Tangis Olivina Demo Depan Kedubes AS: Tolong Evakuasi Teman Palestinaku

Rifka Amalia - detikNews
Jumat, 31 Mei 2024 19:15 WIB
Sejumlah orang demo di depan Kedubes AS. Massa memprotes serangan militer Israel ke area pengungsi di Rafah, Palestina, yang menewaskan banyak korban. (Rifka A/detikcom)
Jakarta -

Sejumlah orang menggelar Aksi Solidaritas Bela Palestina di depan Kedutaan Besar (Kedubes) AS, Jakarta Pusat. Massa memprotes serangan mematikan militer Israel terhadap area pengungsi di Rafah, Jalur Gaza Selatan, Palestina, yang menewaskan banyak korban.

Di tengah kerumunan aksi, salah satu peserta massa aksi bernama Olivina Maskan (21) menyampaikan beberapa pesan soal teman Palestinanya yang bernama Daneia Al-Odad. Melalui poster yang digenggamnya, Olivina memohon bantuan agar Daneia yang terjebak di Rafah segera dievakuasi.

Dia mendapat kabar penduduk Rafah kelaparan. Bahkan, yang membuatnya sedih dan heran, ada pihak yang meminta dibayar untuk membawa penduduk keluar dari Rafah.

Olivina berharap ada pihak yang mengevakuasi temannya, Daneia, dari Rafah yang turut diserang militer Israel. (Rifka A/detikcom)

"Di mana mereka kesulitan untuk beli makanan, untuk beli minuman, untuk beli gas. Pokoknya hal-hal mendasar itu mereka kesulitan. Dan untuk bisa evakuasi saja itu keluarga Daneia sendiri sudah merasa pesimis. Karena pertama harganya itu nggak manusiawi. Kenapa untuk menyelamatin nyawa manusia aja perlu uang? Itu kan hal yang sangat tidak fair. Jadi pertama itu," kata Olivina di depan Kedubes AS, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Olivina mengaku bertemu dengan Daneia melalui sebuah program bernama Operation Olive Branch. Olivina menceritakan keadaan teman Palestinanya itu dan keluarganya sedang kesusahan untuk mendapatkan makanan dan minuman.

Dia juga mengaku masih rutin berkomunikasi dengan Daniea meski terbatas sinyal internet yang buruk dari Rafah. Dia mengaku pernah mendengar ngerinya suara ledakan berasal dari militer Israel.

Massa memprotes serangan militer Israel ke area pengungsi di Rafah, Palestina, yang menewaskan banyak korban. (Rifka A/detikcom)

"Dan setiap hari itu selalu ada suara drone. Jadi mereka itu kesulitan tidur. Mereka itu 24 jam selalu mikirin kapan ini akan ada bom dijatuhkan ke Rafah. Dia pernah ngirimin suara voice note. Jadi suara drone itu sangat-sangat keras gitu, Kak," tambahnya.

Kini Olivina tengah mencari cara untuk membantu proses evakuasi Denaia ke Indonesia salah satunya dengan mencari informasi soal beasiswa dari universitas khusus untuk anak-anak Palestina. Menurutnya, sebelum 7 Oktober cukup banyak warga Palestina yang berhasil dievakuasi ke Indonesia.

"Kalaupun bisa dibawa ke Indonesia, ayo sini tinggal sama aku. Ayo sini kuliah di sini. Jadi sebenarnya banyak orang-orang yang pengen nampung. Cuman nggak tau infonya itu nggak jelas gitu, harus apa gitu, terus visanya seperti apa, untuk bisa akses penerbangan itu seperti apa. Belum lagi harus mencari sponsor untuk penerbangannya dan lain-lain," jelas Oliviana.

Massa menuntut Israel dan sekutu mengakhiri serangan ke Palestina. Mereka menilai militer Israel telah melakukan genosida terhadap penduduk Palestina. (Rifka A/detikcom)

Lebih lanjut, dia bercerita setiap hari khawatir memikirkan nasib dan keselamatan dari teman Palestinanya. Dia berharap ada organisasi ataupun individu yang bisa segera membantu proses evakuasi Daniea.

"Jadi aku mohon kalau misalnya ada organisasi di luar sana atau ada orang-orang yang punya power. Tolong bantu. Gimana caranya temen-temen kita bisa dievakuasi dengan selamat," harap Oliviana.

"Jadi tolong dengarkan suara teman-temanku yang ada di Gaza. Tolong dengarkan suara teman-temanku. Terutama keluarga Daneia, keluarga Gaza, dan lain-lain. Terima kasih," tutupnya.

Simak juga 'Bantuan Disalurkan Lewat Udara Saat Israel Terus Bombardir Gaza':






(jbr/jbr)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork