Operasi pencarian korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, memasuki hari ketiga. Terbaru, tim SAR menemukan delapan jenazah dan total 11 orang dinyatakan tewas.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menerangkan tim hari ini menemukan tujuh jenazah. Selain itu, tim juga menemukan dua potongan tubuh yang kemudian diidentifikasi milik satu nama.
"Hingga Sabtu (15/11) siang pukul 18.00 WIB, tim SAR gabungan untuk operasi pencarian dan pertolongan korban longsor di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap kembali menemukan tujuh jenazah. Selain itu, tim juga menemukan dua potongan tubuh yang kemudian diidentifikasi milik satu nama," kata Abdul kepada wartawan, Sabtu (15/11/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Abdul mengatakan total korban tewas dalam peristiwa tanah longsor Cilacap menjadi sebelas orang. Rinciannya, dua jenazah ditemukan pada hari pertama, satu jenazah ditemukan pada hari kedua, dan delapan jenazah pada hari ketiga.
"Dengan demikian, jumlah orang yang masih dalam pencarian menjadi sebanyak 12 jiwa," ujarnya.
Hari ini, 520 personel SAR gabungan dikerahkan guna percepatan operasi SAR. Pada Jumat (14/11) malam, tujuh unit ekskavator dikerahkan untuk menggali dengan hati-hati titik lokasi yang diduga terdapat korban jiwa di dalamnya.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Bidang Penanganan Darurat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Budi Irawan meminta ada penambahan eskavator. Total alat berat yang dibutuhkan sebanyak 12 unit.
"Melihat lokasi terdampak longsor yang sangat luas ini, jika semalam saya sampaikan delapan ekskavator harus turun, pagi ini saya minta ditambah lagi empat unit. Sehingga total alat berat yang dibutuhkan sebanyak 12 unit," kata Budi saat meninjau lokasi terdampak di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap.
Kebutuhan penambahan alat berat ini menurut Budi, karena tingginya timbunan material longsor bervariasi antara 2-8 meter yang tidak memungkinkan untuk dilakukan pencarian dengan cepat jika menggunakan peralatan sederhana. Budi menambahkan seluruh sumber daya bisa dikerahkan 24 jam jika situasi memungkinkan.
"Sumber daya manusianya bisa bergiliran, namun alat berat harus aktif 24 jam," tambah Budi.
19 Anjing Pelacak Dikerahkan
Tidak hanya sumber daya manusia, total sebanyak 19 anjing pelacak juga dikerahkan dari Kantor SAR Semarang, Polda Jateng, dan beberapa Polres se-Jawa Tengah. Anjing-anjing yang mayoritas berjenis Belgian Maloinis dan German Shepherd ini memiliki spesifikasi khusus SAR cardaver, yaitu kemampuan penciuman tajam khusus untuk operasi SAR.
Buddy, salah satu unit K9 dari Polres Temanggung berjenis German Shepherd hari ini menemukan empat titik yang diduga terdapat korban tertimbun. Buddy hari ini bekerja dalam tim bersama rekan unit K9 bernama Jack D, milik Polres Cilacap.
(whn/azh)










































