Ketua RW Ngaku 'Cuma' Bercanda
Tim kuasa hukum ST (72), ketua RW di Pluit, Jakarta Utara buka suara soal dugaan pelecehan nonfisik terhadap wanita pegawai kelurahan, RI. Kuasa hukum menyebut kliennya tak berniat melecehkan, tetapi hanya 'bercanda'.
"Sebenarnya klien kami merasa bahwa fine-fine aja awalnya, ini kan berteman, terus tiba-tiba dilaporkan karena ada unsur (pelecehan). Kan kalau menyangkut masalah pidana harus melihat masalah mens rea-nya, melihat niat, ada niat jahat seseorang di situ," kata kuasa hukum ST, Daniel, kepada wartawan di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Jumat (11/8/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Daniel mengatakan kliennya mengaku tak ada niat melecehkan pegawai kelurahan. Daniel menyebut kliennya 'hanya bercanda'.
"Sementara kalau dilihat dari pada pengakuan klien kami sendiri bahwa ini hanya bercanda tidak ada maksud lain dan kalau dilihat dari segi fisik itu dia usianya sudah 80 tahun. Kalau melihat matanya sudah kabur dan dia juga kalau untuk bercanda-canda untuk orang dewasa itu untuk menghibur diri, tidak ada maksud untuk kejahatan," sambungnya.]
Daniel menjelaskan duduk perkara kejadian tersebut. Menurutnya, awalnya pegawai kelurahan berinisial RI itu meminta jabatan kepadanya, namun ditolak oleh ST.
"Berawal dari adanya permintaan jabatan untuk mengelola keuangan RW 06 kepada klien Kami, kemudian ditolak oleh klien kami dengan alasan melanggar menjabat, karena tidak boleh rangkap jabatan dalam pengurusan kelembagaan RW 06," ujar Daniel.
Diketahui RI merupakan pengurus lembaga musyawarah kelurahan (LMK). Daniel menyebut bahwa RI tetap memaksa meminta kepada Ketua RW agar bisa mengurus keuangan di RW.
Korban Bantah Tuduhan Minta Jabatan
Pegawai kelurahan berinisial RI (40) yang menjadi korban pelecehan seksual ketua RW di Pluit, Jakarta Utara, buka suara soal dirinya dituding meminta jabatan di jajaran RW. RI membantah dan menyebut dirinya sudah mencalonkan diri sebagai anggota pengurus lembaga musyawarah kelurahan (LMK).
"Kalau soal saya minta jabatan, sama sekali tidak benar. Karena sebelum dia jadi ketua RW, saya sudah mencalonkan diri sebagai anggota LMK. Kalau saya mau mencari jabatan, kenapa saya nggak mencalonkan sebagai RW," kata RI pada wartawan di kawasan Pluit, Jakarta Utara, Sabtu (12/8/2023).
Lagi pula, menurutnya, jika pada saat itu ia mencalonkan diri sebagai ketua RW, ia yakin bisa menang karena ada 13 RT yang mendukungnya.
"Karena pemilihan RW itu kurang lebih harus... Kan kita ada 21 RT, 13 RT sudah memihak saya, belum tentu delapan RT lainnya memihak mereka. Pasti bukannya saya tinggi hati, tapi udah jelas kemenangan di tangan saya karena 13 RT sudah mendukung saya," ujarnya.
Ia mengatakan memutuskan menjadi pengurus LMK karena untuk menghindari ketua RW tersebut. Ia juga mengaku sudah diwanti-wanti oleh suaminya agar tidak ikut campur di pengurusan RW.
"Kenapa saya nggak ikut pemilihan RW? Karena pemilihannya itu LMK dulu, RT, baru RW. Kenapa saya memutuskan jadi LMK? Karena saya tahu calonnya ini bakal Pak RW ini dan saya sudah diwanti-wanti kalau dia yang jadi ketua RW, saya nggak usah jadi kepengurusan RW," tuturnya.
(wnv/mea)