Cari Solusi Tembok Rawan Jebol, Giliran Bu Ami Dipanggil Dinas Citata

detikcom Do Your Magic

Cari Solusi Tembok Rawan Jebol, Giliran Bu Ami Dipanggil Dinas Citata

Danu Damarjati - detikNews
Senin, 20 Feb 2023 16:11 WIB
Tembok rumah Bu Ami dilubangi agar terlihat bahwa tak ada fondasi di tanah uruk tetangga di sebalik tembok. 10 Februari 2023. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Tembok rumah Bu Ami dilubangi agar terlihat bahwa tak ada fondasi di tanah uruk tetangga di sebalik tembok. 10 Februari 2023. (Rumondang Naibaho/detikcom)
Jakarta -

Tembok Bu Ami di Tebet, Jakarta Selatan, sudah rawan jebol, namun solusi masih dicari. Setelah tetangga Bu Ami bernama Abdurachman dipanggil oleh Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan (Citata) DKI pekan lalu, kini giliran Bu Ami yang datang memberikan keterangan ke Dinas Citata.

"Terkait permasalahan tersebut, pagi tadi kami mengundang pihak Ibu Ami untuk memberikan keterangan sebagai bahan proses pendalaman," kata Subkoordinator Urusan Pengaduan dan Penanganan Hukum Dinas Citata DKI, Maulana, kepada detikcom, Senin (20/2/2023).

Masalah ini ada di lingkungan permukiman RT 4 RW 10, Kelurahan Kebon Baru, Kecamatan Tebet. Di kawasan itu, tembok rumah yang dihuni Abdul Somad, Ami, dan anaknya menjadi retak dan rawan jebol. Penghuni rumah menduga retaknya tembok mereka gara-gara urukan di lahan tetangga di sebalik tembok, yakni lahan Abdurachman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Tadi, pihak Bu Ami) Dimintakan keterangan terkait keretakan tembok rumahnya," kata Maulana.

Subkoordinator Urusan Pengaduan dan Penanganan Hukum Dinas Citata DKI Jakarta, Maulana. (Rumondang Naibaho/detikcom)Subkoordinator Urusan Pengaduan dan Penanganan Hukum Dinas Citata DKI Jakarta, Maulana (Rumondang Naibaho/detikcom)

detikcom menghubungi Bu Ami. Dia mengatakan pertemuan di kantor Dinas Citata tadi berisi penyampaian keterangan soal temboknya yang telah menjadi retak.

ADVERTISEMENT

"Ditanya kapan retaknya, saya jelaskan itu retaknya karena urukan (lahan Abdurachman)," kata Bu Ami.

Dia juga menjelaskan retakan tembok bervariasi, berkisar antara 1,5-3 meter. Dia juga menyampaikan keinginannya supaya temboknya tidak jebol.

"Satu, buat fondasi yang baik (di tanah Abdurachman itu). Dua, buat turap yang kokoh. Ketiga, dibangun tembok," kata Bu Ami.

Dia mendapatkan informasi, mediasi ketiga sebagai mediasi akhir akan digelar meski waktu pastinya belum didapati. Mereka juga ditanya perihal kronologi pengurukan tanah. Suami Bu Ami, Abdul Somad, menjelaskan bahwa lahan di sebalik temboknya mirip semak-semak saat sebelum 2016, namun permukaannya tidak setinggi sekarang yang sudah hampir setara dengan genteng rumahnya.

"Urukan antara 2016-2017. Dulunya, sebelum 2016, orang buang-buang puing di situ. Semak belukar. Saat itu masih rendah, belum tinggi seperti sekarang. Karena terus diuruk buang puing, maka sampai setinggi itu," kata Abdul Somad.

Tanah uruk Abdurachman yang mepet dengan tembok rumah Bu Ami. Tembok Bu Ami menjadi rawan jebol. (Rumondang Naibaho/detikcom)Tanah uruk Abdurachman yang mepet dengan tembok rumah Bu Ami. Tembok Bu Ami menjadi rawan jebol. (Rumondang Naibaho/detikcom)

Dalam pertemuan dengan Dinas Citata DKI tadi, Bu Ami dan suaminya mengemukakan pertanyaan soal izin mendirikan bangunan (IMB) yang seharusnya dimiliki Abdurachman atas lahan yang diuruk itu. Namun Somad dan Ami merasa tidak mendapatkan jawaban. Lebih dari itu, Somad dan Ami berharap ada solusi segera sebelum tembok mereka benar-benar runtuh. Mereka khawatir tembok rumah mereka sudah tidak kuat lagi menahan tekanan urukan tanah dari arah lahan Abdurachmn karena temboknya sudah lapuk.

"Kita menunggu tindakan selanjutnya dari Pemprov DKI," kata Somad.

(dnu/dnu)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads