Komnas HAM Sebut Kerusuhan Wamena Bukan Cuma soal Hoax Penculikan Anak

Komnas HAM Sebut Kerusuhan Wamena Bukan Cuma soal Hoax Penculikan Anak

Wilda Hayatun Nufus - detikNews
Kamis, 06 Apr 2023 19:08 WIB
Kerusuhan terjadi di Wamena, Papua pada Kamis, 23 Februari 2023. Peristiwa tersebut menewaskan 10 warga sipil. Lantas, apa penyebab kerusuhan Wamena?
Kerusuhan di Wamena Papua (dok Istimewa)
Jakarta -

Komnas HAM mengungkap kerusuhan maut di Wamena, Papua, bukan hanya dipicu soal informasi hoaks mengenai penculikan anak. Komnas HAM menyebut kerusuhan itu juga dipicu masalah sentimen antara masyarakat asli Papua dan masyarakat pendatang.

"Latar belakang penyebab kerusuhan ini tidak hanya dipicu oleh adanya disinformasi penculikan anak semata, tetapi juga berhubungan dengan akar masalah yaitu adanya sentimen antara masyarakat asli Papua dengan masyarakat pendatang dan sentimen ekonomi mengenai proteksi dan pemberdayaan hak-hak masyarakat asli Papua," kata Wakil Ketua Eksternal Abdul Haris Semendawai dalam jumpa pers secara virtual, Kamis (6/4/2023).

Abdul mengatakan peran Pj Gubernur Papua Pegunungan belum sepenuhnya optimal dalam konteks pembinaan dan pengawasan terhadap para bupati dalam upaya pemulihan kondisi pascakerusuhan ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peran Pj Gubernur Provinsi Papua pegunungan belum sepenuhnya optimal dalam konteks pembinaan dan pengawasan terhadap para bupati dalam upaya pemulihan kondisi pascakerusuhan, penggunaan kekuatan berlebih excessive use of force dalam pengendalian massa yang menimbulkan korban jiwa adalah bagian dari pelanggaran HAM," katanya.

Komnas HAM menyatakan ada pelanggaran HAM di kerusuhan Wamena. Pelanggaran HAM itu adalah hak hidup, hak atas rasa aman, hak memperoleh keadilan, hak atas kesejahteraan dan hak anak.

ADVERTISEMENT

"Terdapat sejumlah pelanggaran HAM atas kasus kerusuhan Wamena yaitu pelanggaran hak hidup, hak atas rasa aman, hak memperoleh keadilan, hak atas kesejahteraan dan hak anak," kata Abdul Haris.

Abdul mengatakan ada kekuatan yang berlebihan atau excessive use of force dalam upaya pengendalian massa oleh anggota Polri dan TNI. Sehingga, kata Abdul, hal itu mengakibatkan 9 warga tertembak dan meninggal dunia serta puluhan warga lainnya luka-luka.

"Terdapat penggunaan kekuatan yang berlebihan, excessive use of force dalam upaya pengendalian massa anggota Polri dan TNI akibatnya 9 warga tertembak dan meninggal dunia serta puluhan lainnya terluka," ungkapnya.

Abdul memaparkan kerusuhan di Wamena ini menyebabkan 11 orang meninggal dunia dan 58 orang luka-luka. Tak hanya itu, 920 orang juga mengungsi di Kodim 1702 Jaya Wijaya.

"Dampak kerusuhan Wamena menyebabkan 11 orang meninggal dunia, 58 orang mengalami luka-luka, 920 orang mengungsi ke Kodim 1702 Jaya Wijaya serta kerugian materiil lainnya yaitu terbakar atau rusaknya sejumlah rumah tinggal ruko kios dan kendaraan bermotor," ujarnya.


Sementara itu, kata Abdul, berdasarkan bukti medis terdapat 9 jenazah yang merupakan warga asli Papua terkena tembakan senjata api. Kemudian dua jenazah yang merupakan warga pendatang meninggal dunia akibat senjata tajam.

"Berdasarkan bukti medis, terdapat 9 jenazah korban masyarakat asli Papua dan patut diduga 9 masyarakat asli Papua yang meninggal dunia disebabkan karena tembakan senjata api, luka-luka di tubuh korban menunjukkan adanya luka masuk dan luka keluar seperti tembakan senjata api pada umumnya, sedangkan dua orang warga pendatang, yang meninggal dunia diduga kuat akibat senjata tajam yaitu busur panah dan parang," ujarnya.


Polisi Tangkap 13 Orang

Polda Papua sudah mengamankan total 13 orang terkait kerusuhan yang dipicu hoaks penculikan anak di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.

"13 orang (yang diamankan)," kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo saat dimintai konfirmasi, Sabtu (25/2/2023)

Ignatius mengatakan 13 orang tersebut dalam pemeriksaan. Dia belum bisa mengatakan 13 orang itu dari pihak mana saja.

"Dalam pemeriksaan," katanya.

Kerusuhan di Wamena

Kerusuhan pecah di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan. Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengatakan ada 18 orang personel TNI dan Polri yang terluka.

"Atas insiden di Wamena, korban luka-luka dari aparat ada 18 orang, yang 16 di antaranya terkena lemparan batu dan 2 orang terkena panah, yakni 1 perwira polisi dan 1 anggota TNI. Dan ini sudah kita minta untuk segera ditangani," ujar Fakhiri seperti dilansir detikSulsel, Jumat (24/2).

Lihat juga Video 'Hoax! Ini Video yang Diviralkan Anak Diculik dalam Karung di Bekasi':

[Gambas:Video 20detik]



(whn/dhn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads