Dinkes DKI: Tren Penyakit Timbul Akibat Polusi Udara Tak Naik Drastis

Dinkes DKI: Tren Penyakit Timbul Akibat Polusi Udara Tak Naik Drastis

Brigitta Belia - detikNews
Rabu, 16 Agu 2023 23:34 WIB
Petugas menerima panggilan telpon di Posko Tanggap COVID-19 di Kantor Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Senin (9/3/2020). Penanggung Jawab Posko Tanggap COVID-19 DKI Jakarta, Ani Ruspitawati mengatakan, hingga hari ini Senin (9/3/2020) sudah dihubungi oleh 3.580 orang dan dari jumlah itu ada 64 kasus kategori Orang Dalam Pantauan (ODP) dan 56 Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta menyatakan bahwa masalah polusi udara atas dampaknya terhadap kesehatan masyarakat belum masuk kategori darurat saat ini. Berdasarkan data Dinkes DKI, tren kasus penyakit yang dialami warga atas dampak polusi udara tidak mengalami peningkatan drastis.

"Terkait penyakit yang timbul akibat polusi udara, kalau lihat data sih sejauh ini belum masuk kategori darurat, karena tren jumlah penyakit nggak naik drastis tapi naik turun," kata Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinkes DKI Jakarta Ani Ruspitawati dalam konferensi pers di Kantor Dinkes DKI Jakarta, Rabu (16/8/2023).

Ani mengungkapkan berdasarkan data yang dimilikinya, jumlah penyakit yang berkaitan dengan masalah polusi udara mencapai seratusan ribu per bulan. Angka itu dinilai bergerak fluktuatif, namun dinilai tidak ada lonjakan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau dari data, untuk ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) sendiri di DKI Jakarta tahun 2023 ini rata-rata kasus ISPA sekitar 146 ribu kasus per bulan. Pola ini kurang lebih sama dengan kondisi sebelum COVID-19 tahun 2018-2019," jelas dia.

Penyakit itu, lanjut Ani, tidak hanya dipengaruhi oleh masalah polusi udara, tetapi juga perubahan iklim. Sehingga perubahan cuaca yang terbilang terjadi rutin tiap tahun menguatkan nilai ketidakdaruratan masalah polusi udara terhadap kesehatan.

ADVERTISEMENT

Meski dinilai tidak darurat, Ani mengatakan bahwa pihaknya melakukan sejumlah upaya antisipasi atau pencegahan atas peningkatan penyakit yang berhubungan dengan polusi udara.

"Pemantauan data kita tindaklanjuti dengan terus memberikan edukasi kepada masyarakat. Jadi tetap tidak dibiarkan meskipun secara kasus kami tidak menganggap itu sebagai suatu kedaruratan," tutur dia.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Sebelumnya diketahui, polusi udara di Jabodetabek jadi sorotan. Presiden Jokowi turut buka suara soal buruknya kualitas udara dalam seminggu terakhir.

Keluhan soal buruknya kualitas udara, khususnya di Jakarta, pertama kali dikeluhkan oleh warganet di media sosial. Mereka menyebutkan polusi udara hari ini membuat sesak napas dan tidak sehat.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan buruknya kualitas udara di Jakarta saat ini dipengaruhi musim kemarau yang sedang tinggi-tingginya. Kondisi tersebut menyebabkan udara kurang baik.

"Memang kualitas udara Jakarta sepanjang 2023 ini cukup berfluktuatif. Tadi disampaikan Pak Dirjen, salah satu faktor pencetusnya adalah kondisi musim kemarau Juli-September biasanya musim kemarau mencapai tinggi-tingginya, sehingga berakibat pada kondisi kualitas udara yang kurang baik," kata Asep, dalam jumpa pers, Jumat (11/8).

Asep menerangkan saat ini Pemprov DKI tengah menyusun regulasi. Salah satu aturan yang sudah ada, lanjut Asep, adalah Instruksi Gubernur Nomor 66 Tahun 2019 tentang pengendalian kualitas udara. Nantinya, Pemprov DKI juga akan menerbitkan Pergub sebagai langkah pengendalian polusi Jakarta.

Halaman 2 dari 2
(jbr/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads