Satrio Mukhti (18), calon siswa Bintara Polri, bersujud sambil menangis usai mendengar kabar dirinya diterima masuk pendidikan Bintara Polri. Satrio yang dibegal saat berangkat mengikuti tes masuk Bintara ini, tak menyangka Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi atensi pada dirinya.
Satrio sesekali menyeka air matanya dengan dengan tangan kanan yang masih dibalut perban. Ayah dan ibunya pun menangis bahagia.
"Bapak Kapolri prihatin dengan kejadian yang dialami casis tersebut. Namun Bapak Kapolri pun bangga, casis tersebut memiliki keberanian melawan komplotan begal, dan casis tersebut tetap semangat ingin mengikuti rekrutmen," kata Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Jumat (17/5/2024).
"Sehingga Bapak Kapolri memberikan penghargaan kepada adik kita, Satrio Mukhti, diterima sebagai anggota Polri," lanjut Irjen Dedi.
Seperti diketahui, Satrio menjadi korban begal pada Sabtu (11/5) di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar), saat hendak berangkat untuk tes psikotes Bintara Polri di SMK Media Informatika Pasanggrahan, Jaksel. Dia sempat berduel dengan komplotan begal hingga akhirnya jari tangannya terkena bacokan dan nyaris putus.
Kejadian ini membuat Satrio sedih dan sempat berpikir cita-citanya terkubur dengan kondisi tangannya yang lagi sempurna. Namun kesedihan itu kini menjadi kebahagiaan karena melalui SSDM Polri, Kapolri membuat keputusan menerima Satrio sebagai anggota Polri melalui jalur rekrutmen khusus disabilitas.
"Alhamdulillah dari Pak Kapolri telah mewujudkan cita-cita saya dari kecil untuk menjadi bagian anggota Polri. Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Pak Kapolri telah memberikan kuota khusus untuk saya menjadi bagian dari Polri," kata Satrio di kediamannya, Tanjung Duren, Jakarta Barat.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
(aud/fas)