Ingatkan Jakarta Terancam Rob, Jokowi Singgung Lagi Proyek Giant Sea Wall

Ingatkan Jakarta Terancam Rob, Jokowi Singgung Lagi Proyek Giant Sea Wall

Eva Safitri - detikNews
Selasa, 24 Jan 2023 12:34 WIB
Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung bersama Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak, Kepala Bappenas Armida Alisjahbana, Menteri Lingkungan Hidup Balthasar Kambuaya, Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif C. Sutardjo meresmikan pembangunan Giant Sea Wall di Rumah Pompa Waduk Pluit, Muara Baru, Jakarta Utara, Kamis (9/10/2014). Proyek ini bertujuan untuk memecahkan permasalahan, memulihkan dan meningkatkan ketahanan lingkungan ibu kota negara secara terintegrasi.
Proyek giant sea wall salah satunya bertujuan mencegah banjir di pesisir utara Jakarta (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan masih ada ancaman banjir rob di Jakarta. Jokowi mengingatkan kembali pembangunan tanggul laut raksasa (giant sea wall).

"Masih ada yang namanya banjir rob, giant sea wall, tanggul laut dari atas belum selesai, masih dari pantai ke sini," kata Jokowi kepada wartawan setelah meninjau proyek pembangunan sodetan Kali Ciliwung, Selasa (24/1/2023).

Dia mengatakan penanganan banjir sudah lebih dulu dilakukan dari bagian hulu. Saat ini, proses pembangunan sodetan Kali Ciliwung sedang dilanjutkan setelah mangkrak beberapa tahun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita tahu penanganan banjir Jakarta harus dari hulu sampe ke hilir. Di hulunya sudah kemarin selesai. Di bangunan Bendungan Ciawi, kemudian Bendungan Sukamahi sudah di atas," kata Jokowi.

Dia menargetkan proyek sodetan Ciliwung dapat selesai kuartal pertama tahun ini. Dia mengatakan proyek sodetan Ciliwung sempat tertunda akibat masalah pembebasan lahan.

ADVERTISEMENT

"Di bawah sudah sampai Jakarta masih ada masalah, sekarang juga sebentar lagi akan selesai mungkin April insyaallah sudah selesai sodetan Ciliwung yang sudah berhenti enam tahun," ujarnya.

Dia mengatakan penanganan banjir di Jakarta dilakukan secara terintegrasi dan bertahap. Jokowi sampai mengulang ucapan 'mengurangi' sebanyak empat kali.

"Bukan pekerjaan yang mudah. Tapi kalau konsisten kita kerjakan akan mengurangi, mengurangi, mengurangi, mengurangi, sampai nanti akhirnya hilang," ucapnya.

NCICD, Giant Sea WallNCICD mencakup tiga fase pembangunan. Tembok yang menjadi tanggul di pesisir utara Jakarta hanya fase A pembangunan NCICD. (Foto: Dok. NCICD)

Progres Giant Sea Wall

Jokowi sudah beberapa kali meminta dimulainya proyek pembangunan giant sea wall di pesisir utara Jakarta. Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengungkap kendala yang didapati Pemprov saat membangun tanggul pantai, salah satunya ada aktivitas para nelayan di sekitar lokasi.

"Ada beberapa titik yang memang terkendala di lapangan, ada sebagian titik kegiatan warga bukan rumah warga," kata Heru Budi di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (3/1).

Heru menyampaikan di lokasi yang akan dibangun tanggul pantai kerap dijadikan tempat kapal nelayan bersandar. Dia hendak memastikan kegiatan pembangunan tanggul pantai dapat disosialisasikan dengan baik kepada warga sekitar.

Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

Simak Video: Reaksi Heru Disentil Jokowi soal ITF Sunter-Sodetan Ciliwung-Giant Sea Wall

[Gambas:Video 20detik]



Pada Selasa (3/1), Heru bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menggelar rapat pimpinan (rapim) tentang pengembangan tanggul dalam program Pembangunan Pesisir Terpadu Ibu Kota Negara (National Capital Integrated Coastal Development/NCICD). Pemprov DKI akan membangun tanggul sesuai konsep yang dirumuskan Kementerian PUPR.

Kegiatan rapim berfokus pada penajaman konsep pembangunan tanggul yang akan bersinergi dengan provinsi lain dan pemerintah pusat untuk menjamin Kota Jakarta aman dari banjir rob.

Soal Giant Sea Wall

Secara keseluruhan, pembangunan NCICD terbagi ke dalam 3 fase, yaitu fase A, B, dan C. Fase A terdiri dari pembangunan tanggul atau tembok di tepi pantai yang kini sedang dikerjakan oleh Pemprov DKI Jakarta bersama Kementerian PUPR.

Giant sea wall merupakan pembangunan NCICD fase B dan C. Adapun penanggung jawab fase B adalah Kementerian PUPR dan masih dalam tahap perencanaan. Jadi, pembangunan giant sea wall merupakan bagian dari NCICD.

Berdasarkan dokumen perencanaan pembangunan yang diterima detikcom, pembangunan NCICD fase B mencakup pembangunan tanggul laut luar dan reklamasi laut (pulau buatan) seluas 1.250-4.000 hektare. Pada fase ini juga akan dikembangkan jalan tol dari Tangerang dan Bekasi. Termasuk pembangunan mass rapid transit (MRT) dari pusat kota ke Jakarta.

Pada fase ini, selain pembangunan tanggul laut luar, ada pembangunan stasiun pompa, pintu air, pemindahan jaringan pipa, dan restorasi hutan bakau dengan perkiraan biaya US$ 4,8 miliar.

Sementara itu, pembangunan tahap ketiga alias fase C mencakup pembangunan tanggul luar di sisi timur Jakarta, tapi sampai saat ini belum bisa ditentukan apakah tanggul laut di sisi luar bagian timur diperlukan. Alasannya, penurunan muka tanah di kawasan timur masih relatif lambat dan sungai-sungai utama masih mengalir bebas.

Konsep tanggul laut 'Garuda Raksasa' di perairan Teluk Jakarta dianggap sebagai opsi terbaik untuk mencegah Jakarta Utara tenggelam di 2050. Konsep ini banyak punya manfaat seperti adanya tanggul dan waduk raksasa di Teluk Jakarta. Proyek ini sempat di-groundbreaking pada 9 Oktober 2014.

Halaman 2 dari 2
(jbr/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads