Analisis Psikolog Forensik soal Ibu dan Anak Ditemukan Sisa Rangka di WC ART

Adrial Akbar - detikNews
Jumat, 06 Okt 2023 20:09 WIB
Kondisi rumah ibu dan anak sisa kerangka di Cinere jelang olah TKP (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Grace Arijani Harahapan (64) dan anaknya, Arianto Wibowo (38), diduga bunuh diri hingga ditemukan dalam kondisi sudah tinggal kerangka di rumahnya di Cinere, Depok. Keduanya ditemukan di dalam kamar mandi atau water closet (WC) di rumah tersebut.

Ketua Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) Nathanael EJ Sumampouw mengatakan ide dan upaya bunuh diri tersebut dipersiapkan David. Dia mengatakan hal itu setelah Apsifor melakukan pemeriksaan psikologi forensik dengan teknik autopsi psikologi.

"Pada anak, dia yang awalnya memiliki ide tersebut. Dia juga mempersiapkan langkah-langkahnya, men-setting pada ruang sempit, dark room, empty room, kemudian melatarbelakangi pilihannya untuk menjadikan kamar mandi ART di belakang rumah sebagai TKP," kata Nathanael dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (6/10/2023).

Apsifor melakukan pemeriksaan psikologi forensik dengan teknik autopsi psikologi dan metode retrospektif untuk merekonstruksi pikiran, perasaan, perilaku hingga serta status mental Grace dan David dalam situasi terakhir kehidupannya.

Rekonstruksi tersebut dilakukan dengan meneliti tempat kejadian perkara (TKP) hingga mewawancara pihak-pihak yang mengenal kedua korban. Mereka juga mendalami dari barang-barang yang ada, dokumen, aktifitas medsos untuk mendapat profil gambaran tentang kondisi psikologis Grace dan David.

"Kemudian kami meneliti TKP, kami juga interkolaborasi sehingga baik dari kedokteran forensik, labfor, kami analisis teliti dengan perspektif psikologis. Kami mewawancara informan subjek indvidu ini baik dari keluarga inti, kerabat, atau orang tak ada hubungan keluarga tapi berinteraksi langsung dengan 2 keluarga ini, jadi ada 13 subjek yang kita temui, kita wawancara intensif dalam kurun waktu kurang lebih 100 jam," ujarnya.

Hasil Pemeriksaan Psikologi Forensik

Nathanael mengatakan Grace dan David mulai mengalami perubahan relasi interaksi setelah sang kepala keluarga meninggal pada 2011. Dia mengatakan sosok suami cukup vital dalam mendukung, memfasilitasi kebutuhan, hingga membantu dalam mengurus rumah tangga termasuk keuangan.

"Bahwa kedua individu tinggal sejak 1987. Dan ada perubahan relasi interaksi pasca meninggalnya suami, kurang lebih 2011 atau 12 tahun lalu, di mana ibu tidak memiliki pekerjaan. Sedangkan Saudara David, anaknya ini lulus SMA dan tidak punya pekerjaan dan aktivitas penuh di rumah saja," ujar dia.

Dia mengatakan Grace terdampak atas meninggalnya suami sehingga ada indikasi ketidakmampuan dalam pengelolaan keuangan dan pengelolaan kegiatan sehari-hari. Dia menduga kondisi tersebut juga dipicu kondisi kedukaan yang berkepanjangan.

Selain itu, Apsifor melihat ada indikasi ketidakmampuan mengorganisir kehidupan dengan baik untuk memilah yang penting dan tidak penting. Dia mengaku menemukan kondisi psikologis terkait dengan depresi, psikapatologis yang berkaitan dengan gangguan psikologis.

"Sehingga ada indikasi yang kuat perilaku hording, atau perilaku penimbunan pada korban," ujar dia.

"Kami menemukan ada indikasi yang kuat berkaitan dengan simptom negatif yang bersangkutan yaitu menarik diri, putus kontak sosial, kurang merawat diri, dan emosi negatif yang intens. Itu pada ibu," katanya.

Sementara, pada pemeriksaan psikologi forensik pada David, ditemukan indikasi yang kuat, ciri kepribadian psikoid yang indikatornya tertutup, menyendiri, adanya kecemasan sosial, ada kesepian, ada pasif dalam mengarahkan diri dalam lingkungannya. Dia mengatakan David menyadari mengalami gangguan kesehatan mental.

Simak Video 'Polisi Ungkap Ibu-Anak Sisa Kerangka di Depok Tewas Bunuh Diri':



Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.




(jbr/mei)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork