Bripka Heri Prasetyo (35) membangun Taman Kanak-kanak (TK) untuk warga di Dusun Krambil, Kecamatan Panggang, Gunungkidul, D.I Yogyakarta. TK Bumi Damai Indonesia itu bisa diakses secara gratis oleh anak-anak setempat.
Kisah Bripka Heri ini diusulkan oleh Sugiyati (53), salah satu tenaga pengajar di TK Bumi Damai Indonesia untuk Hoegeng Awards 2023 melalui formulir online http://dtk.id/hoegengawards2023. Sugiyati juga salah satu teman dari ibunda Bripka Heri.
Menurut Sugiyati, Bripka Heri adalah orang yang peduli dengan sesama. Anggota Subbidprovos Bidpropam Polda DIY, itu disebut membantu sesama tanpa memandang suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
detikcom kemudian menghubungi Sugiyati untuk menggali lebih dalam sosok Bripka Heri. Sugiyati menyebut Bripka Heri juga merupakan sosok yang santun.
"Kalau saya sama Pak Heri kenal sudah lama, karena beliau orang Panggang tapi berbeda desa, jauh. Saya mengenal beliau itu waktu sekolah SMA, beliaunya pemuda yang supel, pemuda yang hebat, santun dengan siapa saja, dengan orang tua," kata Sugiyati, Jumat (17/2/2023).
Sugiyati lantas menceritakan awal mula pembangunan TK Bumi Damai Indonesia itu. Pembangunan itu atas permintaan warga yang diusulkan kepada Bripka Heri.
"Masyarakatnya itu karena di situ nggak ada TK jadi minta dibangunkan TK. (Kalau ke TK sebelah) jalan kaki karena kehidupan di sana itu menengah ke bawah, jadi kalau mau ke sekolah ke dusun yang lain itu sangat jauh sekitar 4-5 kilo jalan kaki," kata dia.
Bripka Heri kemudian mempertimbangkan usulan tersebut. Akhirnya, pada Juli 2020, TK tersebut mulai beroperasi dan menerima 28 peserta didik.
"Alhamdulillah pada waktu itu tahun 2020, masyarakat meminta dan langsung dikabulkan di bulan Mei itu, Juni kita sudah mulai pembukaan TK dan Juli operasional tahun pertama. Itu mendapatkan murid 28 anak dan itu dari berbagai dusun," tutur dia.
Sugiyati menyebutkan bahwa bangunan untuk TK tersebut disewa oleh Bripka Heri kepada warga setempat. Sementara semua biaya operasional ditanggung oleh Bripka Heri.
TK Bumi Damai Indonesia ini memiliki 3 orang tenaga pengajar. Salah satunya Siguyati sendiri. TK ini juga telah memiliki izin dari Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul pada 2022.
"Pengajarnya ada 3 Bu Sugiyati saya sendiri, ada Bu Sukilah, dan Bu Iswahyuni. Kebetulan kami pernah mengajar di lembaga TK yang agak jauh di beda kecamatan, karena dusunnya memerlukan sehingga semuanya berpindah di TK di dusun (Krambil)," tutur dia.
Selain mendirikan TK, Bripka Heri disebut sebagai sosok yang suka membantu sesama. Sugiyati mengatakan Bripka Heri sering kali membantu orang-orang yang tidak mampu di Gunungkidul.
"Pernah sama saya baksos di daerah yang daerahnya cukup lumayan jalan setapak waktu itu beliau memberikan santunan kepada simbah (lansia, red), di rumah itu ada 2 simbah yang sudah tidak dirawat oleh anak-anaknya," jelasnya.
"Belau memang beragama Islam, beliau luar biasanya tidak pernah membeda-bedakan satu agama, tidak, tetapi siapa yang membutuhkan dibantu sama beliau. Beliau juga membangun vihara yang ada di Kecamatan Panggang juga, ada beberapa vihara, ada 4 vihara di sana alhamdulillah Pak Heri ke sana membantu untuk pembangunan di vihara, mengecat, itu masih di daerah Gunungkidul," imbuhnya.
