Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI) menilai hasil survei Indikator Politik Indonesia yang menyatakan kepercayaan publik pada Polri 76,4 persen merupakan kenaikan drastis. KMDHI mengapresiasi Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang dinilai berbenah dan tak antikritik.
"Jika melihat data, peningkatan presentase kepercayaan terhadap Polri meningkat drastis kurang dari setahun, yang awalnya sangat turun di bulan November 2022. Artinya, Polri mulai berbenah dan senantiasa melakukan evaluasi sehingga di bulan Juli 2023 presentase tersebut naik drastis," kata Ketua Presidium PP KMHDI, I Putu Yoga Saputra, kepada wartawan pada Senin (3/7/2023).
Bagi Yoga, naiknya kepercayaan publik pada Polri adalah buah dari sikap Sigit yang mendengar suara masyarakat, dan transparan terhadap masalah yang melibatkan oknum anggotanya. Sikap tak antikritik dan transparan itu, lanjut Yoga, membuat citra Polri yang sempat terpuruk menjadi pulih.
"Saya mengapresiasi Bapak Kapolri, terutama adalah karena terbuka dalam menerima kritikan publik, terbuka terhadap berbagai masalah yang terjadi di internal Polri. Sehingga recovery dalam tubuh Polri melibatkan masyarakat, akibat dari pelibatan masyarakat ini perbaikan di tubuh Polri bisa segera teratasi atas bantuan atensi netizen, dan itu ditandai dengan tren kepercayaan yang terus naik hingga Juli 2023," jelas Yoga.
Dia pun mengapresiasi sikap Sigit yang mau mengakui kesalahan anggotanya dan meminta maaf kepada masyarakat di puncak Hari Bhayangkara ke-77. Menurutnya, momen tersebut adalah momen langka.
"Terkhusus, kemarin yang menjadi sorotan publik pada saat Hari Bhayangkara, yang di mana Bapak Kapolri meminta maaf secara langsung ke publik jika personel dan jajaran memiliki kesalahan di masyarakat. Jarang kita temui jenderal bintang 4 mau untuk mengucapkan hal tersebut. Yang sering kita lihat malah selalu melakukan pembenaran dan tidak mau mengakui kekurangan," ungkap Yoga.
Meski saat ini kepercayaan publik pada Korps Bhayangkara meningkat, Yoga berharap evaluasi tetap dilakukan. Yoga menambahkan, dirinya berharap Polri yang menjadi sahabat masyarakat dan selalu mengedepankan karakter humanis.
"Saya berharap meskipun tren kepercayaan selalu naik, peningkatan pelayanan terhadap masyarakat dan evaluasi di tubuh Polri harus senantiasa di tingkatkan kembali. Saya sendiri menginginkan Polri di masa depan adalah Polri yang menjadi sahabat di masyarakat atau humanis," tutur Yoga.
"Tidak ada lagi masyarakat yang takut-takut jika berkomunikasi dengan Polri, nyaman dan aman. Humanis bukan berarti tidak tegas, kita lihat Bapak Kapolri, humanis namun tegas menindak oknum-oknum nakal. Saya merasa sudah banyak anggota yang dicopot karna 'nakal' dan tidak menjalankan tanggung jawab dengan baik," pungkas dia.
Indikator Politik Indonesia sebelumnya merilis survei tingkat kepercayaan terhadap lembaga penegak hukum. Hasilnya, tingkat kepercayaan publik ke Polri meningkat menjadi 76,4%.
Survei ini digelar pada 20-24 Juni 2023 terhadap 1.220 responden. Survei dilakukan dengan cara wawancara tatap muka oleh pewawancara yang terlatih.
Pemilihan sampel dilakukan dengan metode multistage random sampling. Adapun margin of error survei +/- 2,9% dengan tingkat kepercayaan 95%.
Quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20% dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check). Dalam quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Peneliti utama Indikator Burhanuddin Muhtadi mengungkap tren kepercayaan terhadap Polri meningkat. Burhanuddin menyebut kurang dari setahun Polri berhasil memulihkan citranya.
"Kepolisian juga mulai pulih, jadi yang percaya terhadap polisi di bulan Juni 2023 itu sudah mencapai 76,4% yang mengatakan sangat percaya 10,8% kita gabung dengan mengatakan cukup percaya," kata Burhanuddin saat konferensi pers virtual, Minggu (2/7).
(aud/fjp)