4 Hal Diketahui Ayah Pensiunan PNS di Mojokerto Dibunuh Putri Kandung

Tim detikJatim - detikNews
Sabtu, 02 Des 2023 20:17 WIB
Rumah anak bunuh ayah pensiunan PNS di Mojokerto (Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Jakarta -

Heboh anak kandung bunuh ayah di Mojokerto, Jawa Timur. Korban bernama Sutrisno diketahui merupakan pensiunan PNS yang tinggal di lingkungan Wates, Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto.

Kini, pelaku sudah diperiksa pihak kepolisian. Lalu, apa penyebab dari peristiwa tersebut? Berikut informasi selengkapnya.

1. Awal Mula Anak Bunuh Ayah di Mojokerto

Sutrisno (65), pensiunan PNS di Mojokerto, tewas dianiaya putrinya, SNA (35). Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Bambang Tri Sutrisno menjelaskan awalnya pelaku SNA (35) disuruh ibunya bersih-bersih rumah pada Kamis (30/11/2023) pukul 14.00 WIB.

Namun pelaku menolak perintah ibunya dengan alasan sedang sakit. SNA pun cekcok dengan ibu kandungnya, Sumarlinah, di rumah mereka, Lingkungan Wates, Kelurahan Wates, Magersari, Kota Mojokerto.

"Melihat itu, bapaknya (Sutrisno) melerai. Tahu-tahu langsung dipukul dengan kursi plastik biru oleh pelaku. Kemudian korban terjatuh hingga meninggal dunia," jelasnya kepada wartawan di Polres Mojokerto Kota, Jalan Bhayangkara, dilansir detikJatim, Jumat (1/12/2023).

Rumah dan jenazah pensiunan PNS di Kota Mojokerto yang dibunuh anaknya sendiri. (Enggran Eko Budianto/detikJatim)

2. Pelaku: Janda Anak 2-Pasien RSJ

SNA (35), yang menganiaya ayahnya, Sutrisno (65), di Mojokerto hingga tewas adalah janda anak dua. Pelaku pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, Malang, karena mengalami gangguan jiwa.

Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Bambang Tri Sutrisno mengatakan pihaknya telah memeriksa keluarga SNA. Hasilnya, SNA memiliki riwayat gangguan kejiwaan sejak duduk SMP.

"Tapi tidak pernah menjalani pengobatan medis, hanya secara tradisional. Baru tahun kemarin dibawa ke RSJ Lawang. Setelah itu, pelaku tidak mengonsumsi obat rutin," ujarnya kepada wartawan di Polres Mojokerto Kota, Jumat (1/12/2023).

Tisia Andayani, tetangga korban, mengatakan SNA (35) menunjukkan tanda-tanda gangguan jiwa sejak sebelum menikah. Gangguan kejiwaan SNA semakin parah sejak ditinggal suaminya.

"ODGJ parah sejak ditinggal suaminya. Pelaku sering melakukan kekerasan terhadap keluarganya. Pernah ibunya dibanting. Anaknya yang kecil, perempuan, pernah dikurung di kandang ayam sampai luka-luka," ungkap Tisia.

"Harusnya obat jalan, tapi hanya satu kali kontrol. Alasannya, keluarga tak mampu biayanya. Kontrol pertama iuran warga. Setelah itu tidak pernah kontrol lagi," jelasnya.

Baca di halaman selanjutnya soal anak bunuh ayah di Mojokerto.




(kny/jbr)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork