Pengakuan Korban Penipuan Lowongan Kerja yang Diselamatkan Ojol di Bekasi

Pengakuan Korban Penipuan Lowongan Kerja yang Diselamatkan Ojol di Bekasi

Mulia Budi - detikNews
Minggu, 30 Jul 2023 05:46 WIB
Ilustrasi lowongan kerja atau pekerjaan
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Ivan-balvan)
Jakarta -

Pelamar kerja yang viral dinarasikan menjadi korban penipuan modus lowongan kerja (loker) yang diselamatkan ojol di Bekasi, Jawa Barat, buka suara terkait kejadian yang dialaminya. Pelamar kerja itu bernama Gira.

Gira mengaku belum berencana melaporkan dugaan penipuan yang dialaminya ke pihak kepolisian. Dia mengaku tak ingin keamanannya terancam.

"Sebenernya ini kali pertama saya sih menghadapi kasus seperti ini, dan saya juga takut keamanan saya terancam. Pasti oknum seperti mereka jaringannya luas kan," kata Gira saat dihubungi, Sabtu (29/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengatakan dirinya menemukan link lowongan kerja itu dari akun pencarian kerja online. Dia memutuskan untuk mendatangi alamat loker itu lantaran tak ada ketentuan biaya yang harus dibayar.

"Jadi ceritanya aku ada panggilan interview kerja, sebelumnya ada link gitu kan, pas aku cek katanya itu nggak berbayar, oke lah aku dateng ke alamat yang dituju. Pas sudah sampai di sana banyak banget kejanggalan," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Dia menyebut ada sejumlah kejanggalan saat sampai di ruko loker tersebut. Di antaranya tak ada seleksi psikotes, pertanyaan singkat saat interview hingga diharuskan membayar sejumlah uang dengan dalih untuk pelatihan.

"Katanya bakal ada prosesi psikotes, interview dan penempatan wilayah kerja. Faktanya nggak ada psikotes sama sekali, terus juga interviewnya nggak selayaknya interview, cuman ditanya nama, alamat sekarang, habis itu dia jelasin tentang job desk dan salary, lanjut tiba-tiba dia ngejelasin kalau ada pembayaran nominal sekian juta untuk pelatihan, aku nolak karena nggak sinkron dengan di web, akhirnya kata dia nggak apa-apa DP dulu. Aku coba dulu aja kan DP nominal Rp 350 robu eh terus disuruh menghadap ke bos lantai 3," tuturnya.

Gira mengaku dipaksa tanda tangan surat perjanjian di atas materai dan membayar sejumlah uang. Dia menyebutkan saat dirinya menolak membayar justru tetap dipaksa dan diminta menghubungi keluarga agar membayar di hari tersebut.

"Aku dibawa ke ruangan bosnya, di sana banyak banget penjelasan dan diwajibkan tanda tangan di atas materai, aku teliti dan baca surat itu, sampai aku bilang aku belum bisa tanda tangan, aku alibinya uangnya baru ada besok atau lusa. Mereka tetap maksa aku untuk bayar saat itu juga, disuruh menelpon pihak keluarga dan disediakan ruang tunggu. Tapi mereka paham kalau aku udah tau kalau surat-surat itu bukan kontrak kerja, tapi lebih tepatnya isian kalau kita nggak bisa menuntut mereka lewat jalur hukum," ujarnya.

Dia mengatakan dirinya berusaha keluar dari ruko tersebut dengan alasan memesan makanan online namun tetap dilarang. Dia mengatakan dirinya baru diperbolehkan keluar ruko usai menyelesaikan persyaratan administrasi.

"Aku di sana pas lagi nggak ada yang jagain langsung pesan ojol, minta tolong ke dia. Sambil nunggu ojol bales, tiba-tiba ada orang masuk nemenin aku, aku tahu ini suruhan bosnya buat jagain aku, akhirnya aku ijin mau beli sarapan keluar, eh aku dilarang dan dibilang buat nyelesain administrasi dulu baru boleh keluar," ujar Gira.

"Aku coba cek HP lagi, kata ojolnya bilang aja order makanan, aku coba bilang lagi ke penjaganya yang jagain aku, kita beneran berdua di ruangan, 'mas aku kalau pesen makanan di ojol boleh nggak? Nanti makan di sini' dan anehnya jawabannya tetep nggak boleh," imbuhnya.

Selengkapnya pada halaman berikut.

Simak juga Video: Sandiaga Targetkan Beasiswa Kepemimpinan di Aceh Bisa 'Boost' Loker Baru

[Gambas:Video 20detik]




Gira mengatakan dirinya lalu beralasan hendak pergi ke toilet. Saat sampai di lantai dasar ruko, dia mengaku langsung berlari menuju ojol dan meninggalkan ruko tersebut.

"Akhirnya aku bilang ke abang ojolnya untuk tunggu aku 3 menitan, nggak lama aku pura-pura ijin ke toilet, pas turun tangga, si yang jagain aku nelpon security untuk mantau aku, aku nggak tau security mana yang dia telepon, eh untungnya di lantai 1 ada security malah bukain pintu, jadi aku langsung naik ojol dan kabur," ujarnya.

Lebih lanjut, Gira mengatakan kejanggalan lainnya yang dia rasakan di ruko loker tersebut. Di antaranya peserta interview kerja tak datang serentak, nama perusahaan yang berbeda hingga diperbolehkan mengajak kerabat yang belum bekerja dengan membawa berkas lamaran kerja.

"Kejanggalan lainnya peserta interview datang di waktu yang nggak serentak, berkas boleh menyusul, berpakaian bebas, nama PT di aplikasi dengan di undangan berbeda, nama PT di undangan tidak ada di Google, di surat undangan ada note boleh mengajak kerabat yang belum bekerja dengan membawa berkas," ujarnya.

Sebelumnya, driver ojek online (ojol) bernama Arif viral dinarasikan menyelamatkan korban penipuan modus lowongan kerja (loker) dari sebuah ruko di Bekasi, Jawa Barat. Polisi pun bergerak ke lokasi mengecek kantor tersebut.

"Kami bersama dengan petugas Satpol PP untuk cek lokasi," kata Kapolsek Bekasi Selatan Kompol Jupriono, kepada detikcom, Jumat (28/7/2023).

Hasil pengecekan polisi, tidak ditemukan adanya kegiatan di ruko yang dimaksud. Polisi juga tidak menemukan adanya warga yang melamar pekerjaan di sekitar ruko.

"Semua terlihat normal, tidak ada warga yang mendaftar mencari kerja. Saat kita cek, tidak ada kegiatan. Bisa jadi kegiatannya seperti penyalur pembantu rumah tangga," ujarnya.

Sejauh ini polisi belum menemukan adanya indikasi penipuan seperti dinarasikan di Instagram. Polisi berharap warga yang merasa jadi korban untuk melapor.

"Dan seperti narasi di IG kan juga dugaan akan jadi korban penipuan. Kami berharap yang ada di IG itu bisa melaporkan kepada kami supaya diproses. Kasus penipuan itu tidak mungkin diproses tanpa ada orang yang menjadi korban penipuannya," ujarnya.

Dia mengatakan ruko itu juga telah ditutup oleh pemiliknya. Dia menyebutkan pihaknya tak bisa asal menutup paksa sebuah ruko tanpa ada bukti pelanggaran yang kuat.

"Dan kami tidak memiliki kewenangan untuk menutup ruko kalau belum tahu apa yang dilakukan oleh penghuni ruko tersebut," ucapnya.

Meski begitu, polisi mengintensifkan kegiatan patroli di sekitar lokasi setelah mendapatkan informasi tersebut.

"Setelah ada info kita terus patroli di sekitar ruko," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(lir/lir)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads