Terapis salah satu rumah sakit (RS) di Depok, Hendi, ditetapkan sebagai tersangka. Tindakan Hendi menjepit kepala anak pengidap autisme, RF (2), menuai kecaman publik.
Kepada penyidik, Hendi mengaku menjepit pasien terapis tersebut atas alasan prosedur penanganan.
"Karena dalam penanganan anak berkebutuhan khusus, itu memang sudah prosedurnya, dengan mengapit kedua paha supaya tidak berontak, itu pengakuannya," kata Kapolres Metro Depok Kombes Ahmad Fuady kepada wartawan di Depok, Jumat (17/2/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tindakan Hendi saat menjepit anak bawah tiga tahun (batita) tersebut viral di media sosial. Dalam video yang beredar, tampak Hendi menjepit kepala anak yang mengidap autisme.
Tidak tampak kepala dan kedua tangan bocah tersebut karena diduga ditindih terapis berbadan besar tersebut. Bocah tersebut tampak meronta-ronta dan menjerit.
Namun terapis itu terlihat tetap duduk selonjor seolah tak terjadi apa-apa. Dia tetap santai memainkan ponsel miliknya yang diletakkan di lantai.
Sementara itu, kaki bocah autisme tersebut sudah terpental-pental karena berontak ingin keluar dari impitan pria bertubuh besar itu.
Tindakan tersebut dianggap sebagai salah satu metode dalam terapi agar anak pengidap autisme berhenti memberontak. Pihak kepolisian sampai memastikan hal ini kepada ahli.
"Dari keterangan ahli, yang sudah kita periksa bahwa itu merupakan metode supaya si anak ini tidak berontak atau karena dia memiliki tenaga tinggi bisa diminimalkan perlawanan," ujarnya.
Namun tindakan Hendi dinilai tidak sesuai dengan standard operating procedure (SOP) terapi. Sebab, pria tersebut sampai tertidur saat menjepit si bocah autisme.
"Iya, metode terapi dengan cara blocking. Tetapi itu di luar SOP yang sudah ditetapkan, karena menurut pelapor, si terapis ini tertidur dan menggunakan HP," katanya.
Tindakan lalai Hendi membuatnya ditetapkan sebagai tersangka. Saat ini Hendi tidak ditahan dan dikenai wajib lapor ke kantor polisi.
"Iya (ada unsur lalai sebagai unsur pelanggaran pidana), karena dia lalai dan si anak menjerit-jerit tidak diperdulikan sama dia. Karena lalainya si terapis ini saat dia melakukan kegiatan terapis dia tertidur dan menggunakan HP sehingga anak meronta-ronta tidak diperdulikan oleh si terapis ini," jelasnya.
Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak Video: Kasus Bocah Autis Dijepit Terapis di Depok, Polisi Turun Tangan