Kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua memanfaatkan perempuan dan anak-anak untuk menyergap prajurit TNI pencari Pilot Susi Air Capt Philip Mark Mehrtens di Nduga, Papua Pegunungan. Mereka juga mengajak remaja SMP untuk menyerang prajurit TNI.
"Memang gerombolan KST (kelompok separatis teroris) ini sangat biadab. Usai menjadikan tameng kaum perempuan dan anak-anak saat menyerang aparat TNI beberapa waktu yang lalu di Mugi-Mam Nduga mengakibatkan Prajurit TNI menjadi korban. Kini gerombolan KST justru mengajak remaja pelajar SMP/SMA untuk menyerang aparat TNI Polri," kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman dalam keterangannya, Selasa (25/4/2023).
Herman mengatakan KKB memobilisasi para remaja pelajar SMP dan SMA untuk sama-sama menyerang prajurit TNI yang sedang bertugas. Hal tersebut disampaikan langsung oleh salah seorang warga setempat kepada pihak TNI.
"Ini sangat disesalkan, jadi tidak salah apabila warga di Nduga maupun di Intan Jaya maupun di daerah lainnya mulai melakukan perlawanan kepada gerombolan KST karena keluarga ataupun anak-anak mereka menjadi tumbal dari KST," ujarnya.
Lebih lanjut, Herman meminta masyarakat menolak ajakan bergabung dengan KKB. Dia meminta masyarakat melapor ke TNI bila diajak bergabung dengan KKB.
"Kita semua hati-hati dengan ajakan kepada Para remaja pelajar oleh KST. Jika ada maka bisa dilaporkan dan tentunya jangan terpengaruh," imbuhnya.
Siaga Tempur Operasi
Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan status operasi di Nduga, Papua Pegunungan, ditingkatkan menjadi siaga tempur imbas serangan KKB menyebabkan 1 prajurit gugur, 4 luka-luka, dan 4 lainnya hilang. Yudo menegaskan peningkatan status operasi itu diperlukan saat ini.
"Dari awal saya sudah katakan kita akan melakukan operasi penegakan hukum, yakni dengan cara soft approach. Tapi dengan kondisi seperti ini, khususnya di daerah tertentu, ya kita ubah operasinya menjadi operasi siaga tempur," kata Yudo saat jumpa pers di Mimika, Papua Tengah, dilansir detikSulsel, Selasa (18/4/2023).
Yudo menjelaskan peningkatan status operasi ini untuk meningkatkan naluri bertempur prajurit. Dia lalu membandingkan status operasi yang dilakukan di Laut Natuna.
"Jadi kalau TNI di Laut Natuna itu operasi siaga tempur laut. Nah kalau di sini ada operasi siaga tempur darat. Artinya, ditingkatkan dari soft approach menjadi operasi siaga tempur. Agar apa, pasukan kita terbangunnya naluri tempurnya," tegasnya.
Namun Yudo menuturkan operasi humanis tetap dilakukan untuk seluruh masyarakat Papua. Hal itu dilakukan untuk bersama-sama TNI dan masyarakat menjaga keamanan.
"Saya jelaskan operasi humanis itu bukan untuk KKB. Itu untuk semua masyarakat Papua di daerah operasi. Tapi kalau KKB melakukan kontak tembak kita humanis, ya habis kita," tegasnya.
Simak Video 'Alasan KKB Lepaskan 3 Tukang Ojek yang Disandera':
(wnv/dek)