Pihak Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Citata) DKI Jakarta menyarankan agar pihak yang bersengketa ini menempuh jalur hukum. Namun pihak Bu Ami akan berembuk terlebih dahulu untuk menentukan apakah akan menempuh jalur hukum atau tidak. Jalur hukum lewat pengadilan bakal membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya. Pihak Bu Ami sebenarnya ingin agar Dinas Citata bisa menyelesaikan masalah ini tanpa harus ada langkah jalur hukum.
"Ya sebelumnya memang sudah diprediksi, mereka (Dinas Citata) akan seperti ini (mediasi gagal), lepas gitu ya," kata Abdul Somad, suami Bu Ami, kepada detikcom seusai mediasi yang gagal itu di kantor Dinas Citata, Jakarta Pusat, Jumat (23/6/2023).
Sebagaimana diketahui, keluarga Bu Ami dan tetangganya bernama Abdurachman tinggal di Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan. Tanah uruk Abdurachman mendesak tembok rumah Bu Ami sehingga tembok rumah Bu Ami menjadi retak-retak, lembap, dan rawan jebol. Bu Ami menyatakan lahan uruk Abdurachman tidak berfondasi sehingga tanah uruknya mendesak tembok rumahnya.
Somad mengatakan masih akan membicarakan langkah selanjutnya dengan keluarga. Ia masih berpegang teguh bahwa apa yang dilakukan tetangganya, Abdurachman, itu salah.
"Ya nanti kita akan runding dulu dengan keluarga ya gimana baiknya. Kan tadi saya bilang, apa yang dia kerjain, apa pun itu, teknis apa itu, nggak benar. Yang pasti itu batu ditaruh. Bukan fondasi loh itu. Bahaya sekali," ujarnya.
Somad dan keluarganya berharap tetangganya itu bisa membangun fondasi dengan benar agar keluarganya tidak perlu keluar biaya lebih untuk memperbaiki tembok yang selalu retak.
"Harapannya ya Pak Abdurachman bisa bangun fondasi sesuai kaidah. Jangan interupsi atau arahan teknis yang abal. Fokus saja di fondasi itu, yang sebenarnya dia salah membuatnya," pungkasnya.
Diketahui Dinas Cipta Karya, Pertanahan, dan Tata Ruang (Citata) DKI Jakarta menggelar mediasi untuk menemukan solusi atas tembok rumah Bu Ami yang rawan jebol karena terdesak tanah uruk warga. Mediasi ke-2 antara pihak Bu Ami dan tetangganya bernama Abdurachman ini gagal menemukan solusi yang disepakati. (dnu/dnu)