Pimpinan Badan Sosialisasi MPR RI Taufik Basari menyambut baik pelaksanaan lomba Stand Up Comedy untuk mensosialisasikan Empat Pilar MPR. Menurutnya, sudah saatnya sosialisasi tidak dilakukan dengan cara yang kaku seperti pidato, ceramah, hingga berpidato.
Taufik menilai sosialisasi bisa dilakukan dengan berbagai cara yang lebih santai dan disukai anak muda, seperti stand up comedy. Dia juga menjelaskan MPR telah menyadari fakta dari penyampaian sosialisasi dengan ceramah dan pidato membuat yang mendengarkannya bosan dan mengantuk.
"Baik juga membahas masalah politik hingga tatanegara dengan cara yang lebih santai, menyenangkan bahkan canda tawa. Bukan tidak mungkin hasilnya akan lebih baik. Pesan yang hendak disampaikan bisa diterima lebih gampang," ungkap Taufik dalam keterangannya, Selasa (22/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini disampaikan Taufik saat membuka semi final lomba stand up comedy yang digelar untuk memperingati HUT ke-78 Indonesia dan hari Lahir MPR ke-76. Tema yang diusung dalam kegiatan ini adalah 'Pendidikan Penguatan Empat Pilar MPR Untuk Generasi Muda'.
Ketua Fraksi Partai NasDem MPR ini juga menilai peserta stand up comedy merupakan orang-orang yang memiliki kecerdasan tersendiri. Sebab dalam waktu yang singkat, mereka dituntut menangkap fakta dan disampaikan dengan jenaka. Menurutnya, kalau tidak cerdas, para pelaku stand up comedy atau comedian tidak bisa menghadirkan kejenakaan itu.
"Itu tidak mudah, bahkan para politisi yang sering berpidato pun, belum tentu bisa menyampaikan pesan yang membuat orang lain tersenyum. Mudah-mudahan, lomba ini bisa menjadi terobosan, sehingga ke depan sosialisasi MPR akan lebih berhasil," jelas Taufik.
Dia memaparkan selama lomba berlangsung, banyak kritik hingga aspirasi yang disampaikan peserta kepada MPR. Salah satunya adalah komedian asal Jakarta, Rizal.
Peserta yang memerankan tokoh guru SLB Tunanetra tersebut mengkritisi Sosialisasi Empat Pilar yang menggunakan banyak pidato. Rizal mengatakan cara itu membuat banyak peserta yang mengantuk dan tidur, karena membosankan. Tidak hanya mengkritik metode sosialisasi, Rizal juga menentang rencana pemerintah menghapus tunjangan guru.
"Saya sering kerja hingga malam, dan itu tidak dihitung lembur. Kami bahkan melakukannya dengan sukarela, karena merasa tanggung jawab. Tetapi kalau tunjangan guru jadi dihapus, sesuai isi UU Omnibus Law, akan banyak guru yang menderita. Ujung-ujungnya, saya bisa hapus itu buku-buku yang memakai huruf braille sehingga murid-murid tidak bisa belajar," terang Rizal.
Sebagai informasi, lomba tersebut berlangsung di Plaza Gedung Nusantara 5 komplek MPR DPR RI, Selasa (22/8). Ikut hadir pada acara tersebut yaitu Wakil Ketua MPR, Arsul Sani dan Kepala Biro Humas MPR Siti Fauziah.
Lomba Stand Up Comedy kali ini diikuti 110 peserta. Dari jumlah tersebut dipilih 25 peserta untuk bertanding di babak semi final. Nantinya 10 peserta yang terpilih juga akan bertanding pada babak final yang berlangsung pada Selasa (29/8) mendatang. Adapun 3 juri untuk lomba ini adalah Iwel Sastra, Andi Wijaya dan Ridwan Remin.
Simak juga 'Saat Jokowi soal Wacana Amandemen UUD 1945: Sebaiknya Setelah Pemilu':