Rasa Syukur dan Tekad Casis Korban Begal Usai Dapat Penghargaan Kapolri

Rasa Syukur dan Tekad Casis Korban Begal Usai Dapat Penghargaan Kapolri

Audrey Santoso - detikNews
Sabtu, 18 Mei 2024 06:23 WIB
Jakarta -

Satrio Mukhti (18), calon siswa Bintara Polri, bersujud sambil menangis usai mendengar kabar dirinya diterima masuk pendidikan Bintara Polri. Satrio yang dibegal saat berangkat mengikuti tes masuk Bintara ini, tak menyangka Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberi atensi pada dirinya.

Satrio sesekali menyeka air matanya dengan dengan tangan kanan yang masih dibalut perban. Ayah dan ibunya pun menangis bahagia.

"Bapak Kapolri prihatin dengan kejadian yang dialami casis tersebut. Namun Bapak Kapolri pun bangga, casis tersebut memiliki keberanian melawan komplotan begal, dan casis tersebut tetap semangat ingin mengikuti rekrutmen," kata Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo dalam keterangan tertulis, Jumat (17/5/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sehingga Bapak Kapolri memberikan penghargaan kepada adik kita, Satrio Mukhti, diterima sebagai anggota Polri," lanjut Irjen Dedi.

Casis bintara Polri, Satrio Mukti Rahajo, korban begal di Jakbar mendapat tiket dari Kapolri Jenderal Sigit, masuk Polri lewat jalur khusus.Foto: Casis bintara Polri, Satrio Mukti Rahajo, korban begal di Jakbar mendapat tiket dari Kapolri Jenderal Sigit, masuk Polri lewat jalur khusus. (dok. Istimewa)

Seperti diketahui, Satrio menjadi korban begal pada Sabtu (11/5) di Jalan Arjuna, Kebon Jeruk, Jakarta Barat (Jakbar), saat hendak berangkat untuk tes psikotes Bintara Polri di SMK Media Informatika Pasanggrahan, Jaksel. Dia sempat berduel dengan komplotan begal hingga akhirnya jari tangannya terkena bacokan dan nyaris putus.

ADVERTISEMENT

Kejadian ini membuat Satrio sedih dan sempat berpikir cita-citanya terkubur dengan kondisi tangannya yang lagi sempurna. Namun kesedihan itu kini menjadi kebahagiaan karena melalui SSDM Polri, Kapolri membuat keputusan menerima Satrio sebagai anggota Polri melalui jalur rekrutmen khusus disabilitas.

"Alhamdulillah dari Pak Kapolri telah mewujudkan cita-cita saya dari kecil untuk menjadi bagian anggota Polri. Terima kasih sebanyak-banyaknya kepada Pak Kapolri telah memberikan kuota khusus untuk saya menjadi bagian dari Polri," kata Satrio di kediamannya, Tanjung Duren, Jakarta Barat.

Simak selengkapnya di halaman berikutnya.

Karateka muda itu bertekad akan menjadi polisi yang memerangi kejahatan, khususnya begal, jika sudah lulus pendidikan Bintara dan dilantik sebagai anggota Polri. Satrio mengaku tak ingin ada masyarakat yang mengalami kejadian nahas seperti dirinya.

"Saya tidak mau ada masyarakat yang terkena seperti saya," ujar Satrio.

Ayah Satrio, Teguh Raharjo (57), juga berterima kasih kepada Jenderal Sigt atas kesempatan yang diberikan kepada anak pertamanya. Dia berharap Polri dapat membentuk Satrio menjadi pribadi yang ksatria dan bijaksana.

"Terima kasih, Bapak Kapolri. Saya bisa lihat anak saya pakai seragam polisi. Tolong bimbing anak saya. Kalau suatu saat anak saya menjadi polisi yang sombong, tolong ditegur," ujar Teguh saat ditemui detikcom.

Teguh pun berpesan agar Satrio tidak melanggar hukum. Dia ingin anaknya selalu jujur ketika kelak menjadi polisi.

"Harus jujur, berani itu nomor satu, apa pun keadaannya, harus jujur. Kejujuran itu nomor satu, apalagi kamu penegak hukum, bukan pelanggar hukum, berat hukumnya jika kamu penegak hukum tapi melanggar hukum," ujar Teguh.

Teguh berharap Satrio tetap rendah hati. Dia ingin Satrio menjadi mentor bagi kedua adiknya.

"Kamu anak pertamaku, kamu harus menjadi mentor dari adik-adikmu. Bapakmu orang Jogja, tanamkan rendah hati di dirimu, itu prinsip," kata Teguh.

Casis Bintara Polri, Satrio Mukhti (18) korban begal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.Foto: Casis Bintara Polri, Satrio Mukhti (18) korban begal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. (Rachma Rachel/detikcom)

Teguh bersyukur karena Satrio bisa menjadi anggota Polri berkat kuota khusus disabilitas yang diberikan oleh Kapolri. Dia bangga akan bisa melihat anaknya memakai seragam polisi.

"Saya sudah tua, tapi syukur alhamdulillah bisa melihat anak saya nanti memakai seragam polisi. Anak saya masih muda, tapi sudah saya tanamkan fondasi agama. Dia mengerti salat dan Al-Qur'an," sebut Teguh.

Simak selengkapnya kronologi Satrio dibegal hingga jari nyaris putus di halaman berikutnya.

Kronologi Begal

Satrio Mukhti dibegal di subuh hari, saat hendaka mengikuti tes psikologi, yang merupakan tahapan seleksi masuk Bintara Polri. Satrio sempat berduel melawan pelaku bersenjata golok.

"Awalnya saya tidak melihat dia bawa senjata tajam, jadi berantem pertama tidak membawa senjata tajam. Sempat satu lawan satu," ujar Satrio saat ditemui detikcom, Rabu (15/5).

"Pelaku itu satu motor tapi tiga orang. Pas berantem itu orang pertama kalah, tapi temannya yang tengah langsung turun dan ngeluarin senjata tajam," sambung Satrio.

Pelaku yang membawa golok langsung mengayunkan senjatanya hingga ditangkis oleh Satrio. Akibatnya, jari kelingking korban hampir putus.

"Pertama pas dibacok saya nggak merasa tangan saya kena, karena saya merasa nangkisnya pegangan goloknya. Dua kali dibacok, tangan dan kaki, alhamdulillah saya pakai helm jadi kepala nggak kena," ujar Satrio.

Casis Bintara Polri, Satrio Mukhti (18) korban begal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat.Foto: Casis Bintara Polri, Satrio Mukhti (18) korban begal di Kebon Jeruk, Jakarta Barat. (Rachma Rachel/detikcom)

Akibat pembegalan ini, Satrio mengalami luka parah di tangan. Jari kelingkingnya hampir putus karena menangkis golok.

"Kalau luka yang parah tangan, kaki juga cukup parah. Tulang kelingkingnya putus, tapi masih nyantel, pas operasi saya masih pegang jari saya," ucap Satrio.

Satrio akhirnya terjatuh. Sementara para pelaku berhasil membawa kabur motor dan ponsel miliknya.

Dengan kejadian yang dialaminya, Satrio berharap masih bisa mengikuti rangkaian tes bintara Polri. Satrio mengaku telah dua kali mengikuti tes bintara Polri. Menurut dia, menjadi polisi adalah cita-citanya sejak kecil.

"Dengan kejadian ini, jika mimpi saya harus terkubur saya ikhlas. Tapi kalau dengan kejadian ini saya bisa jadi anggota Polri, saya siap," tegas Satrio.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads