2 Korban Bantu Dede Serial Killer Gali Lubang, Ternyata untuk Kuburannya

2 Korban Bantu Dede Serial Killer Gali Lubang, Ternyata untuk Kuburannya

Wildan Noviansah - detikNews
Jumat, 03 Feb 2023 15:34 WIB
Dede Solehudin alias Dede (34), serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat
Dede Sholehudin alias Dede (34), serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat (Wildan Noviansah/detikcom)
Jakarta -

Ai Maemunah dan dua anaknya tewas diracun serial killer Wowon cs. Dua anak Maemunah, Ridwan (20) dan Riswandi (16), ikut menggali lubang yang ternyata disiapkan untuk mengubur mereka.

Dalam wawancara dengan tim detikcom, Selasa (31/1/2023), tersangka Dede Sholehudin alias Dede (34) mengaku dirinya dibantu dua anak Maemunah untuk menggali lubang sedalam 3 meter. Kedua korban sempat menanyakan tujuan Dede menggali lubang.

"(Gali lubang) sama Riswandi. Bilangnya buat saluran air. Pertama berdua dulu, lalu dibantuin lagi sama Ridwan, jadi tiga orang," kata Dede.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tanpa menaruh curiga, keduanya membantu Dede menggali lubang yang sebenarnya disiapkan untuk kuburan mereka berdua. Dede juga menyebut keempat korban, termasuk Ai Maemunah, yang tak lain adalah istri Wowon, dan Neng Ayu akan dikuburkan dalam satu lubang yang sama.

"Sempat nanya itu lubang buat apa, buat saluran air kata Dede bilangnya. Dia nggak tahu itu buat mereka. Total di sana satu lubang ukurannya lebar 1,9 meter, dalam 3 meter. Iya, mau di satu lubang (dikuburkan)," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Lubang untuk kubur sekeluarga korban 'serial killer' di BekasiLubang yang disiapkan Dede dan korbannya untuk kubur sekeluarga korban 'serial killer' di Bekasi (dok. istimewa)

Peristiwa Pembunuhan di Bekasi

Sebelumnya, Duloh menceritakan detik-detik dirinya meracuni Ai Maemunah dan anak-anaknya, termasuk Dede Sholehudin alias Dede (34). Dede, yang juga tersangka dalam kasus ini, selamat dari maut.

Duloh dan Dede menjemput Ai Maemunah dan anak-anaknya dari Cipeuyeum, Cianjur. Ai Maemunah dan anak-anaknya kemudian dibawa ke kontrakan milik saksi Jeding di Ciketing Udik. Di sana, Dede sudah menyiapkan lubang yang sebelumnya akan digunakan untuk mengubur Maemunah dan anak-anaknya.

"Sesudah hari Sabtu, Bapak pulang menjemput Ai, Ridwan, Neng Ayu, bertiga. Hari Minggu berangkat jam 3 sore, sampai Bekasi jam 10 malam. Bapak nggak sempat nginep, karena ada orang yang mau minta tolong ngobatin yang kesurupan. Silakan saja Pak kalau ada apa-apa bilang Ai katanya," kata Duloh.

Hingga kemudian, Wowon mengeksekusi para korban pada Kamis (12/1), setelah Wowon memintanya segera mengeksekusi. Wowon merasa dendam kepada Maemunah dengan dalih tak dirawat saat dirinya sakit.

"Hari Rabu (11/1) Bapak disuruh pergi, ditelepon sama si Wowon. 'Hari Rabu malam Kamis harus dilenyapkan itu istri saya, anak tiri saya, sama anak saya'," kata Duloh menirukan percakapan dengan Wowon.

Duloh mengatakan meyakinkan Ai Maemunah untuk minum kopi pada malam terakhir atas perintah Aki Banyu, yang merupakan sosok fiktif rekaan Wowon.

"Malam ini terakhir harus minum kopi dua kali, nurut, suruh Aki Banyu juga sama kayak gitu. Bapak ngomong sekalian saja kan si Ai juga sudah tahu sudah dibilangin juga sama Aki Banyu harus minum dua kali," kata Duloh.

Baca selengkapnya di halaman selanjutnya....

Simak Video: Teganya Dede Serial Killer Rela Istri Dibunuh Demi Dapat Duit

[Gambas:Video 20detik]



Seduhan Kopi di Malam Terakhir


Pada Rabu (11/1) sekitar pukul 20.30 WIB, Duloh bergegas mencari kopi saset. Supaya tak dicurigai, ia juga membeli gorengan untuk disuguhkan kepada para korban.

"Jam 9 malam bilang Bapak, 'harus ngopi dulu sebelum tidur'. Tapi minum kopi ini malam terakhir, harus minum dua kali (jam 21.00 WIB) sama jam 00.00 WIB lewat. Sesudah itu habis gorengan sampai jam 10-11 malam pada tiduran Ai, Ridwan, Wandi (Riswandi), Dede, ada di situ," kata Duloh.

Duloh juga berpura-pura tidur. Tepat pukul 00.00 WIB, Duloh bangun dan mulai meracik kopi beracun.

"Karena ada tugas dari Wowon harus cepat-cepat katanya, sesudah itu Bapak ngisi kopi 4 saset, satu punya Bapak nggak diisi. Yang satu (diberi) dua racunnya, tiga (gelas) kasih 7 (racun tikus)," ucapnya.

Duloh kemudian memasak air di perapian menggunakan kayu bakar. Plastik bekas racun dia gunakan untuk mempermudah agar kayu cepat menyala.

"Sesudah itu Dede dibangunin 'kamu jangan enak-enakan wae (saja), harus bantu dong, harus bersama', 'Siap' katanya, bangun dia. Gantian Bapak di depan dia masak sampai mendidih," ujarnya.

Empat gelas kopi yang sudah berisi racun itu kemudian ditunggu hingga airnya hangat kuku. Setelah itu, Duloh kemudian membangunkan Ai Maemunah dan anak-anaknya yang sedang tidur lelap.

Ai Maemunah Mengerang Kesakitan

Pukul 00.20 WIB, semua sudah kumpul. Duloh kemudian mengajak Maemunah dan anak-anaknya meminum kopi yang telah diisi racun dan menghabiskannya sekaligus.

Mereka pun menuruti perintah Duloh. Hanya Neng Ai yang hanya meminum satu sendok karena kondisinya saat itu sedang sakit.

"Saya bilang, kalau mau, kasih saja (Neng Ayu) sedikit biar sembuh dia. Dikasih dia sedikit, cuma satu sendok," ucapnya.

Setelah itu Duloh mempersilakan semuanya kembali tidur. Namun para korban mulai gelisah dan tidak bisa tidur.

"Setelah berbaring tidur, 'aduh Pak puyeng, pusing' saya bilang tidurin saja. 'Nggak bisa tidur', malah keluar busa sambil berteriak 'Awh... awh... awh'," ujarnya.

Mengetahui hal itu, Duloh panik. Dia kemudian membekap mulut korban Ai Maemunah dan mencekiknya.

"Langsung Bapak bekap mulutnya biar tidak teriak, Ai Maemunah juga sama, berteriak. Cuma si Dede belum keluar, berbusa karena sedikit. Si Dede cuma buang-buang ludah doang, puyeng katanya, anak-anak udah berteriak. 'De, kamu harus bertanggung jawab bersama-sama karena dari awal kamu bersama bekerja' kata saya. dia bilang 'siap, Pak'," katanya.

Setelah itu Duloh melarikan diri dan meninggalkan Dede, yang saat itu juga mengalami muntah-muntah. Duloh dan Wowon kemudian ditangkap di Cianjur, Jawa Barat, beberapa hari kemudian.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads