Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memutuskan mempertahankan lengkungan atau fondasi jembatan Otista. Lengkungan tersebut dipertahankan setelah muncul polemik karena dianggap memiliki nilai sejarah.
"Struktur lengkungan yang dibangun pada 1920 dan menjadi ciri khas jembatan Otista (dipertahankan). Ini untuk menjaga warisan pusaka dan catatan sejarah," kata Wali Kota Bogor Bima Arya di akun Instagramnya, @bimaaryasugiarto, Senin (22/5/2023).
Bima Arya sempat mendatangi jembatan Otista yang sedang direvitalisasi. Dia mengatakan jembatan yang baru akan dibangun di atas lengkungan tersebut dengan jarak elevasi sekitar 1,7 meter.
Dia mengatakan nantinya akan dibuatkan dek khusus di bawah jembatan untuk edukasi sejarah dan titik foto bagi wisawatan.
Dia mengatakan lengkungan atau fondasi jembatan itu dipertahankan karena menyimpan nilai sejarah.
"Jadi ini terlihat dari bawah juga balok lengkung pondasi jembatan Otista yang sangat kokoh, dibangun tahun 1920-an, zaman Belanda, kita pertahankan," katanya.
Dia mengatakan revitalisasi jembatan Otista dilakukan karena perlu struktur yang lebih kuat agar jembatan lebih luas dan bisa menampung kendaraan lebih besar. Dia menjelaskan, saat ini pengerjaan sudah memasuki tahap pengangkatan rangka jembatan.
Bima Arya sempat masuk ke kolong jembatan Otista. Diketahui, kolong jembatan tersebut juga kerap dipakai tempat tidur bagi kelompok tunawisma.
"Masih banyak yang tidur di sini yah?" tanya Bima.
"Ya, Pak, masih ada. Ada 7 orang Pak kemarin tuh," jawab Kepala Dinas PUPR Kota Bogor, Rena Da Frina.
Revitalisasi jembatan Otista sempat menjadi polemik karena menyangkut status bangunannya sebagai cagar budaya hingga dampak ekonomi yang terganggu bagi masyarakat sekitar.
Publik meminta Pemkot Bogor mempertimbangkan dengan tidak menghancurkan seluruh jembatan Otista karena benda cagar budaya.
(jbr/hri)