Polisi akhirnya mengungkap penyebab pasti meninggalnya Mustopa NR (60), pelaku penembakan di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat. Setelah melakukan serangkaian pemeriksaan baik secara forensik, laboratorium forensik hingga psikologi forensik, tim dokter forensik Polri mengungkapkan pelaku tewas akibat serangan jantung.
"Jadi kami dari tim dokter Forensik itu menyimpulkan bahwa korban ini memang mati karena serangan jantung," kata dr Arfiani, salah satu tim dokter Forensik Polri, saat konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (5/5/2023).
Dia menjelaskan sakit infeksi paru-paru yang diderita Mustopa menambah fatal serangan jantung tersebut. "Diperberat oleh penyakit infeksi pada parunya," ujar Arfiani.
Arfiani mengatakan, dari autopsi memang ditemukan adanya sejumlah luka di tubuh Mustopa. Namun, menurutnya, luka tersebut tidak menyebabkan kematian.
Luka yang dimaksud di antaranya luka terbuka dangkal di bibir dan di lutut. Kemudian luka lecet kecil pada pipi, tangan kiri.
"Dan (luka lecet) kedua anggota gerak bawah," ucap dr Arfiani.
Luka terakhir adalah memar disertai pembengkakkan pada pipi. Arfiani melanjutkan, dari pemeriksaan lebih lanjut, ditemukan adanya indikasi infeksi pada paru-paru Mustopa dan indikasi serangan jantung.
"Kemudian dari pemeriksaan dalam. Kami menemukan adanya gambaran infeksi penyakit infeksi pada paru dan ada gambaran serangan jantung," ungkap Afriani.
Seperti diketahui, polisi juga menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik Indonesia (Apsifor) untuk melakukan autopsi psikologi warga Lampung itu.
"Terkait dengan hal lain, Apsifor pun sudah kolaborasi interprofesi. Sudah kita kirimkan ke Polda Lampung untuk melakukan autopsi psikologi dari korban," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Trunoyudo Wisnu Andiko kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Barat, Rabu (3/5).
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan Video 'Asal Muasal Air Gun yang Digunakan Penembak di Kantor MUI':
(aud/aud)