Menteri PUPR Jelaskan soal 6 Tahun Sodetan Ciliwung 'Nggak Diapa-apain'

Menteri PUPR Jelaskan soal 6 Tahun Sodetan Ciliwung 'Nggak Diapa-apain'

Kanavino Ahmad Rizqo - detikNews
Rabu, 25 Jan 2023 14:42 WIB
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono saat ditemui wartawan di Hotel Marriott, Sleman, Selasa (22/11/2022).
Menteri PUPR Basuki (Jauh Hari Wawan S/detikJateng)
Jakarta -

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menjelaskan maksud pernyataannya terkait proyek sodetan Kali Ciliwung 'nggak diapa-apain' selama 6 tahun. Basuki mengatakan pernyataan itu terkait tahapan pembangunan sodetan Kali Ciliwung.

"Kan ada di tabel yang 600 meter di outlet itu dari 2014-2015 selesai. Yang sekarang ini dari 2021 mulai kerjanya, akhir 2021. Jadi setelah 2015, baru 2021 lagi baru mulai," kata Basuki kepada wartawan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (25/1/2023).

Untuk diketahui, total panjang terowongan sodetan Kali Ciliwung menuju KBT ini mencapai 1,2 kilometer. Proyek tersebut sempat terhenti karena urusan pembebasan lahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Iya (pembebasan lahan), termasuk outlet sana 2015-2017 baru dipasang sheet pile-nya, tapi tanahnya belum dinormalisasi," ujar Basuki.

Menurut Basuki, pembebasan lahan itu ternyata bisa dilakukan. Namun dia tak mengetahui pendekatan apa yang dilakukan Pj Gubernur DKI Heru Budi Hartono.

ADVERTISEMENT

"Saya kan tergantung pemdanya. Ternyata beliau bisa itu," ujar Basuki.

Basuki sebelumnya menyinggung konsistensi pembangunan proyek sodetan Kali Ciliwung. Dia menyayangkan 6 tahun proyek tersebut terhenti.

"Kalau itu konsisten dilakukan dari dulu, pasti sudah berkurang (banjirnya). Yang masalahnya kan tadi Pak Presiden bilang enam tahun nggak diapa-apain, normalisasi nggak diapa-apain, sodetan nggak diapa-apain," kata Basuki di area outlet proyek sodetan Kali Ciliwung (area belakang kampus Trisakti), Jl DI Panjaitan, Jakarta Timur, Selasa (24/1).

Basuki mengapresiasi Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, yang bisa melanjutkan proyek tersebut. Dia meyakini proses normalisasi akan mengurangi banyak banjir di Jakarta.

"Nah, sekarang alhamdulillah, ada Pak Heru ini mulai dikerjakan lagi. Nanti coba kita lihat hujan tahun 2023 ini kalau ini berfungsi, Sukamahi berfungsi, Sentiong mungkin Agustus berfungsi, insyaallah banyak berkurang banyak sekali," ujarnya.

Jokowi Tinjau Sodetan Ciliwung

Presiden Jokowi sebelumnya meninjau progres pembangunan sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT). Sodetan Kali Ciliwung merupakan satu kesatuan dengan Bendungan Ciawi, Bendungan Sukamahi, serta sistem kanal banjir lainnya. Pembangunan sodetan ini merupakan bagian dari upaya menyeluruh pemerintah untuk mengendalikan banjir di wilayah DKI Jakarta.

"Sebenarnya ini proyek lanjutan yang dulu pernah berjalan di 2013 sampai 2016, kemudian berhenti karena masalah pembebasan lahan," ujar Manajer Proyek Sodetan Kali Ciliwung ke Kanal Banjir Timur (KBT), Farida Maharani, berdasarkan keterangan tertulis dari Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden, Selasa (24/1).

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan Video 'Kagetnya Jokowi Sodetan Ciliwung yang Mangkrak 6 Tahun Kini Lanjut Lagi':

[Gambas:Video 20detik]



Farida mengatakan saat ini progres pembangunan sodetan tersebut sudah mencapai 77 persen. Jokowi optimistis proyek sodetan tersebut bisa rampung dan beroperasi pada April 2023.

Jokowi melakukan peninjauan di tiga titik, yakni inlet Kali Ciliwung di Jalan Otista, titik pertemuan (arriving shaft) di Jalan Otista III, dan titik outlet di Kanal Banjir Timur (KBT). Total panjang terowongan sodetan Kali Ciliwung menuju KBT ini mencapai 1,2 kilometer dan saat ditinjau tengah dilakukan pengerjaan dari inlet menuju arriving shaft sepanjang 590 meter.

"Pengerjaan dari inlet ke arriving shaft itu 590 meter dan ini termasuk yang terpanjang di dunia," lanjut Farida.

Sodetan Kali Ciliwung memiliki dua terowongan dengan diameter masing-masing 3,5 meter. Kehadiran sodetan tersebut akan mengurangi debit air hingga 33 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga empat dan 63 meter kubik per detik pada saat status banjir siaga satu.

Halaman 2 dari 2
(knv/haf)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads