2 Korban Bantu Dede Serial Killer Gali Lubang, Ternyata untuk Kuburannya

2 Korban Bantu Dede Serial Killer Gali Lubang, Ternyata untuk Kuburannya

Wildan Noviansah - detikNews
Jumat, 03 Feb 2023 15:34 WIB
Dede Solehudin alias Dede (34), serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat
Dede Sholehudin alias Dede (34), serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat (Wildan Noviansah/detikcom)

Seduhan Kopi di Malam Terakhir


Pada Rabu (11/1) sekitar pukul 20.30 WIB, Duloh bergegas mencari kopi saset. Supaya tak dicurigai, ia juga membeli gorengan untuk disuguhkan kepada para korban.

"Jam 9 malam bilang Bapak, 'harus ngopi dulu sebelum tidur'. Tapi minum kopi ini malam terakhir, harus minum dua kali (jam 21.00 WIB) sama jam 00.00 WIB lewat. Sesudah itu habis gorengan sampai jam 10-11 malam pada tiduran Ai, Ridwan, Wandi (Riswandi), Dede, ada di situ," kata Duloh.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Duloh juga berpura-pura tidur. Tepat pukul 00.00 WIB, Duloh bangun dan mulai meracik kopi beracun.

"Karena ada tugas dari Wowon harus cepat-cepat katanya, sesudah itu Bapak ngisi kopi 4 saset, satu punya Bapak nggak diisi. Yang satu (diberi) dua racunnya, tiga (gelas) kasih 7 (racun tikus)," ucapnya.

ADVERTISEMENT

Duloh kemudian memasak air di perapian menggunakan kayu bakar. Plastik bekas racun dia gunakan untuk mempermudah agar kayu cepat menyala.

"Sesudah itu Dede dibangunin 'kamu jangan enak-enakan wae (saja), harus bantu dong, harus bersama', 'Siap' katanya, bangun dia. Gantian Bapak di depan dia masak sampai mendidih," ujarnya.

Empat gelas kopi yang sudah berisi racun itu kemudian ditunggu hingga airnya hangat kuku. Setelah itu, Duloh kemudian membangunkan Ai Maemunah dan anak-anaknya yang sedang tidur lelap.

Ai Maemunah Mengerang Kesakitan

Pukul 00.20 WIB, semua sudah kumpul. Duloh kemudian mengajak Maemunah dan anak-anaknya meminum kopi yang telah diisi racun dan menghabiskannya sekaligus.

Mereka pun menuruti perintah Duloh. Hanya Neng Ai yang hanya meminum satu sendok karena kondisinya saat itu sedang sakit.

"Saya bilang, kalau mau, kasih saja (Neng Ayu) sedikit biar sembuh dia. Dikasih dia sedikit, cuma satu sendok," ucapnya.

Setelah itu Duloh mempersilakan semuanya kembali tidur. Namun para korban mulai gelisah dan tidak bisa tidur.

"Setelah berbaring tidur, 'aduh Pak puyeng, pusing' saya bilang tidurin saja. 'Nggak bisa tidur', malah keluar busa sambil berteriak 'Awh... awh... awh'," ujarnya.

Mengetahui hal itu, Duloh panik. Dia kemudian membekap mulut korban Ai Maemunah dan mencekiknya.

"Langsung Bapak bekap mulutnya biar tidak teriak, Ai Maemunah juga sama, berteriak. Cuma si Dede belum keluar, berbusa karena sedikit. Si Dede cuma buang-buang ludah doang, puyeng katanya, anak-anak udah berteriak. 'De, kamu harus bertanggung jawab bersama-sama karena dari awal kamu bersama bekerja' kata saya. dia bilang 'siap, Pak'," katanya.

Setelah itu Duloh melarikan diri dan meninggalkan Dede, yang saat itu juga mengalami muntah-muntah. Duloh dan Wowon kemudian ditangkap di Cianjur, Jawa Barat, beberapa hari kemudian.


(wnv/mea)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads