Aksi Senyap Duloh Serial Killer Habisi 9 Nyawa Selama Bertahun-tahun

Aksi Senyap Duloh Serial Killer Habisi 9 Nyawa Selama Bertahun-tahun

Wildan Noviansah - detikNews
Kamis, 02 Feb 2023 10:59 WIB
Solihin alias Duloh (63), eksekutor serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat
Solihin alias Duloh (63), eksekutor serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat (Wildan Noviansah/detikcom)
Jakarta -

Sembilan korban tewas di tangan serial killer Bekasi-Cianjur, Wowon Erawan alias Aki (60). Wowon bekerja sama dengan partner in crime, Duloh, membunuh satu per satu korban serial killer selama bertahun-tahun.

Sembilan korban tewas itu rata-rata masih memiliki hubungan keluarga dengan Wowon. Lima korban perempuan yang tewas di antaranya merupakan tenaga kerja wanita (TKW) atau pernah bekerja sebagai TKW.

Dalam wawancara di Polda Metro Jaya, Selasa (31/1/2023), Duloh mengaku mengikuti perintah Aki Banyu, yang tak lain adalah Wowon, karena iming-iming imbalan Rp 500 juta. Namun hingga akhirnya ia tertangkap tim Subdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, uang itu tak pernah didapatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kamu mau nggak ikut sama saya, harus gini... gini... gini.... Caranya gimana, 'Kan saya punya mantan mertua sama istri harus dilenyapkan'," Duloh menirukan percakapan dengan Wowon.

"Saya tanya dilenyapkan gimana, dia jawab 'dihabisi, dibunuh, kamu berani nggak'. Kalau ada suruhan dikasih uang gede, pasti mau. 'iya nanti dikasih Rp 500 juta', tapi masih banyak katanya, belum sempat bilang dia," tambah Wowon.

ADVERTISEMENT

Duloh, yang dianggap bisa mengobati orang sakit, melakukan pembunuhan secara senyap sejak 2021. Seluruh korban dibunuh Duloh pada malam atau dini hari.

Solihin alias Duloh (63), eksekutor serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa BaratSolihin alias Duloh (63), eksekutor serial killer Bekasi dan Cianjur, Jawa Barat (Mei Amelia/detikcom)

Noneng dan Wiwin Dibunuh dalam Semalam

Cerita diawali dengan pembunuhan ibu dan anaknya, Noneng dan Wiwin. Noneng adalah mertua Wowon, sedangkan Wiwin adalah istri pertama Wowon.

Wowon membunuh Noneng dan Wiwin pada Maret 2021 atau sebulan setelah korban lain Wowon, Siti Fatimah tewas di perairan Bali pada Februari 2021. Noneng dan Wiwin dibunuh sekaligus pada malam yang sama di rumah Duloh di Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat.

"Semalam itu bersama-sama Noneng jam 10.00 (malam) sudah lenyap. Wiwin jam 10.30 malam datang dianterin sama Wowon," kata Duloh.

Wowon kemudian menarik Wiwin ke dapur. Pada pukul 23.00 WIB lewat, Duloh membunuh Wiwin dengan cara dicekik.

"Sesudah jam 11.00 malam, si Wowon datang lagi bawa amplop tiga biji. Ditarik si Wiwin ke ruangan mau arah ke dapur, ditutupin sampai tiga amplop di wajahnya. Sesudah itu suruh tidur ditumpangin amplop tiga itu di mukanya supaya enggak kelihatan. Si Wowon pergi, (Wiwin) dilenyapkan, dihabiskan, saya cekik," tutur Duloh.

Tepat pukul 00.00 WIB, jasad Noneng dan Wiwin dikubur di galian tanah yang sudah disiapkan oleh Wowon di belakang rumahnya. Pukul 01.00 WIB dini hari, Wowon selesai menguburkan Noneng dan Wiwin.

"Langsung dimasukin ke lubang itu di belakang rumah jam 12.00 malam itu beres. jam 01.00 WIB langsung diberesin, diratakan tanahnya. Jam 02.00 WIB, kemudian Wowon datang lagi, nanya 'gimana beres?' beres, saya jawab," tuturnya.

Simak video 'Begini Aksi Wowon saat 'Menjelma' Jadi Aki Banyu':

[Gambas:Video 20detik]



Baca di halaman selanjutnya: detik-detik Duloh eksekusi Parida....

TKW Parida Tewas Diracun

Korban berikutnya adalah Parida, seorang TKW asal Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Parida tewas diracun dan dicekik oleh Duloh pada Juli 2021, di sebuah rumah yang dikontrak oleh Wowon di Cicurug, Kertajaya, Cianjur, Jawa Barat.

"Sampai jam 7.00-08.00 malam, sama bapak (Parida) dikasih kopi (racun). Kata Wowon dikasih satu, jam 8.00-8.30 malam dia (Parida) bilang puyeng, pusing. Saya bilang 'kalau puyeng tidurin aja'. (Parida) nggak bisa tidur, malah keluar busa (dari mulutnya)," kata Wowon.

Tak lama, Wowon menelepon Duloh dan menanyakan bagaimana kondisi Parida. Duloh menjelaskan bahwa Parida mulutnya berbusa, lalu Wowon meminta Duloh mencekiknya.

"Kata Wowon 'harus dibantu dicekik', langsunglah lenyap, sudah habis itu nyawanya jam 11.00 malam," ucapnya.

Setelah Parida tewas, Duloh kemudian mengubur jasadnya di lubang galian yang telah disiapkan di dalam kontrakan tersebut. Duloh selesai menguburkan jasad Parida pada pukul 4 dini hari.

"Saya masukkan (jasad Parida) di lubang itu, sudah dibaringkan langsung. Kan ada 6 karung tanah itu, dikarungin langsung dimasuk-masukkin supaya nggak timbul, rata tanahnya, kalau dikarungin rata. Setelah itu beres langsung ditaburin yang nggak dikarungin sampai jam 4 subuh sendirian itu. Paginya langsung diberesin nggak kelihatan lah ada kuburan," bebernya.

Pada pagi hari, Wowon menghubungi Duloh menanyakan apakah sudah selesai mengubur Parida. Pada kesempatan itu juga, Duloh menagih janji uang Rp 500 juta kepada Wowon.

"Wowon nanya lagi nelpon 'udah beres, selesai?' Saya tanya gimana cara kasih uang buat saya, kapan yang Rp 500 juta, Wowon jawab 'iya entar belum beres, masih banyak' katanya. Waduh gimana ini," tutur Duloh.

Rumah kontrakan yang pernah dihuni Farida dan Wowon serta keluarganya.Rumah kontrakan yang pernah dihuni Parida dan Wowon serta keluarganya. (Ikbal Selamet/detikJabar)

Bayu Dicekik di 'Lubang Kuburan'

Berikutnya adalah Bayu (2), anak dari Wowon dan Ai Maemunah yang juga tewas diracun. Berbeda dengan korban lain, Bayu dieksekusi langsung oleh Duloh sekitar September 2022, di samping rumah Wowon di Ciranjang, Cianjur, Jawa Barat.

Wowon telah menyiapkan lubang ukuran 1x1 meter di dekat WC di samping rumahnya. Di situlah, Duloh membunuh Bayu pada dini hari.

"Jam 3 Subuh saya disuruh keluar langsung, ketemu di luar 'kok anaknya sendirian' kata saya. Wowon bilang 'iya cepetan naik'. Saya naik langsung ke rumahnya si Wowon, dikasih anak itu sama bapak 'langsung saja lenyapin' kata si Wowon," ujarnya.

Duloh mencekik Bayu hingga tewas malam hari itu. Setelah itu, jasad Bayu langsung dikubur.

"Saya nyari yang gelap dikit di pinggir WC, habis itu (Bayu) langsung dibaringkan dicekik (sama) saya sambil dibekap mulutnya. Sampai setengah jam sampai nggak ada, habis nyawanya langsung dimasukkan ke lubang itu yang udah ada dibikinan si Wowon itu di pinggir WC," ujar Duloh.

Atas permintaan Wowon, Duloh tak langsung pergi malam itu. Duloh dan wowon mengobrol di dekat lubang galian hingga pukul 05.00 WIB pagi.

"Jam 3.00 itu bapak sempat enggak pulang, ngobrol dulu di depan kuburan Bayu. 'Pokoknya jangan pulang dulu sebelum jam 5Β΄sudah, azan subuh jam 5.00 saya pulang langsung tidur sampai jam 8.00 siang. Sesudah siang bapak tetap nanyain aja itu (bayaran). (Dijawab Wowon) 'pokoknya belum ada, entar kalau ada, kalau udah beres semua saya kasih'" tuturnya.

Baca di halaman selanjutnya: Ai Maemunah dan anak-anaknya

Ai Maemunah dan 2 Anaknya Diracun

Korban selanjutnya adalah Ai Maemunah serta 2 anaknya, M Ridwan dan Riswandi (anak Ai Maemunah dari suami sebelumnya yang bernama Didin). Ai Maemunah merupakan istri ke-5 Wowon.

Wowon mengaku tega membunuh Ai Maemunah dengan dalih sakit hati lantaran ketika sakit tak pernah diurus. Selain Ai Maemunah, Neng Ayu (5) yang merupakan anak Ai Maemunah dari Wowon, juga nyaris tewas akibat diracun Duloh.

Singkatnya, Duloh meminta Ai Maemunah dan 3 anaknya untuk minum kopi yang tanpa sepengetahuan para korban sudah diberi racun tikus dan pestisida. Para korban diracun di sebuah kontrakan di Ciketing Udik, Bantargebang, Kota Bekasi, pada Kamis (12/1/2023) sekitar pukul 00.30 WIB.

"jam 12.20 WIB (dini hari) langsung diminum, bapak duluan 'nih begini minumnya langsung habis', mereka nurutin," kata Duloh.

Neng Ayu juga ikut meminum kopi racun itu, tetapi cuma satu sendok. Dede Solehudin, yang juga tersangka dalam pembunuhan ini, ikut meminum kopi racun.

"'Gimana ini Neng Ayu lagi sakit panas badannya', saya bilang kalau mau kasih saja sedikit biar sembuh dia. Dikasih dia sedikit cuman satu sendok. sesudah itu, kalau mau tidur, tidur saja," katanya.

Rumah sekeluarga keracunan di Bekasi (Rumondang-detikcom)Rumah kontrakan lokasi Ai Maemunah dan anak-anaknya diracun serial killer Wowon cs di Bekasi (Rumondang-detikcom)

Para korban kemudian kembali ke kamar masing-masing. Tak lama setelah itu, para korban mengerang kesakitan.

"Ai sama Ayu di kamar, Dede sendiri di kamar, Ridwan, Wandi (Riswandi, red) sama bapak di tengah. Setelah berbaring tidur, 'aduh, Pak, puyeng, pusing' saya bilang tdiurin saja. 'Nggak bisa tidur' malah keluar busa sambil berteriak 'Awh... awh... awh...'," tutur Duloh.

Duloh panik, lalu menghubungi Wowon, yang kemudian menyuruhnya mencekik para korban. Setelah mencekik Ai Maemunah, Duloh lalu kabur meninggalkan Dede.

"Langsung Bapak bekap mulutnya biar nggak teriak. Ai Maemunah juga sama berteriak. Cuma si Dede belum keluar berbusa karena sedikit. Si Dede cuman buang-buang ludah doang, puyeng katanya, anak-anak udah berteriak. 'De, kamu harus bertanggung jawab bersama-sama. karena dari awal kamu bersama bekerja' kata saya. Dia (Dede) bilang siap, Pak," katanya.

Pembunuhan terakhir ini yang membuat Duloh ditangkap. Duloh dan Wowon ditangkap di Cianjur, Jawa Barat, pada Januari 2021.

Halaman 4 dari 3
(mea/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads