Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin menghadiri acara Pencanangan Gerakan Literasi Desa sebagai Puncak HUT Ke-44 Perpustakaan Nasional RI. Dalam kesempatan itu, Ma'ruf menyoroti rendahnya minat baca di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Ma'ruf berdasarkan hasil survei tingkat kegemaran membaca pada 2023. Meskipun masih rendah, Ma'ruf mengatakan angkanya mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
"Meski survei tingkat kegemaran membaca di Indonesia tahun 2023 menunjukkan peningkatan, persentase kenaikannya masih cukup rendah, yakni hanya kurang dari 3 persen saja," kata Ma'ruf di Perpusnas RI, Jumat (17/5/2024).
Ma'ruf juga membeberkan hasil studi Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mengenai evaluasi sistem pendidikan yang menyatakan bahwa kemampuan literasi siswa Indonesia masih di bawah rata-rata dibandingkan negara anggota OECD lainnya. Oleh karena itu, Ma'ruf memandang kondisi ini bisa memacu RI mengatasi ketertinggalan dengan berbagai upaya.
"Kondisi ini seharusnya memacu kita agar mengejar ketertinggalan sehingga kualitas sumber daya manusia kita semakin meningkat dan pembangunan Indonesia semakin melesat," ujarnya.
Ma'ruf mengatakan buku merupakan jendela dunia. Dia meminta semua pihak mendorong agar budaya membaca ditingkatkan.
"Saya meminta seluruh pemangku kepentingan agar terus mengupayakan peningkatan literasi dan pembangunan manusia. Sumber daya manusia yang unggul adalah kunci memenangkan persaingan global," ucapnya.
Ma'ruf berharap gerakan literasi desa dapat mengajak partisipasi aktif masyarakat desa dalam mewujudkan sumber daya manusia unggul dan berdaya saing dalam membangun desa-desa di Indonesia. Dia mengatakan gerakan literasi juga dapat dimanfaatkan untuk membantu penanganan stunting.
"Gerakan ini hendaknya dapat membentuk dan mengubah pola pikir masyarakat desa agar dapat berpartisipasi aktif dalam program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang dicanangkan pemerintah. Kita bisa mengambil contoh program penanganan stunting di desa-desa. Gerakan literasi desa dapat dimanfaatkan untuk mengubah kebiasaan para ibu di desa yang masih enggan membawa anak-anaknya ke posyandu karena tidak paham bahaya stunting bagi masa depan anaknya," terangnya.
Dia berpesan agar gerakan literasi desa dapat memperhatikan tradisi dan budaya desa yang berbeda satu sama lain. Gerakan literasi desa, kata dia, harus cermat melihat kondisi sosial dan kultural masyarakat.
Ma'ruf menyampaikan sejumlah arahan terkait gerakan literasi desa. Pertama, dia meminta agar penggerak terus menjalin koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak dengan melibatkan para pegiat literasi untuk merumuskan kebijakan yang proliterasi, termasuk menyediakan sarana membaca yang nyaman dan memadai.
Kedua, memanfaatkan teknologi digital dalam meningkatkan literasi informasi sehingga informasi yang didapat tetap relevan dan menghasilkan layanan yang berkualitas kepada masyarakat desa. Ketiga, menghargai budaya dan tradisi desa.
Terakhir, perluas cakupan Gerakan Literasi Desa sebagai pelengkap program pembangunan dan peningkatan kualitas perpustakaan di daerah. Masyarakat desa yang terdidik dan terliterasi, katanya, akan menjadi tiang kokoh mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Mari kita tingkatkan budaya membaca dan literasi di seluruh lapisan masyarakat, sehingga berdampak dan bermanfaat di seluruh pelosok negeri, termasuk bagi masyarakat desa terpencil," ucapnya.
"Saya ucapkan selamat ulang tahun yang ke-44 untuk Perpustakaan Nasional Republik Indonesia. Semoga Gerakan Literasi Desa yang dicanangkan hari ini mampu meningkatkan minat baca masyarakat desa dan kualitas sumber dayanya, serta memberikan kontribusi bagi pembangunan manusia," sambungnya.
(taa/haf)