Daerah Gunungkidul, kata Sugiyati, memang membutuhkan bantuan. Utamanya, tambah dia, terkait pendidikan untuk anak-anak.
"Wilayah Gunungkidul perlu uluran tangan oleh seseorang (yang) sangat luar biasa, terutama pendidikan memang betul-betul diharapkan masyarakat," tuturnya.
Awal Mula TK Berdiri
Bripka Heri menceritakan awal mula pendirian TK ini. Dia menyebut warga setempat melaporkan keinginannya untuk mendirikan TK kepada Bripka Heri. Wilayah Krambil tersebut adalah wilayah yang sering didatangi Bripka Heri untuk memberikan bantuan sosial dan kegiatan bakti sosial.
"Waktu baksos di daerah Panggang, Krambil, itu saya ditemui orang yang ngomong bahwa di tempat itu tidak ada TK, dan TK sangat jauh dan saya lihat warganya memang dari kalangan bawah, banyak anak-anak kecil nggak ke TK, langsung ke SD akhirnya kan di SD nggak bisa baca, belum bisa menulis, ketinggalan," kata Bripka Heri kepada detikcom.
Berangkat dari situlah Bripka Heri berniat untuk mendirikan TK secara gratis kepada warga. Bripka Heri kemudian berbicara dengan guru TK yang kebetulan telah lama dikenalnya, yaitu Bu Sugiyati.
"Kebetulan di daerah situ ada guru-guru juga yang udah punya pengalaman ngajar anak TK, terus saya tanya 'mau nggak nih bu? saya insyaallah mungkin bisa membuatkan TK, cuma nanti saya dibantu untuk tenaga pendidiknya, kita sama-sama berjuanglah untuk anak-anak', akhirnya salah satunya Ibu Sugiyati itu," tutur Bripka Heri.
Sewa Rumah Warga Jadi TK
Bripka Heri kemudian mencari bangunan yang bisa disewa untuk disulap menjadi TK, sebab, saat itu dia tidak punya biaya untuk mendirikan bangunan dan mencari lahan. Dia pun berbicara dengan warga setempat hingga akhirnya ada rumah warga yang bisa disewa.
"Saya ini apa sih, gaji saya juga terbatas, saya kan memang belum bisa untuk mendirikan bangunan. Waktu itu saya tanya 'Bu kira-kira ada rumah kosong ndak bisa dikontrakkan, kalau bisa saya kontrak dulu'. Warga di sana karena tahu saya mau mendirikan TK di situ, antusias, 'Ada Pak, rumah saya aja, monggo, silakan bayar sebisanya'," kata Bripka Heri mencontohkan percakapan dengan warga.
Rumah itu kemudian disewa Bripka Heri dengan biaya Rp 1 juta per tahun. Kemudian, dia membayarkan uang sewa untuk 5 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan TK, Bripka Heri kemudian menyediakan tempat bermain anak hingga buku-buku.
"Akhirnya sedikit demi sedikit saya kasih mainan yang layak mainan dan lain sebagainya," jelasnya.
Ke depannya, Bripka Heri berkeinginan untuk membuat bangunan permanen untuk TK Bumi Damai Indonesia ini. Untuk saat ini, dia telah memperoleh lahan wakafdari warga yang kemudian akan dibangun sekolah jika dana sudah terkumpulkan. Lokasi tanah itu berada di sebelah bangunan TK saat ini.
"Nah akhirnya saya dikasih wakaf tanah sama ibu yang punya kontrakan, dia takut TK-nya pindah. Akhirnya diwakafkan di saya untuk pembangunan TK ke depan, tapi belum saya bangun, saat ini saya masih ngontrak," jelasnya.
Biaya Operasional dari Tukin
Lalu dari manakah pendanaan operasional TK Bumi Damai Indonesia ini? Bripka Heri memperuntukkan seluruh tunjangan kinerja (tukin) sebagai anggota Polri untuk biaya operasional sekolah dan gaji guru.
