Korban kasus penipuan Binomo ramai-ramai mendatangi Mahkamah Agung (MA). Mereka bersurat meminta MA dapat menghukum ayah Vanessa Khong, Rudiyanto Pei di tingkat kasasi.
"Ini kami menduga ya ada permainan tingkat tinggi atau pergerakan bawah tanah yang dilakukan oleh Rudiyanto Pei. Dan dia telah mengendalikan pengadilan. Jadi kami imbau semuanya kita sudah mengantarkan surat ke MA, ini sudah diterima ya hari ini, tembusannya nanti ke Komisi Yudisial, Ombudsman, dan juga Bawas MA, supaya kasus ini benar-benar dikawal ketat," ujar pengacara korban, Nibezaro Zebuadi di Gedung MA, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2023).
Nibezaro menilai ada yang janggal dari putusan Pengadilan Tinggi (PT) Banten yang membebaskan Rudiyanto Pei. Dia juga menyoroti barang bukti Binomo terkait Rudiyanto yang tidak dikembalikan ke korban.
"Dia katanya dibebaskan, tidak bersalah. Akan tetapi harta tetap dikembalikan ke korban kan aneh. Harta dikembalikan ke korban berarti itu kan tetap terbukti. Akan tetapi kurungannya dibebaskan itu yang menjadi pertanyaan besar seperti itu di Pengadilan Tinggi," ucapnya.
"Karena Rudiyanto Pei ini sangat berbahaya, karena di pengadilan aja dia bisa bebas sendiri. Coba bayangkan, ini kan kejanggalan yang luar biasa. Sementara Indra Kenz dituntut 10 tahun dan juga dikembalikan ke korban semua (harta), nah itu tinggal eksekusi sekarang. Tapi Rudianto Pei dibebaskan. Ini kan aneh," sambungnya.
Nibezaro berharap Rudiyanto dapat dihukum sesuai dengan perbuatannya. Dia juga berharap barang bukti terkait Rudiyanto juga dapat dikembalikan kepada korban Binomo
"Harapan kita supaya diputusan kasasi nanti terdapat juga keadilan yang luar biasa bagi seluruh para korban Binomo. Agar barang bukti bisa dikembalikan para korban dan Rudiyanto Pei dihukum sesuai dengan perbuatannya," pungkasnya.
(zap/zap)