Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dzulfikar Ahmad Tawalla, bersama jajaran pengurus bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Silaturahmi Dzulfikar dan Jokowi ini merupakan yang pertama sejak Muktamar Pemuda Muhammadiyah di Balikpapan.
"Kami rombongan pimpinan pusat yang baru, teman-teman formatur yang terpilih kemarin saya ketua umum kemudian Mas Najih sekjen, kita berterima kasih atas kehadiran Bapak Presiden kemarin di pembukaan muktamar tentu ini wujud kepedulian beliau terhadap pengembangan gerakan pemuda Indonesia," kata Dzulfikar kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Senin (27/3/2023).
Dzulfikar menjelaskan ada empat agenda strategis yang bakal dilakukan Pemuda Muhammadiyah. Empat agenda strategis itu meliputi isu kebangsaan hingga keilmuan.
"Empat agenda tersebut, pertama, peneguhan pergerakan Islam berkemajuan, kedua gerakan kewirausahaan sosial ketiga, adalah gerakan keilmuan dan keempat adalah gerakan politik kebangsaan," ujar Dzulfikar.
Pesan Jokowi
Menurut Dzulfikar, Jokowi sangat mengapresiasi gerakan Islam berkemajuan. Jokowi berharap ajaran Islam betul-betul mampu mengayomi seluruh anak bangsa Indonesia.
"Kemudian yang berikut terkhusus beliau sangat menitikberatkan terhadap gerakan ekonomi. Bahwa ke depan Pemuda Muhamadiyah betul-betul memfokuskan gerakannya kepada penumbuhan ekonomi, kesadaran untuk memulai kemandirian karena tentu tantangan ke depan akan lebih berat lagi," ujar Dzulfikar.
Timnas Israel
Dzulfikar juga ditanya perihal ramai penolakan tim Israel main Piala Dunia U-20 di Indonesia. Dia mengatakan penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah jauh sebelum Israel dinyatakan lolos kualifikasi.
"Kan begini penunjukan tuan rumah, Indonesia sebagai tuan rumah itu kan lebih awal. kemudian di belakang hari baru ketahuan bahwa Israel lolos dan patut dicatat bahwa ini kebijakan FIFA," ujar Dzulfikar.
Dia yakin Jokowi dan Plt Menpora Muhadjir Effendy dapat menemukan jalan keluar atas persoalan ini. Menurut Dzulfikar, pemerintah akan mengupayakan yang terbaik untuk bangsa Indonesia.
"Karena kita tahu lah bahwa dalam perjalanan sejarah dari Bung Karno kemudian presiden-presiden setelahnya itu memang ada sangat concern terhadap poin bahwa kita harus mendorong kemerdekaan setiap bangsa seperti itu," ujar Dzulfikar.
(knv/imk)