"Alhamdulillah istri juga mendukung, saya bilang sama istri 'Ma, kalau untuk ini tukin saya buat operasional TK ya' ya alhamdulillah untuk guru-guru mau berjuang, saya nggak begitu besar menggaji gurunya," jelasnya.
Sekitar Rp 2 juta dibutuhkan untuk operasional TK dan menggaji guru. Selain itu, Bripka Heri juga memberikan seragam secara gratis kepada anak-anak pada saat pendaftaran.
"(Operasional) sekitar Rp 2 juta, gaji guru itu sekitar Rp 1,7 juta, terus Rp 300 nanti untuk operasional untuk listrik. Itu rutin tiap bulan. Itu ada tambahan lagi kalau membeli, kalau misalkan angkatan baru saya belikan seragam, anak-anak saya kan seragamnya kayak TK Bhayangkari itu, jadi seragamnya polisi semua. Terus nanti membelikan ATK, tapi itu kan nggak setiap bulan," sebut dia.
"Pokoknya saya tukin Rp 2,7 itu (juta) untuk itu, tukin saya Bripka kan Rp 2,7 juta. Itu untuk operasional," imbuhnya.
Berdiri Tahun 2020
Bripka Heri menyebut ide pendirian TK ini sudah ada sejak 2019. Namun, baru terlaksana tahun 2020. Hingga kini, TK Bumi Damai Indonesia telah memiliki 3 angkatan.
Pada angkatan pertama, jumlah murid sekitar 28 orang, tahun kedua 25 orang dan sebanyak 22 orang pada tahun ketiga.
"Kita udah meluluskan 2 angkatan, dari 2020. Sebenarnya sebelum itu kita sudah (ada rencana), kan itu pas COVID, sebelum itu kan kita sudah mulai latihan-latihan gitu 2019, banyak yang antusias untuk menjadi siswa akhirnya itu 2020," jelasnya.
TK Bumi Damai Indonesia ini berjarak sekitar 1,5 jam dari Kota Yogyakarta menggunakan kendaraan pribadi. Sementara, jarak sekolah dari jalan raya di Gunungkidul sekitar 300 meter.
"Dari jalan raya ke TK paling 200-300 meter, kan dari jalan raya masuk ke TK, untuk masuk roda 4 bisa, cuma ke TK-nya itu harus jalan kaki sedikit. Cuma untuk jalan aspal belum, baru cor kanan kiri, tengahnya tanah. Dari tanah itu ke TK paling ndak nyampe 50 meter," tutur dia.
Bripka Heri sendiri tiap bulan melakukan kunjungan ke TK Bumi Damai Indonesia. Kunjungan itu ada disesuaikan dengan jadwal berdinas di Polda DIY.
"Sebulan sekali saya ke sana. Saya datang, saya ngajar. Nggak tentu, saya nanti ngeliat kegiatan kantor saya, kalau hari Selasa itu pas lagi nggak ada kegiatan full saya izin, saya izin ke pimpinan saya untuk menengok TK. Tapi pas ada kegiatan ya saya cari hari lain," tuturnya.
Kasih Bansos Door to Door
Bripa Heri sendiri berasal dari Panggang, Gunungkidul dan saat ini berdomisili di Sleman, DIY. Selain mendirikan TK, Bripka Heri juga memberikan bantuan sosial kepada warga di Gunungkidul. Bantuan yang diberikan berupa sembako hingga membantu pembangunan vihara.
"Saya kan kegiatan saya sering di pelosok-pelosok, misalnya dekat pantai itu saya pernah merenovasi vihara, terus warganya itu saya door to door yang ndak mampu saya kasih, ya seadanya sih sembako gitu, terus nanti beda kecamatan lagi, misalnya di perbatasan Klaten itu," jelasnya.
Heri mulai berdinas pada 2007 di Sabhara Polda DIY. Pada 2008 hingga sekarang, Bripka Heri bertugas sebagai anggota Provos, Bidpropam Polda DIY.
"Saya mulai pendidikan 2006, penempatan 1 Januari 2007, satu tahun di Sabhara, kemudian tahun 2008 saya masuk di Provos, sampai sekarang masih di Provos," jelasnya.
(lir/hri)