumber.

Lalu saat itu juga Anak Saka Tatal bersama-sama dengan lainnya melempari korban Muhamad Rizky Rudiana dan Vina dengan menggunakan batu dan mengenai spakbor motor yang dikendarainya. Namun keduanya dapat melarikan diri, selanjutnya Saka Tatal dan pelaku lainnya mengejar korban sambil membawa bambu, batu, samurai panjang, dan samurai pendek yang telah disiapkan.

Kemudian motor korban dipepet oleh motor Eko Ramadani dan memukul Anak Korban Muhamad Rizky Rudiana dengan menggunakan bambu mengenai helm korban. Namun korban berhasil memacu motornya lagi, sementara pelaku kembali mengejar kedua korban.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Selanjutnya, ketika motor tersebut berada di sekitar tanjakan jembatan layang Tol Desa Kepongpongan Cirebon, sepeda motor Anak Korban Muhamad Rizky Rudiana yang berboncengan dengan Anak Korban Vina langsung dipepet dan ditendang oleh Eko Ramadani.

Akibatnya, korban terjatuh, kemudian Eko Ramadani memukul sebanyak 2 kali ke korban Rizky Rudiana dengan menggunakan bambu dan mengenai punggung sebelah kanan korban Rizky. Kemudian, Saka juga memukul ke arah korban Rizky sebanyak 1 kali.

"Saka Tatal memukul ke arah punggung namun mengenai muka bagian kanan Anak Korban Muhamad Rizky Rudiana sebanyak 1 (satu) kali," demikian kata hakim.

Kemudian, terdakwa lainnya turut melakukan pemukulan kepada korban Rizky Rudiana secara bergantian hingga terjadi insiden penusukan oleh Rivaldi Aditya Wardana menggunakan samurai panjang, selanjutnya Pegi alias Perong ikut memukul dan menyabetkan samurai pendek berbentuk pipa ke tubuh korban, dan Andi menusuk bagian perut sebelah kiri sebanyak 1 kali dengan samurai ukuran pendek sehingga akhirnya korban meninggal dunia di tempat. Sementara korban Vina juga dipukul oleh pelaku.

Pengakuan Saka Tatal

Saka Tatal, salah satu dari delapan terpidana kasus pembunuhan Vina dan Muhammad Rizky atau Eky, kini sudah menghirup udara bebas. Pemuda tersebut sempat menjalani hukuman penjara selama 3 tahun 8 bulan.

Dilansir detikJabar, pada Sabtu (18/5/2024) malam, Saka bercerita tentang penangkapan atas kasus tersebut. Saat itu dia masih berusia 15 tahun. Tiba-tiba Saka ditangkap polisi pada 31 Agustus 2016 karena dianggap telah membunuh Vina dan Eky.

Ia menceritakan, tepat saat hari penangkapan, sebelumnya, Saka dimintai tolong untuk mengisikan bensin sepeda motor milik pamannya bernama Eka Sandi, salah satu pelaku yang ditetapkan polisi sebagai pembunuh Vina dan Eky.

"Jadi waktu sebelum penangkapan saya diminta tolong sama paman saya (Eka Sandi) buat isiin bensin motor. Udah beres mengisi bensin, saya kembalikan motor ke paman saya yang lagi nongkrong di dekat SMPN 11 Kota Cirebon," kata dia Saka.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Ketika Saka mengembalikan sepeda motor milik pamannya, tanpa diduga terdapat polisi sudah berada di lokasi dan sedang mengamankan sejumlah orang berikut pamannya. "Motor saja belum dikasihin ke paman saya (Eka Sandi), tahu-tahu saya langsung ditangkap. Pas nangkap saja nggak ada penjelasan apa pun, terus saya di bawa ke Polres Cirebon Kota," ujar Saka.

Sesampai di Polres Cirebon Kota, Saka mengaku dibawa ke salah satu ruangan dan menerima sejumlah bentuk penganiayaan dari sejumlah oknum polisi yang memaksanya mengaku sebagai pelaku pembunuh Vina dan Eky.

"Pas sampai di kantor polisi itu saya nggak ditanya, tahu-tahu saya langsung disiksa, dipukulin, diinjak-injak sampai disetrum. Dipaksa buat mengaku," kata Saka.

Halaman 2 dari 4
(aud/aud)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads