Langganan Banjir Bikin Warga Cawang Hafal Asal Air Dari Mana

Langganan Banjir Bikin Warga Cawang Hafal Asal Air Dari Mana

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 26 Feb 2023 21:56 WIB
Banjir di Cawang, Jakarta Timur (Rumondang-detikcom)
Banjir di Cawang, Jakarta Timur (Rumondang-detikcom)
Jakarta -

Permukiman warga di RT 15/RW 03 Jalan Taman Harapan, Cawang, Jakarta Timur menjadi kawasan langganan banjir. Sampai-sampai, warga di kawasan itu hafal asal air banjir dari mana.

Diketahui, banjir menggenang permukiman warga di RT 15/RW 03 sejak Jumat (24/2/2023) sampai Sabtu (25/3). Tinggi air mencapai 30 cm.

Sekretaris RT 15/ RW 03 Imron (40) mengatakan warga sudah terbiasa dengan banjir karena wilayahnya yang dekat dengan Kali Ciliwung. Dia mengatakan banjir terjadi tergantung cuaca.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau banjir buat kami di sini sudah biasa. Kita nggak bisa bilang sering, karena tergantung dari cuaca dan alam," katanya.

"Kalau memang cuaca Jakarta hujan, lautnya pasang, putaran air nggak berjalan, makanya kita banjir di sini. Tapi kalau di lautnya nggak pasang, airnya tetap mengalir, kita nggak banjir di sini," sambung Imron.

ADVERTISEMENT

Imron berharap ada solusi permanen agar banjir tak terulang lagi. Namun, dia menyadari mengatasi banjir bukan hal mudah.

"Kita berharapnya biar nggak banjir lagi. Setiap tahun pasti ada absenan banjir. Kalau bicara penyebab banjir aja kompleks ya, sama kayak solusinya juga kompleks," ucapnya.

Imron juga bercerita dulu wilayahnya hanya dilanda banjir jika ada air akibat luapan Kali Ciliwung dari Bogor. Namun kini, kata dia, banjir semakin sering terjadi meski hujan hanya terjadi di Jakarta.

Dia mengatakan warga selalu mengecek situs pantauan banjir online milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. Dia mengatakan warga juga bisa membedakan mana banjir akibat hujan di Jakarta atau banjir yang dipicu air dari Bogor atau Depok.

"Kalau di sini tuh yang dikhawatirkan banjir kiriman, kalau banjir hujan itukan biasanya tidak terlalu tinggi," jelasnya.

"Kalau airnya bening, Jakarta doang ini hujan. Kalau banyak sampah terus kadar lumpurnya tinggi itu kiriman, jadi kita bersihinnya juga ekstra," sambung Imron.

Warga yang rumahnya kebanjiran, Eva (32), mengatakan air sebenarnya sempat surut pada Jumat sore. Namun, air naik lagi saat hujan mengguyur pada Jumat malam hari.

"Jadi dia itu kemarin naik, udah naik surut, naik lagi, nah langsung gede nih segini (setinggi dada)," ucapnya.

Eva juga menyebut ada perbedaan antara banjir akibat hujan di Jakarta dengan banjir akibat air dari Bogor. Dia menyebut banjir yang dipicu air dari wilayah Bogor bisa membuat rumahnya terendam berhari-hari.

"Lebih mending hujan di sini, dari pada hujan di Bogor, itu mah langsung dikirim. Kalau di sini hujan naik, terus surut lagi. Kalau misalnya kiriman dari Bogor atau Depok, udahlah itu berhari-hari, saya harus keluar dari rumah," ucap Eva.

Alasan warga terpaksa bertahan di kawasan itu meski langganan banjir. Baca halaman selanjutnya>>

Alasan Warga Terpaksa Bertahan

Banjir terus berulang di kawasan ini. Kendati demikian, warga terpaksa memilih bertahan.

Sekretaris RT 15/RW 03, Imron mengatakan sejatinya pihaknya ingin sekali pindah rumah. Namun karena alasan ekonomi, dia pun terpaksa harus tetap berada di kawasan langganan banjir.

"Saya sebenarnya juga pengen pindah tapi kan butuh biaya. Kalau emang kita ada rejeki lebih ya kita akan pindah tapi kalau belum ya kita harus sabar," kata Sekretaris RT 15/RW 03, Imron, saat ditemui detikcom di Jalan Taman Harapan, Cawang, Jakarta Timur, Minggu (26/2).

Imron pun mengaku sabar menunggu program pemerintah dalam pembebasan lahan untuk menormalisasi Sungai Ciliwung. Dia berharap pemerintah segera merealisasikan program tersebut.

"Sabar kalau pemerintah mau bebasin lahan, normalisasi, ya kita ikut program pemerintah. Saat ini kan kita sudah ada program normalisasi, berkas sudah dikumpulkan, mudah-mudahan kalau sudah ya segera dilaksanakan saja," ungkap Imran.

Tak jauh berbeda, Wanti (37) mengatakan mayoritas warga di lingkungannya hanya tinggal menunggu realisasi pembebasan lahan untuk normalisasi Sungai Ciliwung. Namun, sebutnya, belum ada kejelasan lebih lanjut mengenai hal itu.

"Sebenarnya dari warga mayoritas tinggal nunggu realisasi normalisasi yang udah diinfokan tentang penggusuran itu. Data-data juga surat juga udah dilengkapi sama warga. Tapi belum ada tindakan langkah ke depannya appraisal-nya itu kapan itu belum dapat kejelasan," kata Wanti.

Wanti mengaku sabar dan bertahan mendiami wilayah itu karena mengetahui posisi rumahnya berada di pinggir sungai. Dia pun berharap normalisasi sungai itu dapat segera dilakukan dan berjalan dengan lancar.

"Kita sabar aja nunggu karena tahu keadaan begini. Warga sekitar juga baik-baik bantu kita. Di sini kayak saudara, nggak ada bawang merah tinggal cari aja sampai dapat ke rumah tetangga," tutur Wanti

"Ya harapan warga semuanya ya karena udah diukur-ukur ya realisasinya berjalan lancar dan segera," lanjut Wanti.

Halaman 2 dari 2
(whn/whn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads